Ini kah yang namanya cobaan?

3K 28 0
                                    

Aku fyfah, nama yang diberikan orang tuaku untukku, orang tua? ya jika aku mengingat semua nya, aku merasa tak ingin mengenal ayah, sesungguhnya jauh lubuk hatiku aku tak ingin seperti ini..

"fyf ayo makan dulu ibu sudah masak tuh" sapa ibu ku dari depan kamarku

"iya bu...." jawabku, dan ak berharap ibuku tak tau bahwa aku sedang menangis dikamar.

ya begitulah kebiasaan ku kini, aku terlalu sering meratapi nasib diatas kasur tercintaku dan sebuah buku diary kesayanganku.

tak banyak kata atau cerita yang bisa aku luapkan kepada orang lain, buku diary ini lah yang menjadi sumber kepercayaan ku.

Dear diary...

ayah...
disini aku terbaring lemah..
mengingat sejuta kasih sayang yang dulu harusnya kau berikan untuk keluarga kecil ini untuk orang lain...

ayah...
adakah kau disana mengingat ibu? mengingat aku? mengingat resti?
mengingat kenangan kenangan indah dan tawa riang saat bersama?

ayah...
hanya karena kesalahan kecil itu saja kah ayah meninggalkan ibu?
tak ada terlintas dibenak ayah untuk kembali?
Ya Allah....
aku seakan rapuh tak berdaya, aku sangat merindukannya, sangat merindukannya, ya rindu keluargaku...

itulah inti dari setiap ukiran pena di buku diary ini yang selalu aku tulis..

tak terasa aku terlalu fokus dengan buku kesayanganku tanpa sadar bahwa kekasih ku telah berulang kali mengirim pesan, ya sejak kecil aku memang sudah mengenal kata pacaran. tapi syukur selama ini, aku tidak sampai melebihi batas. masih dalam batasan yang wajar.

ku baca pesan, tertulis nama ihza.. itu kekasihku

"malam sayang..." ucapnya.
" sayang?"
"sayang tidur?"
"PING!!!"
astaga aku lupa mencek, sampai sampai dia mengirim pesan lebih dari sekali.

"iya sayang, malam, maap hp aku tadi dicharger" jawabku agar semua tampak baik baik saja.

karena aku tak ingin membawa orang lain kedalam masalah ku cukup aku yang tau.. karena tidak tentu semua orang bisa mengerti apa yang kurasa.

ku lihat hp tak ada balasan dari ihza? apa dia sudah tidur? aku jadi merasa tidak enak karena terlalu lama membalas pesannya.

"sayang.. maapin aku ya, aku lama membalas pesanmu sampai kamu tertidur, selamat tidur sayangku mimpi indah..." tak lupa ku sertakan emot peluk dan cium, just emot okey.

aku kembali meratapi dan termenung..
apa akhir cerita ini? bagaimana cerita keluarga ku kelak...

pikiranku kacau, aku terlalu dalam kesedihan. aku sangat membenci nya, istianah, ya dia adalah istri muda ayahku, dan aku sangat membencinya seakan aku ingin membunuhnya....
oh tuhan semoga aku tidak nekad.

Ku ingat saat ayah berkata dia begitu mencintai ku, ibu dan adikku, tapi sekarang? inikah balasan atas janji janji mu?

aku selalu ingat pesan ayah "jagalah dirimu baik-baik, ayah tidak ingin jika kau sampai salah langkah, jadilah anak yang suksea dan berbakti sayang" kata kaya itu selalu terngianh di telingaku..

bagaimana aku ingin mewujudkan jika ayah disana bersama yang lain? arrghhhh pikiranku sudah semakin ngawur dan mgawur

"Tok tokk... tok tok tok..
fyf, buka pintunya..."

ternyata ibu mengetok, seketika aku langsung memghapus air mata ini supaya ibu tak mengetahui nya.

"kamu kenapa? ayo makan nanti sakit lagi.."

"iya bu, manti makan"

"yaudah ibu tinggal ke kamar ya..."

hufffttttt hampir saja ibu tau aku menangis, ahhhh terasa perutku mulai menusuk nusuk, ya penyakitku kambuh, ini salah satu hal yang tak ku suka penyakit ini selalu kambuh disaat yang tidak tepat.

belum sempat beranjak dari kasur telpon ku berdering

derrtttt derttttt derttt.....

kulihat,ternyata ayah..
sebenarnya aku sangat malas mengangkat telpon nya, tapi aku ingin tau apa yang ingin dia tanyakan.

"hallooo.. sayang belum tidur? bagaimana kabar mu?"

hello masih bisa perhatian? setelah menghancurkan semua? seolah tak ada masalah apa2, ayah kau benar benar tega,gumamku..

Aku rindu ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang