"Ingatlah, dunia barumu adalah tempat teraman untukmu saat ini."
Song: "Perfect" Ed sheeran
Serra tampak gelisah dalam tidurnya. Kelopak matanya bergetar dengan perasaan tidak karuan.. Entah apa yang dirasakannya dalam tidurnya kini. Ada rasa kehilangan yang perlahan-lahan mulai dirasakan Serra dalam tidurnya.Perlahan-lahan kelopak mata indah itu terbuka. Serra memandang kesekelilingnya dengan perasaan aneh. Tidak seperti biasanya, ada apa dengannya? Helaan nafas berat Serra dan tatapan aneh itu kini terlihat jelas.
Serra untuk sesaat tampak linglung. Bola matanya mengedar kesekeliling tempat untuk yang pertama kalinya dengan awam. Nafasnya semakin berat, dan kepalanya terasa berputar. Kini Serra terbaring diatas ranjang berkenopi disebuah kamar mewah. Dengan perlahan Serra bersandar di kepala ranjang matanya kini sibuk mengitari kamar asing, aneh. Melirik kearah kaki putih nun mulus dengan tidak percaya.
Sepasang kaki yang cantik.
EkorKu? Kemana ekorku. pekiknya dengan pandangan tidak percaya. Serra mengerjabkan mata biru lautnya dengan takjub. Dipegangnya sepasang kaki itu dengan perlahan. Serra tidak percaya jika dia kini memiliki sepasang kaki sempurna.
Kaki yang cantik..
Serra mulai turun dari ranjang dengan pelan. Bertumpu pada pinggiran ranjang seolah dirinya akan terjatuh jika tidak berpegangan. Bertumpu diatas lantai sepasangan kaki Serra di gerakan perlahan dengan gerakan pelan. Mencoba berjalan selangkah demi selangkah memastikan jika dirinya benar-benar berjalan. Walau tertatih.
Senyumanya tampak terbit, Serra tertawa merasa sekali lagi tidak percaya jika dirinya bisa berjalan. Serra dengan langkah mantap mulai mengelilingi kamarnya. Banyak sekali furnitur disana dari mulai patung seorang kepala manusia berbadan ikan salmon, lampu tidur yang berada di samping ranjang serta lukisan lukisan indah yang menggantung cantik diatas dinding. Kamar itu luas dengan sofa besar dengan karpet bulu putih yang lembut.
"Nona.." suara seorang wanita yang kini berdiri diambang pintu. "Anda sudah bangun.."
"Sei.. kau disini" tukas Serra ketika melihat Sei berdiri diambang pintu dengan tidak percaya.
"Ya.. Nona Serra. Aku disini akan menjagamu"
"Ouh, senangnya.. aku kira Papa akan membiarkan aku disini sendirian"
"Mana mungkin Raja Lucas dan Ratu Sira membiarkan anda sendirian tanpa pengawasan, anda tau.. Ratu sangat sedih dia merelakanmu hidup didunia manusia demi keselamatanmu Nona" Ujar Sei.
Serra tertunduk sedih, "Ya, aku tahu Sei. Aku hanya akan merindukan Mama dan Papa"
"Ah! Kau tahu Nona, anda akan mengikuti rutinitas selayaknya manusia.."
"Kau serius Sei?" Tanya Serra dengan gembira. Ya tentu saja Serra gembira dia akan mengikuti kegiatan selayaknya manusia! Serra kira dirinya hanya akan diam saja di dalam kamar ini.
"Tentu saja Nona, anda akan pergi bersekolah. Ah ya! Anda akan pergi ke kampus. Berbaur dengan para manusia karena itulah Raja dan Ratu telah mempersiapkan segala keperluan dan kebutuhan anda"
"Aku tidak percaya ini Sei.. ini seperti mimpi kau tau. Aku selalu membayangkan akan mempunyai sepasang kaki dan berjalan di daratan pasti menyenangkan. Dan kini kau lihat! Aku punya kaki cantik dan berjalan. Kau juga Sei, apa kau senang?"
"Tentu saja Nona, aku juga senang.." Tukas Sei menjawab Nona nya yang kini tampak terlihat gembira.
Serra, wanita yang cantik dan ramah. Gadis yang tidak pernah memandang rendah pada sesamanya walaupun Serra adalah seorang putri Raja dan Ratu yang berkuasa di dasar laut Loren.
"Ah! Nona Serra apa kau tidak ingin mengelilingi rumah besarmu ini? Anda tau rumah ini indah"
"Ya! Tentu saja Sei. Ayo, kita kelilingi rumah ini. Apa ada kolam renang Sei? Kau tahu aku ingin berenang dengan kakiku"
"Ada Nona.. kolam renang yang sangat luas anda pasti takjub" Jawab Sei kemudian mengajak Serra berjalan keluar dari kamar dan menelusuri koridor rumah atau bisa di sebut mansion indah dengan riasan mewah ada beberapa patung berbaju besi di setiap sisi sudut serta banyaknya lukisan laut.
Serra dan Sei menuruni tangga melingkar yang indah. Mata biru Serra menatap setiap sudut rumahnya dengan takjub. Beginikah kehidupan manusia itu? Indah. Gumam Serra dalam hati.
Sei mendorong sebuah jendela kaca besar dengan pelan. "Silahkan Nona.. Sepertinya Nona tidak sabar ingin berenang.."
Sekali lagi Serra takjub dengan kehidupan manusia.. Kolam renang yang luas dengan air mancur indah itu membuat Serra berlari kecil kemudian menceburkan dirinya kesana.
"Segar.." gumam Serra dengan senang. Menelusuri setiap sudut kolom renang itu dengan cepat seolah Serra seorang atlit renang yang handal. Dengan kaki nya tanpa ekor tetap saja cara Serra berenang sangat cepat.
"Sei, kapan aku mulai ke kampusku?" Tanya Serra sembari meliukan tubuhnya di dalam kolam dengan lentur seperti ikan.
"Anda bisa memulainya hari ini Nona.. akan ada yang mengantarmu nanti"
"Baiklah.. sepertinya aku selesai. Aku akan teruskan didalam kamar mandi dan berganti baju.. ah! Bajuku? Apa aku juga punya baju seperti manusia Sei?"
"Tentu, anda punya Nona. Bukankah sekarang anda adalah seorang manusia"
***
Leonder Alexdarion pria tampan nun dingin. Pria arrogant dengan sejuta pesona yang membius semua wanita. Pria kaya raya yang tidak suka berbasa-basi.
Leonder Menatap langit biru berawan dengan diam. Kini pria itu berada disalah satu universitas terkemuka di New Zeland. Leonder berdiri angkuh di dalam salah satu ruangan khusus di universitas itu.Tock.. Tock.. tock.
Bunyi ketukan pintu jati besar itu mengusik ketenangan Leonder. Pria itu terusik, membalikan badannya kearah pintu dan melihat Jeps salah satu orang kepercayaannya kini berdiri disana."Tuan.. sudah waktunya bagi anda untuk rapat. Para dewan serta dosen telah menunggu anda di ruang rapat" Ujar Jeps Pria muda yang kini menjadi kepercayaan Leonder.
Leonder Alexdarion, bukan hanya seorang pengusaha dia juga memiliki universitas terkemuka dan di akui diseluruh dunia. Pria berjas abu-abu yang mencetak tubuhnya yang atletis berambut hitam dan bermata coklat. Leonder kemudian melangkah keluar dari ruangan khususnya diikuti Jeps di belakangnya. Cara berjalannya yang tegas dengan pandangan kedepan berwajah datar hal itu tidak membuat mahasiswi yang melihatnya terpekik girang.
"Tuan.."
Tobecontinue (kamis 19 juli 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid's
FantasyLaut... laut adalah hidupku dan tempat tinggalku. semua jenis mahluk yang berada didalamnya adalah temanku dan saudaraku. Laut. Apa yang bisa kau diskripsikan tentang laut? Pasir putih, semilir angin dan ombak. Laut, Suatu tempat yang indah, ikan...