"Bugh! Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!" Bunyi pantulan bola basket oleh seseorang. Abram Pratama.
Petang itu, di depan rumahnya, kelihatannya saja fisik Abram sedang memantul mantulkan bola basketnya. Padahal, pemikiran cowok yg mengenakan baju singlet oranye, celana sport & sepatu sport itu sedang berpusat pada 1 titik. Bukan ring basket sebagai saksi bisu yg menunggu kepastian dimasukkan bola basket dihadapannya. Melainkan pada...
(Kenangan Virtual 1)
Kling! Bunyi notifikasi di handphone Abram. Posisi cowok itu baru saja latihan basket, sedang berjalan di koridor ruang kelas menuju kelasnya, bersama 3 temannya : Boy, Putra, & Namja.
"Uwis. Siapa tuh?" Goda Boy yg mendelik nakal. Abram cepat menjauhkan HP-nya dari jangkauan anak itu.
"Cie-cie. Sekarang main rahasia-rahasiaan ya, dari kita-kita." Kalo ini Putra. Sambil 1 lengannya merangkul Abram.
"Pasti dari si Doku." Nah, kalo ini Namja. Si cowok yg gak suka kepo-kepoin masalah orang alias paling menghargai yg namanya privacy.
"Yah, begitulah." Abram melepaskan rangkulan Putra. "Dan buat Boy & Putra, sorry Bro. Hal hal kayak gini gak bisa untuk dibagi-bagi." Lantas, Abram berlari meninggalkan 3 temannya itu.
"Wooy!!" Tereak Boy. Mungkin bermaksud menghentikan Abram. Tapi tentu tidak cowok itu indahkan.
"Dah-dah. Kita duluan aja ke kelasnya." Saran Namja. Kan? Si paling tidak mau ambil pusing. Dan dituruti Boy & Putra
Sementara yg dimaksud, Abram tentu saja, dengan sumringah menuju ke taman belakang sekolah. Duduk & melihat notifikasi HP-nya. Sebuah pesan dari aplikasi cari jodoh yg dia mainkan.
"Halo..."
"Juga..." Ketik balas Abram dengan semangat.
"Perkenalkan, nama saya Cinta. 17 Tahun. Dari Bandung."
"Oh. Hy cantik. Nama saya seperti yg kamu ketahui Abram. 19 Tahun. Dari Surabaya. Emm, kamu tertarik dengan apa yg saya tawarkan ya?" Goda Abram. Padahal mereka sedang ber-chat-an di aplikasi cari jodoh yg sama yg sedang mereka gunakan. Jadi harusnya pertanyaan Abram itu langsung Abram sendiri ketahui lah jawabannya. Tapi balik lagi Abram mau menggoda Cinta.
"Emm, gitu deh."
Abram tebak. Cinta pasti sedang shy shy wedhus di ujung sana. Oh gemasnya! Untung jarak mereka jauh. Jika dekat, pasti Abram sudah menguyel uyel pipi si Cinta Cinta ini.
Apalagi dari foto profil & beberapa unggahan foto saja, Cinta terlihat sangat imut. Rambut halus, panjang, hitam. Mata agak minimalis. Kulit kuning langsat, cerah, mulus. Tipikal tipikal Tiongkok. Tipe tipe Abram.
(Kenangan Virtual 2)
"Mas, kok gelap sih?" Tanya Cinta di ujung sana.
Saat ini, cewek yg bisa dikategorikan mojang Bandung itu sedang melakukan video call dengan Abram.
"Sabar ya geulis? Namanya juga surpise. Gak boleh boleh dong diberitahu di depan." Jelas Abram.
Saat ini, cowok yg mengenakan kaos polos dengan luaran kemeja kotak kotak, dengan bawahan celana Jeans sobek sobek, & bawahan sepatu sneakers itu sedang berjalan ke suatu tempat.
"Emm, okey deh, okey."
"Sabar ya? Dikit lagi kok. Emm, kita hitung bareng bareng dari 1 sampai 4 deh."
"Emm, siap siap."
"Oke. 1... 2... 3... 4."
"Surpriseee!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Sama (Antara Real Life & Virtual)
Teen FictionHalo^^ Selamat Datang & Selamat Membaca^^ Semoga Suka & Jangan Lupa Tinggalkan Jejak^^ Terima Kasih^^