Part 37

14 6 22
                                    

Happy reading guys!!
.
.

Karena Halida di jemput oleh sepupu nya di jam 4 sore, gadis pun pulang sendirian dengan mobil nya. Tak apalah, tugas saja tinggal di rekap sedikit oleh Halida. Jadi, gadis nanti bisa melanjutkan tugas baru nya untuk besok hari.

Gadis pun menepikan mobil nya ke apotek obat karena ingin membeli obat paracetamol tablet untuk meredakan sakit pinggang nya, hp gadis pun berbunyi saat dirinya membayar harga obat tersebut.

"Dek, cepat kamu ke Salon yang dekat dengan apotek tempat kamu membeli obat."

"Ada apa emang bang."

"Sudah, jangan banyak tanya. Cepat kamu kesini, abang mau kamu tau akan apa yang barusan tadi terjadi di salon ini."

"Iya-iya, adek kesana."

Gadis pun mematikan telp dari abang Dede nya, lalu dia menjalankan mobil nya ke arah salon yang berjarak 500 meter itu. Dalam dada gadis tak tampak khawatir dengan perkataan abang nya, tapi dia penasaran apa yang akan dia lihat nanti disana !

Gadis pun telah sampai di salon itu, dia heran setelah memasuki salon disitu malah ada Dokter nya yang terlihat acak-acakan. Dia pun menoleh ke arah sekitar salon, tapi matanya menyorot ke arah bencong yang sedang meremas-remas baju nya sendiri.

"Kalau boleh dijelaskan pada saya dengan kejujuran, disini apa yang barusan saja terjadi ?"

"Sini dek, kamu lihat ke arah vedio di hp abang ini."

Saat melihat vedio LGBT itu, gadis terlonjak kaget dengan dia menepuk dahi nya sendiri. Di dalam vedio itu dokter nya saling memuaskan hasrat dengan diri yang saling bersentuhan, lalu gadis menatap tajam penuh kekecewaan ke arah dokter nya.

Ayah nya dokter pun baru saja datang ke salon ini, beliau juga sudah melihat vedio yang baru saja dikirim oleh bang Dede. Beliau memukuli anak nya sendiri, gadis yang melihat itu dia hanya terduduk lemas di kursi depan cermin salon.

Air mata gadis pun mulai tumpah, saat dirinya ingin meninggalkan salon itu. Dokter pun menahan tangan nya, air mata gadis juga semakin banyak menetes dengan bibir nya yang bergetar.

"Dek, dengarin penjelasan abang dulu nya."

"Apa yang perlu saya dengarkan lagi Pak ?"

"Abang tau kamu kecewa dek, tapi abang begini awalnya bukan kemauan abang. Abang di ajak teman nonton vedio Thailand dek, jadi abang penasaran dengan yang sudah abang tonton. Itulah yang membuat abang belok hingga gak sehat begini dek, abang pasrah saja sama keputusan mu dek."

"CIHH, MENJIJIKAN."

"Apa yang baru kamu katakan SIHA." Ayah nya dokter kembali menampar anak nya.

"Ma'af semuanya, saya pergi saja dari tempat baru yang tidak senonoh ini."

"Dek abang ikut kamu nya, motor abang lagi di bengkel."

"Iya, ini abang saja yang nyetir mobil."

Di dalam mobil gadis memukul-mukulkan tangan nya ke paha nya sendiri. Apa sihh kurang dirinya sampai dokter nya berperilaku menyimpang seperti itu ?
Dia pun melepaskan jilbab karena merasa dunia nya terasa pengap dan gerah, tega hanya kata terakhir itulah yang keluar dari gumaman nya.

Di saat sudah sampai di rumah, gadis pun berlari meninggalkan abang Dede nya. Dia melarikan dirinya ke kamar, semua rasa kesal dan amarah dia tumpahkan dengan memeluk bantal sambil menangis. Dira dan abang Dede yang mau menenangkan gadis mereka tidak dapat masuk ke dalam kamar, karena gadis telah mengunci kamar itu.

Di jam 9 malam, gadis baru saja keluar kamar dengan kantung mata yang membengkak. Dia juga terlihat urak-urakan, Dira pun masuk ke kamar untuk menyimpan barang gadis. Gadis menenteng handuk di lengan nya, lalu memasuki kamar mandi.

DOKTER PRIBADI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang