Chapter 6. Ternyata Sihir hal yang Sulit.

46 8 14
                                    

Keesokan harinya pada pagi hari. Lagi-lagi aku diantar oleh Ayah ke Guild, sesampainya aku pergi dari Guild menuju Akademi Ksatria Sihir di Kerajaan Gloria, tapi... Seragam untuk kelas Diamond terlalu... mungkin kekurangan bahan...
|bayangkan aja baju yang di pake Shironeko di anime Akarecords|

Hah... pasti Kyouka akan menertawakanku karena pake Seragam kek gini...'

Dan sesampainya di depan gerbang sekolah, disaat aku akan masuk...

"Pagi... Putri Air..." yah... seperti biasa Kyouka datang dengan santainya.

'Ahh.... irinyaa... pakaian untuk laki-laki malah seperti seragam SMA'
"A-, pagi... bisa gak berhenti memanggilku begitu."

"La...?! cocok juga ternyata... bagian bawah gak dingin tuh... ."

"Kamu ini... padahal dulunya juga pernah ngerasaain kan."

"Ya sih hehe."

Kami akhirnya masuk bersama, karena sudah kebiasaan kami berpegangan tangan. Sejak kami berbincang tadi entah mengapa semua orang melihati kami dengan tatapan seperti terkagum.

"Pagi... Pangeran api dan Putri air, pagi pagi dah bermesraan aja." Dari belakang kami ada Mio Trienty.

"Ahh... Trienty, pagi juga, ya iya lah kami kan sud-" Aku langsung bungkam mulutnya Kyouka.

"Hanya kebetulan tadi ketemu di gerbang kok... hehe."
'Kalau terbongkar bisa bahaya nanti...' (bisik)
'Ah... maaf lupa, hehe.' (bisik)

"Kalau kalian seperti itu nanti gampang ketahuan lho... dari tadi aku mengawasi kalian dari gerbang ternyata kalian sudah cukup akrab, dan lagi..." Mio menunjukan tangannya yang saling bergandengan.

"I-itu... sudah kebiasaan..." ucapku yang berusaha mengelak.

"Kebiasaan milik Manther aneh juga..." Ucap Mio sambil berjalan mundur.

"Ya sudah terserah kamu mau bilang apa, yang jelas aku dengan dia tidak ada hubungan yang aneh aneh, dah aku masuk ke kelas duluan." lebih baik aku pergi aja dari sini daripada terbongkar.

Setelah sampai di kelas ternyata hanya ada 5 bangku dan meja, meskipun begitu ternyata luas ruang kelasnya sama seperti kelas pada umumnya sehinga memiliki banyak ruang yang tersisa.

'Ah, Lalfa Saren dan Wen Lairi sudah di kelas...'

Lalu aku dan Kyouka duduk bersebelahan. Setelah beberapa menit Bell masuk berbunyi menandaka pelajaran dimulai.

|sfx bell: Gong....!!!|

Aku sedikit terkejut.
"Ee... Zeon, sepertinya... suara bell disini cukup unik."

"Heh... bukan hanya aku yang berpikir begitu toh."

Lalu Franz memasuki ruang kelas, pelajaran pun dimulai.

"Baiklah untuk pelajaran hari ini, (Menggambar) Seperti yang kita ketahui, semua makhluk hidup pasti akan memiliki energi sihir yang biasa disebut Mana, biasanya Mana ini dapat dirasakan oleh kita, Tetapi ada juga yang tidak bisa menggunakan Mana tersebut. Hal itu terjadi karena ada ikatan sihir yang diwariskan dari nenek moyang mereka.

Dan yang pertama apa itu ikatan sihir? (Menunggu jawaban... lanjut) Ikatan sihir itu bisa disebut dengan jalur yang mengikat diri kita sendiri dengan aliran sihir, untuk beberapa makhluk ada yang memiliki Ikatan sihir yang terputus. Lalu, untuk membuat sihir kita harus memiliki Ikatan sihir yang stabil, semisal ~Fire ball~ untuk sihir bertipe api ini, bukan dibuat dari Mana kita sendiri melainkan Udara yang berada di sekitar kita.

Mana hanya sebagai pengumpul udara yang ada disekitar kita, tetapi berbeda dengan sihir bertipe Listrik, Sihir bertipe Listrik hanyalah penggabungan dari Elemen Air dan Angin yang menimbulkan sebuah percikan Listrik, dan beda lagi jika bisa melakukannya tanpa membuat percikan tersebut, hal itu biasanya dapat dibantu dengan sebuah alat atau kemungkinan kecil itu adalah bakat alami orang itu sendiri." Penjelasannya terlalu panjang aku jadi mengantuk, disaat aku memejamkan mata...

"Mitsuhi!! Mitsuhi!! Bangun nak!! Ya ampun... bagaimana ini bisa terjadi..." terlihat seperti langit-langit yang memiliki lampu panjang... apa ini... rumah sakit?
Hmm...? seperti suara Ibu.'

"Dilaporkan ada sebuah insiden ledakan dari sebuah rumah yang menyebabkan 3 orang meninggal dunia." seperti suara TV.
Hah?! 3 orang? bukannya hanya kami berdua yang berada di dalam rumah?'

"Nee... Onii-chan... Kita akan bertemu lagi di kota Ma-"

"HAH?!!!" aku bangun dengan terkejut, dan itu membuat keadaan kelas menjadi canggung.

"Illy Manther... apakah kamu tidur di kelas?" Tanya Franz.

"Maaf pak..."

"Ya sudah, biar tidak mengantuk bagaiman jika kita langsung praktek saja?"

Semuanya setuju, tapi... Saat Kyouka melihatku seakan ingin tertawa

Kami keluar dari Sekolah menuju Colloseum Akademi.

"Baiklah, kalian akan melatih kekompakkan kalian dalam menghadapi ini, Keluar lah!! PoPy!"

Franz melemparkan Kristal berwarna ungu ke tanah dan munculah sebuah Naga berelemen Gelap dengan ukuran sebesar Bus Sinar Jaya.

Ini... diberi nama Popy?'
"Apaan tuh... Imutnya...!!!" Kyouka... mahkluk seperti itu kamu bilang imut?!

"Tanpa banyak ngomong lagi... Mulai!"

Naga itu mengibaskan Ekornya ke arah Lalfa.
"Haa...!!!" Mio menahannya, dan itu memberi kami ber 4 kesempatan untuk menyerangnya.
"Mio..."

"Zeon!"
"Ya!"

Aku dengan Kyouka Mencoba menyerangnya secara bersama.

"~Fire Bulletto~"
"~Water Bulletto~" Kami mengucapkannya bersama.
|sfx: Splash!! Splash!!! 3x|
Serangan milik Kyouka hanya memberikannya sedikit luka, tetapi jika ditambahkan dengan milikku itu akan memperdalam lukanya sebelum Naga itu beregenerasi.

"Oke!!! Aku juga tidak akan mau kalah! Light Arrow!!"
Lalfa memulainya dengan anak panah berelemen Cahaya, tetapi itu hanya mampu menancap di sayapnya.

"Infinity Punch!! Ora ora ora ora oraa!!!!" Mio memukulnya secara beruntun sehingga membuat Naga itu fokus kepada Mio.

"Assassinate!!" Wen melompat ke atas Naga dan menyerang dengan Belatinya secara Vertikal.

|sfx:GRRRAAAAHH!!!!!|
Naga itu terlihat banyak sekali goresan dan mulai menghilang.
"Mungkin segini saja kah... Kembali Popy!"

"Yang memperoleh kerusakan terbanyak adalah... Wen Sairi, kedua Mio Trinity, Ketiga Illy Manther, keempat Zeon Cymorn, dan terakhir Lalfa Saren. Tapi kelihatannya, ada yang sedang menahan diri disini..."

"Ba-bagaimana Pak Franz bisa tau kerusakan yang kami berikan ke naga itu?"

"Itu karena Naga yang saya panggil adalah Familiar saya."

"Whoa... Familiar dengan seekor Naga berelemen Gelap." Mio bersemangat ketika mendengar seekor Naga bisa di jadikan familiar.

Setelah itu, semua kembali ke kelas tapi disaat aku akan ke kelas, Franz memanggilku.

"Illy Manther... mungkin sebaiknya kamu menggunakan sihir yang lain selain Water Bullet."

"Tapi pak, Jika saya menggunakan sihir yang lain, takutnya akan terlalu besarnya kekuatannya dan hal itu dapat menghancurkan seluruh tempat ini."

"Begitu kah... Bagaimana jika kamu pakai ini," Franz memberikanku sebuah cincin dengan batu kristal berbentuk segi enam.

"Ini... ."

"Itu adalah Cincin Albhis, cincin ini dapat menekan sejumlah kekuatan sihirmu, jadi tidak perlu takut lagi jika kekuatanmu akan terlalu besar."

Lalu aku menerima Cincin Albhis, aku memasangnya di cari telunjuk di tangan kiriku, Setelah terpasang, rasanya seperti ada yang menyedot di bagian tangan kiriku.

"~Water Slash~" Keluarlah sebuah gelombang tebasan air yang menngarah ke batu reruntuhan yang disebabkan naga tadi, dan ternyata kekuatannya masih kuat, tetapi ini jauh lebih lemah dibandingkan disaat aku berlatih sebelumnya.

"Wahh... Terimakasih Franz-sensei!" aku membungkuk, setelah itu kembali ke kelas dengan yang lainnya.

Futari No Isekai. Ore wa kanojo ni natta, Soshite kanojo wa Kareshi nattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang