Tidak banyak waktu yang bisa Jihan lalui bersama dengan Taehyung. Keduanya terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing, sesekali bertukar kabar melalui pesan singkat yang keduanya kirimkan saja sudah begitu melegakan untuk di dengar.
Jangan lupakan sifat manja Taehyung yang selalu ingin menghabiskan waktu bersama Jihan di sela kesibukannya, sedangkan wanita Shin si super cuek itu sibuk untuk mengabaikan rengekan Taehyung.
Baik Taehyung maupun Jihan, keduanya kerap mencari-cari kesalahan pada pasangan mereka masing-masing hanya karna sebuah kecemburuan tidak mendasar sebagaimana yang sering pasangan pada umumnya lakukan.
Taehyung menghela napas panjang sekali lagi saat panggilannya untuk si gadis melalui telepon genggamnya kembali di abaikan. Seperti sengaja di abaikan, sebab beberapa detik lalu Jihan masih sempat membalas pesan yang Taehyung kirimkan untuknya, tidak mungkin 'kan Jihan melepas ponselnya dan menghilang dalam beberapa detik saja?
Kim Taehyung, atau yang kerap Jihan panggil akhir-akhir ini dengan sebutan Tae itu mendengus kesal di atas tempat tidurnya, menendang kasar selimut tebalnya dan kemudian membangunkan diri guna membersihkan diri ke kamar mandi.
Taehyung merasa sangat kesal. Terlalu kesal sampai melebihi kapasitasnya mungkin, sehingga tanpa sadar menendang ujung pintu kamar mandi hingga kakinya mengeluarkan darah.
Shit!
Kali ini Taehyung benar menyumpahi Jihan di dalam otaknya, sebagaimana wanita itu membombardir habis perasaannya terhadap wanita itu tanpa sisa. Taehyung tak habis pikir bagaimana Jihan mampu menghipnotis Taehyung secepat ini, dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun? Entahlah, Taehyung bahkan tidak tahu pasti sudah berapa lama mereka menjalin hubungan.
Sekarang waktu Taehyung terkuras habis hanya untuk memikirkan Jihan, benar secandu itu Shin Jihan di dalam hidupnya. Bahkan, sesuatu yang Taehyung paling sukai dulu mampu pria itu tinggalkan sekarang. Bukan, bukan ditinggalkan sepenuhnya. Maksudnya, tanpa di sadari sekali lagi Taehyung bahkan hampir berhenti merokok dan pergi ke klub untuk menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol. "Tapi yang satu itu tidak akan bisa berhenti, sebab itu inti utama dari aku hidup dan Jihan tidak bisa memberikannya padaku," sambung Taehyung dalam hati.
Benar-benar seperti di hipnotis bukan?
Apakah Jihan seorang penyihir cantik kiriman Tuhan untuk dirinya yang kemarin tidak memiliki tujuan sama sekali agar bisa hidup?
Taehyung terkekeh, menggelikan sekali pikirannya di pagi buta seperti ini.
Terlalu sulit bagi Taehyung untuk menggambarkan Jihan itu seperti apa. Mengagumkan, Taehyung menyukai wanita itu. Sangat. Melebihi batas waras yang ia tampung dalam dirinya selama ini kala menjumpai wanita atau bahkan yang pernah hadir mengisi hari-harinya dulu. Jihan berbeda, jauh sangat berbeda dari yang Taehyung pernah temui.
Sebagaimana gadis itu sangat tidak suka sentuhan, bukan berarti ia membenci Taehyung. Tidak, Taehyung tahu bahwa Jihan tidak pernah menjalin hubungan serius dengan pria di umurnya yang kini menginjak angka duapuluh empat tahun. Melanjutkan kuliah sembari bekerja di perusahaan kenalan sang ibu, barangkali membuat Jihan tidak memiliki banyak waktu untuk berkomunikasi lebih terhadap lawan jenis.
Taehyung menjadi satu-satunya pria yang mampu menerobos masuk ke dalam hati gadis Shin itu. Entah apa alasannya, Taehyung tidak pernah mengetahuinya pasti.
🌙🌙🌙
Panggilan video itu sudah berlangsung hampir satu jam lamanya sejak keduanya sama-sama kembali dari alam mimpi.Taehyung melakukan itu setiap hari untuk membangunkan sang kekasih sekarang, benar-benar seperti pekerjaan yang di kerjakan seperti rutinitas sehari-hari.
Rasanya seperti akan gila kalau tidak mengganggu Jihan di pagi-pagi buta, membangunkan wanita cantik itu pada pukul empat pagi karena Taehyung harus sudah mulai bekerja pada pukul lima sedangkan Jihan baru akan memulai aktivitas pukul delapan.
Jihan mendengus kesal di balik selimutnya, hanya menyisakan bagian kepala yang menyembul di baliknya sembari menatap Taehyung mengenakan pakaiannya di dalam layar ponsel miliknya.
"Kau akan mengantar galon ke kantor Namjoon?"
Jihan bertanya dan Taehyung mengangguk sembari menyisir surainya sebentar sebelum menatap Jihan yang sudah sejak lama tidak mengalihkan pandangannya.
"Iya, setelah itu aku akan membantu bibi Kim di kedainya. Kau tahu, aku hampir di bunuh bibi Kim karena tidak bekerja dua hari disana. Dia bilang kedainya hampir bangkrut akibat pria mempesona sepertiku tidak ada di dalam kedai."
Kembali, Jihan mendengus sembari memejamkan matanya lelah. Sungguh percaya diri sekali pria di hadapannya ini.
Beberapa detik setelah sunyi menghampiri keduanya, Jihan merasakan bahwa pipinya memanas.
Demi apapun, hal manis yang pernah Jihan kecap pada lidahnya akan kalah oleh perkataan Taehyung pagi ini, "Kau cantik kalau sedang setengah sadar seperti ini, aku menyukaimu dalam keadaan apapun, sungguh. Tapi dalam keadaan seperti ini aku lebih menyukainya, rasanya seperti ingin membawamu cepat-cepat menghadap pendeta dan mengatakan sumpah dihadapan banyak orang bahwa aku benar mencintaimu."
Tutur kata sempurna yang Taehyung lontarkan mampu membuat gadis Shin itu tersipu malu dengan rona semerah jambu di kedua sisi pipi Jihan menjadi bukti nyata pagi itu.
Taehyung memecah hening kala beberapa menit keduanya terdiam dalam kesibukan masing-masing, "Ku dengar ada seorang pegawai baru di kantor Namjoon, dan kau sering berkomunikasi dengannya?" Pertanyaan Taehyung mengambang tetapi mampu menarik atensi penuh Jihan agar tetap sadar kali ini.
Jihan memajukan bibirnya, "Ohhh, itu Jungkook. Dia anak magang, bukan pegawai." Sahut Jihan
Entah kenapa wahita Shin itu berdebar saat menyebutkan nama Jungkook demi memberi penjelasan pada Taehyung.
"Akhir-akhir ini kau lebih sensitif terhadapku, Ji. Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu di belakang ku kan." Jihan bungkam beberapa detik untuk mencerna perkataan Taehyung, lantas menyahut, "Maksudmu aku sedang menjalin hubungan diam-diam bersama Jungkook, begitu maksudmu. Kau sedang mencurigaiku ya, Kim Taehyung?"
Jihan terkekeh keras di seberang sana, bangun pada posisi santainya kemudian menyurai rambutnya yang berantakan, "Taehyung kau sinting?" Lontaran kata dari Jihan sedikit membuat Taehyung tersentak yang kemudian membuat pria itu hampir tersedak luudahnya sendiri, "Seharusnya aku yang mencurigaimu, Kim. kemarin kau mengatakan padaku akan pergi ke kedai Bibi Kim, tetapi apakah kedai Bibi Kim ada di depan persimpangan sana dan menyediakan kamar untuk bertukar saliva?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PlayHer [ M ]
FanfictionSelama ini Shin Jihan hidup dalam pengawasan orang tua yang overprotektif, tidak di perbolehkan untuk berteman dengan pria apalagi memiliki hubungan istimewa. Hingga pada akhirnya Jeon Jungkook datang, menawarkan sejuta keindahan dunia yang selama i...