Prolog

588 18 3
                                    

Angin berhembus kencang ketika badai melanda. Ombak-ombak saling menerjang kapal-kapal pelaut. Awan gelap serta petir yang saling menyahut membuat setiap pelaut engga untuk berkeliaran dihari itu dan memilih untuk bergulung dalam selimut.

Berbeda dengan aktifitas didasar laut. Kini didalam kedalam laut sorak sorai para Mermaid terdengar gempita. Alunan demi aluna nada harpa seolah membuat mereka terlena.

Tepatnya, diatas batu karang besar dengan hiasan yang indah kini Serra Lorenza putri satu-satunya dari pemimpin yang dihormati disegala penjuru laut itu tengah menyandungkan lagu syahdu yang indah dan menghipnotis.

Dengan mata terpejam gadis Mermaid itu seolah menghayati petikan petikan senar dari harpanya. Mengacuhkan tatapan tatapan kagum, dan iri dari para Mermaid lainnya.

Serra Lorenza, gadis tercantik dan anggun. Semua mahluk yang ada dilaut begitu memujanya, menyanjungnya bak dewi. Sifatnya yang ramah, pintar dan baik hati itu membuat para Merman terpesona.

Ketika Serra menghentikan petikan harpanya suara bergemuruh serta tepuk tangan meyambutnya.

"Princess Serra, Suatu kehormatan bagi kami mendengar alunan indah engkau. Terimakasih atas lagu yang kau mainkan" Ucap mahluk kuda laut berkepala manusia itu.

"Tentu, suatu kesenangan bagiku menghibur para mahluk didasar laut ini, Brod" Jawab Serra pada mahluk kuda laut berkepala manusia bernama Brod. 

Brod mengangguk lantas mahluk itu membungkuk hormat ketika Serra berlalu dari hadapannya.

Ekor sewarna emas itu bergerak dengan cepat. Rambut coklat dengan bandana bunga-bunga itu melekat cantik diatas kepalanya. Tatapan mata para mahluk disana seolah ingin menjadikan Serra miliknya. Bagaimana tidak? Untuk seekor mahluk Mermaid, Serra merupakan satu-satunya mahluk yang dikatakan sempurna dan diburu oleh mahluk Vitisalious dan Harvisious karena  ada sesuatu yang berharga tertanam dalam tubuh Serra.

Sesuatu yang berharga yang sering mereka bicarakan, yaitu... Kekuatan dan Keabadian.

***

"Leonder Alexdarion, suatu kehormatan bagiku karena akhirnya setelah sekian lama menunggu anda mengundangku kekediamanmu." Seorang pria berjas hitam itu menyeruak senang ditengah badai diluar melanda.

Pada pukul 07.58 PM pria berjas hitam itu tiba di kediaman Leonder ditemani beberapa bodyguardnya. Menghalau badai yang saat ini menerjang ibukota New York.

"Ya, aku sudah bosan mendengar kau merengek meminta bertemu denganku. Lantas, apa yang ingin kau kerjasamakan denganku, Tuan Narderson? Karena sejujurnya kau mengganggu acara istirahatku" Ujar Leonder. Suaranya yang tegas dan datar membuat pria berjas hitam bernama Felix Naderson itu meneguk ludah.

"Sebelumnya, alangkah baiknya Saya mohon maaf telah mengganggu anda Mr. ALexdarion ditengah badai melanda ini" Ucap Felix.

"Baiklah, saya tidak akan panjang lebar... Apakah kau mau bekerjasama dengan perusahanku, Mr. Alex. Perusahanku akan membangun hotel didalam dasar laut yang terletak di utara jantung New York. Dan, perusahaanku ingin mengajakmu berpartisipasi dengan pembangunan hotel ini" Ujar Felix meneruskan.

Leonder mengernyitkan alisnya, tatapan matanya yang tajam seolah menilai perkataan pria tua dihadapannya.

"Kau tentu tahu jelas, jika itu akan merusak keindahan laut serta mencemarkan lautnya. Dan tentu saja akan sangat sulit meminta izin dari sang presiden" Jawab Leonder. Tubuh tegapnya tampak bersandar angkuh pada sofa putih gadingnya. Mata abu-abunya menyorot tajam dan dingin membuat kepercayaan diri Felix menciut hanya beberapa detik.

Ketika didetik ketiga Felix tersenyum bisnis, memandang Leonder dengan sorot percaya diri yang tinggi.

"Karena itulah, saya ingin bekerjasama denganmu. Tuan Leonder"

Well, dia Leonder Alexdarion. Seorang raja pembisnis muda yang hebat. Semua perusahaan seakan tunduk dibawah tangan kanannya. Perawakan Leonder yang misterius, tampan, mempesona dan dingin. Mampu membuat musuhnya mundur secara perlahan. Bukan hanya itu saja, wajah rupawan tentu disukai oleh kaum hawa bukan? Seorang Billioner muda diumurnya yang kini menginjak 27 Tahun. Hebat. Sempurna. Dan Misterius.

***

"Oh, demi para leluhur.. Apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan Serra, Raja?" Ucap sang Ratu Lorenza dengan nada khawatir yang kentara dalam bola matanya.

"A-aku, tidak ingin kehilangan Serra. Tolong selamatkan putri kita, Raja" Lanjut sang Ratu dengan nada getir, kepalanya menunduk dengan sirip ekornya yang kini berubah warna.

Sang Raja tampak terdiam berpikir dengan mata terpejam dan sebuah trisula emas digenggaman tangannya yang kini mengeluarkan cahaya terang yang membuat mata mahluk awam buta.

Beberapa menit berikutnya, Mata merah api sang Raja terbuka, helaan nafas air gelembung yang keluar dari celah bibirnya yang terkatup rapat itu menyeruak membuat sang Ratu terpekik tidak terima.

"Jalan satu-satunya hanyalah... Mengubahnya" Ucap sang Raja.

****

Publis: 10 Mey 2015. / 11mey2015. Senin.

Mermaid'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang