Kini di rooftop Zoya berada, saat jam pelajaran ia ijin untuk ke toilet pada Bu wati yang mengajar tadi, sebenarnya Zoya ingin ke toilet tapi ia membatalkan niatnya, dan jadilah saat ini, ia berada di rooftop seorang diri sedang duduk di sofa memandang langit yang cerah biru.
"Ini terasa nyata" ucap Abila seraya menutup matanya yang silau akan sinar matahari. "Tapi ini juga terasa mimpi bagi gue " ucap abila seraya melihat kedua tangannya.
Tiba-tiba saja bulir-bulir air mata keluar tanpa diminta. "Hah.... Gue harus apa hiks ini terlalu asing bagi gue hiks" ucap Abila yang langsung menumpahkan tangisannya yang sudah ia tahan beberapa hari ini.
Ia takut, sungguh takut. Sebenarnya ia sangat takut berada di dunia yang asing baginya, ia sudah mencari kenalan dan kerabat jauh nya di dunia ini tapi tetap tidak ada, yang akrab baginya hanya wajahnya dan wajah Alvin, ah tidak, Elgard. Bahkan wajah Jaemin pun seperti tidak nyata.
Tiba-tiba memasuki dunia asing, sendirian tanpa ditemani. Dihadapi dengan kehidupan yang sangat asing baginya. Itu menyakitkan apalagi hanya dirinya yang mengetahui jika dunia ini adalah dunia novel. Ini seperti hidup sendirian.
Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu rooftop. "Lo kenapa nangis?" Tanyanya sembari menduduki dirinya disamping Abila.
Abila melihat pemilik suara itu. "Bara" ucap Abila seraya menghapus air matanya kasar.
"Kenapa ?" Tanya bara menatap Abila.
Abila menggelengkan kepalanya. "Nggak" jawabnya.
"Lo boleh kok jadiin gue sandaran buat Lo" ucap bara menatap ke depan.
Sedangkan Abila yang mendengarnya mengalihkan pandangannya pada Bara dan mengerutkan keningnya namun samar. "Kenapa dia ? bukannya dia gak peduli sama Zoya ya ?" Batin bingung Abila.
Namun tak ayal Abila tersenyum. Yah... setidaknya masih ada orang baik. "Makasih" ucap Abila dan dibalas anggukan oleh bara.
KRINGGGGGGG
Bunyi bel pertanda istirahat berbunyi nyaring sampai ke rooftop. Abila yang tersadar dengan dirinya yang lama menghilang dari pandangan Elgard pun bangkit dari duduknya. Ia takut Elgard mencarinya dan mengkhawatirkan dirinya.
Bara menahan kepergian Abila. "Kemana ?" Tanya Bara seraya mencekal pelan tangan Abila.
Abila melepaskan cekalan itu. "Kelas" ucapnya.
Namun tiba-tiba saja Bara menarik Abila kedalam dekapan Bara.
Abila terkejut, langsung saja ia memberontak meminta untuk dilepaskan. "Lepas sialan" geramnya.
"Sebentar aja zoy gue mohon" ucap lirih Bara.
"Serius aja jirr ? Bara kayak gini ?" Batin terkejut Abila.
"Gue kangen Lo mauren" ucap lirih Bara yang semakin memeluk erat Abila.
"Mauren?" Batin bingung Abila.
BRAKKK
Tiba-tiba saja pintu rooftop ditendang kasar oleh seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Elgard yang tengah marah. Elgard langsung saja memisahkan pelukan Abila dengan Bara dan menendang keras Bara.
BRUKKKK
"sshhh" ringis Bara memegang perutnya yang sakit.
"Sialan Lo !" Teriak kesal Elgard yang langsung menutupi Abila. "E-el udahh" ucap terbata Abila memilinkan seragam yang dikenakan Elgard.
"Awas Lo! " Peringat Elgard dan menarik kasar Abila yang sudah meluruhkan air matanya. Tak bisa Abila melihat pertengkaran.
"S-sakit El" ucap lirih Abila namun tidak digubris oleh Elgard.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Of Abila ( END ) || Ganti Cover
Teen Fiction(tahap revisi + ada sedikit perubahan) Abila, seorang gadis berusia 24 tahun. Berkarir di dunia menulis dan sudaj banyak menerbitkan buku yang sangat diminati banyak orang. Salah satunya adalah Keyla love story, novel terbarunya. Mungkin seharusnya...