SATU

152 5 0
                                    

Selamat Membaca Kakak-kakak Semua

isi 2,9k word ya

***

KAKI-kaki itu berlalu lalang di jalanan kota Jakarta pada pagi hari ini. Termasuk kaki seorang wanita bernama Nolla Ariesta, dia berjalan memasuki tokonya yang terletak di pinggiran jalan raya. Pagi ini dia sudah sibuk mengurus pesanan roti yang dia terima. Seharusnya wanita itu hanya terima beres karena sudah mempunyai karyawan andalannya, tapi pesanan yang banyak membuatnya harus ikut turun langsung membantu para karyawannya.

Semenjak menikah dengan Gerlad, Nolla diberi hadiah oleh pria itu berupa sebuah toko kue yang ada di pusat, Jakarta, hadiah ulang tahun Nolla. Seiring berjalannya waktu, Nolla juga menambah menu yaitu roti banyak jenis. Kemudian Nolla mengembangkannya dengan baik tokonya yang dia beri nama “Ariesta’s Bakery”, dan sekarang tokonya mempunyai cabang baru di kota Bandung.

“Mbak, tolong orderin box packing, ya, soalnya sudah habis, saya nggak sempat pegang hape,” kata Dea, karyawan pertama yang Nolla ajak bekerja sama dengannya.

Nolla yang sedang memantau kegiatan didapur pun mengangguk. “Okay, De, sama apa lagi biar sekalian aku pesenin?”

Eum...” Dea menoleh sekitar memastikan apa saja yang sudah habis dan yang masih ada. “Kayaknya tepung juga mau habis, terus... telur sama susu, buat jaga-jaga aja kalau ada orderan masuk, bahan lain masih cukup buat sampai besok siang,” ucapnya.
“Okay.” Nolla pun segera menurutinya.

Setelah selesai berkutik dengan ponselnya, wanita itu kembali membantu karyawannya. Tadinya Nolla ingin membantu tim dapur, tapi mereka menyarankan untuk membantu tim packing saja biar tidak kotor.

Sore ini semua karyawan Nolla cabang Jakarta serentak mengucapkan alhamdulillah karena mereka telah selesai dengan pekerjaan mereka membuatkan pesanan kue kering, bolu dan jenis kue lainnya kepada beberapa customer mereka. Wajah-wajah mereka tampak kelelahan, akhirnya mereka bisa berleyeh-leyeh duduk di lantai bersandaran tembok.

Nolla yang tadi izin menjemput anaknya sekarang kembali lagi ke toko dengan membawa es teh yang sempat ia beli saat menuju toko. Dea dan beberapa lainnya membantu Nolla mengeluarkan es teh dari bagasi mobilnya dan membawanya ke dalam toko, dan membagikan kepada seluruh karyawannya yang berjumlah kurang dari 15 orang.

“Loh? Kok ini masih ada di sini,  Arda kelupaan bawa atau sengaja?” tanya Nolla kepada Dea saat keduanya berada di meja kasir. Ardana adalah karyawannya yang bekerja mengantarkan pesanan customer, juga tim dapur saat pesanan roti sedang tidak banyak.

“Oh, kalau itu kata yang pesan mau diambil sendiri di toko, jadinya Aldi tinggal deh,” balas Dea.

“Mau diambil kapan? Rencananya aku mau tutup awal karena kasihan sama kalian, pasti kecapekan banget.”

Nolla tetap sama, orangnya tak tegaan. Karyawan-karyawan Nolla juga mengatakan bahwa bosnya itu beda dari yang lain, lebih royal dan baik hati, berbeda dengan bos-bos lain.

“Sebentar lagi, soalnya dia bilang mau diambil jam empat.”

Tak lama dari selesainya percakapan mereka, seorang laki-laki datang kedalam toko dan langsung menuju bagian kasir. Dea yang terpilih bekerja sebagai kasir dan juga pembuat roti pun langsung profesional untuk melayani laki-laki tersebut dan Nolla langsung berjongkok tanpa melihat customer yang datang, untuk menghitung uang yang didapatkan hari ini.

Let Me Be HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang