DESICION

222 6 2
                                    

"Apa Noona yakin sama keputusan ini?"

"Iya,  aku yakin Haruto."

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading~






[Jennie's POV]

Kami berdua sepakat menggugurkannya.

Aku tau ini adalah keputusan beresiko, tapi mau bagaimana lagi. Kita sama sama masih muda, perjalanan kita masih jauh.

Toh aku juga masih belum siap untuk menjadi ibu. Butuh waktu dan pengorbanan yang besar untuk mengurus anak bayi ini.

Bagaimana dengan kuliahku?

Bagaimana dengan karir yang aku idam idamkan selama ini?

Belum lagi nanti saat orang tuaku denger. Pasti mereka bakal kecewa banget sama aku. Ngebayangin aja aku nggak sanggup, apalagi ngeliat langsung.

Belum lagi bokap. Hiiiiyy

Aku tidak bisa ngebayangin kalau Haruto sampai ikut dipukuli bokap. Nggak bisa, pokoknya nggak sanggup ngeliatnya :(

Tapi yang pasti intinya aku juga belum siap!

Aku juga yakin Haruto juga  begitu. Dari wajahnya masih belum ada keyakinan penuh akan pembicaraannya tadi.

Tapi aku salut padanya.
Seenggaknya, walaupun terlihat seperti antara yakin dan tidak yakin sama keputusannya, dia adalah orang yang bertanggung jawab dan bahkan engga nyuruh aku untuk aborsi.

Ini kemauan aku sendiri. Nggak ada yang salah kan?

My body. My choice

[Jennie's POV ends]

"Noona"

"Hmm?"

Panggilan Haruto sukses membuat Jennie tersadar dari lamunannya.

"Apa Noona yakin mau ngelakuin ini? Coba di pikirin lagi. Karena resikonya besar loh"
Tanya kembali Haruto

Terlihat raut kekhawatiran di wajahnya.

Jennie meneguk salivanya.
"Ya mau gimana lagi Ruto. Udah resikonya.."

"Baiklah kalau itu yang Noona mau.. padahal aku sempet berfikir buat tanggung jawab aja loh."
Kata Haruto. Ia mempoutkan bibirnya

Padahal sedari tadi ia sudah memikirkan kata kata apa yang di utarakan jika nanti berhadapan dengan ortunya dan ortu Jennie. Bahkan sampai sempat menimbulkan kesalahpahaman dan cekcok antara dirinya dan Jennie lantaran saking fokus berfikirnya, ia jadi mengabaikan hal-hal yang ada di sekelilingnya, termasuk sang yeojachingunya tersebut

"Bukannya apa apa, aku belum siap ruto... kamu juga pasti belum  siap kan??"

Haruto terdiam.

Ia merasa ada benarnya juga yang Jennie katakan.

Ia juga masih sama tidak siapnya dengan Jennie. Tapi appa nya selalu mengajarkannya untuk menjadi laki laki yang bertanggung jawab dan mau menanggung konsekuensi apa saja perbuatan yang ia lakukan.

"Kalau bicaranya siap atau nggak siap, pasti juga nggak akan siap. Tapi setidaknya walaupun nggak benar benar siap aku mau kok tanggung jawab, karena aku selalu berfikir apapun masalahnya pasti akan selalu ada jalan keluarnya. Tapi kalau memang keputusan Noona udah bulat, aku bisa apa."
Jawab Haruto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE UNBORN CHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang