04

133 31 13
                                    


.
.
.

Bunda Jingga menunduk dalam diam di hadapan ibu nya. Iya, yang berteriak memanggil nama Bunda Jingga tak lain dan tak bukan adalah ibunya.

Rey yang berdiri di belakang Bunda Jingga hanya menatap bingung. Suasana yang tiba-tiba mencekam membuat otak Rey lambat memproses keadaan.

" Kamu tuh jadi ibu yang becus! Masa anak masuk ke klinik aja gak tahu! Dimana otak kamu Jiangga Fahreza! " Bentak sang ibu

" Maaf Bu, Jingga___ "

" Maaf maaf, kamu itu bisanya cuman minta maaf terus! " Sela ibu

Perlahan Jingga berani menatap mata ibu nya " tapi Bu, Jingga emang gak tahu kalau Jenora ikut tawuran " ujar nya

Ibu pun mengusap wajah nya kasar " kamu tuh dari dulu bisanya bikin ibu malu aja! Waktu SMA kamu hamil diluar nikah, sekarang kamu gak becus mendidik anak! Ibu malu Jiangga ibu malu punya anak kayak kamu! " bentak nya

Bunda Jingga hanya diam, karena memang yang ibunya bicarakan adalah fakta.

" Maafin Jingga Bu " suara Bunda Jingga kian mengecil

" Sekarang ibu gak mau tau, cepat kamu pergi, bawa anak anak kamu pulang dan angkat kaki dari rumah ibu " ucapan telak dari sang ibu membuat Jingga hanya bisa menunduk diam dalam tangisnya

Rey yang tak terima Buna Jingga kesayangan Eric nya di bentak pun angkat suara. " Gak bisa gitu dong opah! Opah kok seenaknya aja " bela Rey

" Kamu anak kecil gak usah ikut campur! " Bentak ibu

Rey memasang ekspresi jengkel " siapa juga yang ikut campur, orang aku belain Buna nya pacar aku " balas nya

Ibu mengangguk angguk " oh jadi kamu pacar nya Jenora? Pantes gak ibunya, gak anak dan pacarnya sama aja, sama sama gak punya attitude " ejek nya

Rey tersulut emosi " enak aja opah ngomong kayak gitu! Opah tuh yang gak punya attitude! Meskipun opah itu ibu nya Buna tapi jangan seenaknya ngomong kayak gitu ke anak sendiri! Ngomong ngomong pacar aku tuh Eric bukan Abang Jenora " balas nya sengit

Bunda Jingga memberi isyarat untuk diam kepada Rey.

" Kalau itu emang kemauan ibu, Jingga gak papa. Nanti abis jemput, Jingga sama anak anak bakal pergi dari sini " keputusan final Bunda Jingga

" Ibu pegang omongan kamu! " Balas ibu sambil berlalu pergi

Melihat kepergian opah, Rey lantas melayangkan protes kepada Buna.

" Buna kok___ "

" Udah gak papa Rey, sekarang Rey bisa gak anterin Buna ke klinik tempat Jenora sekarang? " Tanya Buna Jingga

" Bisa Buna, aku telpon Eric dulu minta alamatnya dimana " jawab Rey

" Cepat ya Rey, Buna mau ambil tas dulu " ujar Buna Jingga

Seketika itu juga Rey langsung menelpon nomor Eric secara bertubi-tubi.

📞 " Apaan sih Lo nelpon-in gw Mulu " bentak Eric di sebrang sana

" Urgent anjir " balas Rey

📞 " Ya urgent apaan! Ngomong yang jelas! "

" Gw minta alamat klinik tempat Lo sekarang " ujar Rey

📞 " Buat apaan? " Bingung Eric

" Buna udah tau Abang Jenora ikut tawuran___ "

📞 " Lo bego banget sih Rey, gw kan udah bilang jangan sampai Buna tahu!  Jadi cewek kok Cepu banget " kesal si bungsu

Bunda Jingga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang