03 - Real Riki's Paman🦢

23 2 0
                                    

"Saya paman nya pak" bapak-bapak yang mengaku sebagai paman Riki, yang tak lain adalah tukang ojek yang disewa oleh pemuda yatim piatu tersebut untuk datang ke ruang BK sebagai walinya.

"Oo iya saya harap memang bapak dengan Riki benar-benar terjalin hubungan paman dengan keponakan" pak Garto tersenyum begitu pula bapak tukang ojek tersenyum kikuk.

"Mohon maaf, saya ngomong seperti itu soalnya setiap saya memanggil wali Riki yang datang selalu berbeda orang. Saya dapat memaklumi anak tersebut tidak memiliki orang tua, cukup sedih melihat keadaan nya"

Tukang ojek itu terkejut ternyata pemuda yang menyewa nya sebagai wali, tidak memiliki orang tua hingga ia menyewa seseorang sebagai walinya.

Bapak tukang ojek mengangguk mengerti. "Ekhemm eee iya pak saya memang paman nya yang asli, Riki keponakan saya".

"Iya tolong sekali beri dia nasehat, sudah cukup nama Riki tercatat di buku merah saya. Beri dia motivasi agar dia dapat merubah dirinya menjadi lebih baik dan juga teman-temannya. Saya minta Riki bertanggung jawab menanggung biaya rumah sakit Dani dan juga mendatangi rumah nya untuk meminta maaf kepada Dani dan keluarga. Mohon ini disampaikan baik-baik sama Riki dan dilaksanakan secepatnya" ucap pak Garto.

"Baik pak nanti saya bilangin anak itu"

"Yasudah cukup yang dapat saya sampaikan terimakasih bapak telah menyempatkan waktunya untuk datang, jangan lupa sampaikan kepada Riki ya pak"

"Iya pak yasudah saya pergi dulu" pamitnya tukang ojek tersebut. Setelah berjabat tangan tukang ojek itu pun pergi.

Di depan ruang BK sudah terdapat Riki yang duduk santai seraya menunggu wali palsu nya.

"Wahh masih hidup Alhamdulillah" Riki merangkul pundak tukang ojek tersebut.

Yaallah engga jadi deh gue kasian ma anak yatim ini.  Tukang ojek itu melepas rangkulan tangan Riki.

"Lu kudu secepatnya minta maaf sama adek kelas lu si Dani datengin rumahnya sama disuruh tanggung jawab bayarin biaya rumah sakit die yang bonyok hampir mati gara-gara lu tawur"

"Halah gampang ntar gue tinggal minta duit Reyhan, beli rumah sakit pun bisa gue" Setelah itu Riki mengeluarkan selembaran uang merah dan dikasihkan ke tukang ojek. "Suwon yo lek"

"Engga usah deh ikhlas gue mah" ucapnya menolak.

"Halah gegayaan nih ambil gue juga ikhlas" Riki tetap memaksa.

"Engga, takut juga gue ngambil duwit lu"

"Yaelah bang halal ini mah duitnya Reyhan"

"Engga usah itung-itung sedekah ma yatim, lu tuh yang gegayaan gapunya duwit nyewa-nyewa orang" Demi apapun kata-kata itu spontan keluar dari mulut si abangnya.

"Yaallah bang tega bener" Riki drama menghapus air mata nya seolah-olah beneran menangis. "Gue yatim piatu bukan cuma yatim".

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAA HIKS HIKS"

Tenang si yatim piatu hanya pura-pura. Emang rodok gak bek.

Segerombolan teman-teman Riki pun datang. "Yaallah Riki kenapa bang?" Tanya Sean.

"Kesambet demit dimar" jawab tukang ojek asal.

"SEAN HIKS MASA GUE MAU KASIH DUWIT ABANGNYA GAMAU NERIMA MANA GUE DIKATAIN YATIM HIKS" Adunya Riki pada Sean.

"Engga usah haks hiks alayy" ucap Reyhan.

"Udah bang terima aja nyari duwit sekarang susah" usul Satya, dan akhirnya uang nya diterima oleh abangnya. Setelah menerima abangnya pergi.

"Noh udah pergi abangnya balik deh waras lagi"

Riki tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa, padahal baru saja ngereog seperti orang gangguan jiwa.

"Reyhan gue minta duwit buat bayarin pengobatan Dani di rumah sakit" langsung to the point Riki meminta uang kepada Reyhan tanpa basa-basi meminjam.

"Anjing lu malakin gue mulu" kesal Reyhan. "Yaallah bapak lu kaya biar gue bantu habisin duwitnya, please ya gue kudu tanggung jawab dan tau kan gue gapunya duwit"

"Yaallah melas banget muka lu persis orang mbambong dijalanan, iyaa nanti tak kasih" senyum Riki merekah ia reflek memeluk Reyhan. Reyhan selalu baik sama teman-teman nya ia sangat royal. Benar kata Riki itung-itung habisin uang bokap.

"Mbambong apaan?" Tanya jaya yang tak mengerti maksudnya.

"Orang miskin yang minta-minta"

"Oalah pengemis"

*********

"Guys gue pulang duluan ya" pamit jaya sambil bergegas pergi. "Lah ada apa lu kok langsung balik?" Tanya Haris.

"Iya, lu engga mau anterin gue ke rumah sakit jenguk Dani" Riki nyaut, udah gede minta dianterin manja.

"Engga deh, bunda nyuruh pulang cepet" tanpa banyak bincang jaya berlalu begitu saja.

Jaya berjalan menuju parkiran dengan perasaan bingung, aneh saja secara tiba-tiba bunda nya menyuruh pulang cepat tidak biasanya apakah ayahnya pulang. Semoga saja tidak.

Tiba-tiba hp jaya bergetar waktu dilihat ada panggilan masuk dari bunda.

"Iya Bun ada apa"

"Hah Reyna? Emang sekolah disini bukannya dia di Bandung"

"Lah bun?"

Telepon diakhiri oleh Bunda nya jaya. Bunda kasih tahu kalo Reyna yaitu sepupu jaya mau tinggal di rumahnya. Kabarnya Reyna tidak nyaman tinggal di kontrakan yang baru saja ditempati sehari.

"Jaya!" Seruan Reyna memanggil jaya, jaya yang merasa dipanggil pun menoleh.

"Kok lu disini sejak kapan?" Tanya jaya bingung. "Yaampun padahal kita sekelas kok engga nyadar sih"

"Hah beneran?" Reyna mengangguk.

"Ini beneran Reyna yang dulu palanya dibotakin gara-gara kutuan?"

"Jangan diingetin jaya gue malu yaallah"  jaya tergelak. "Engga gitu heran aja lu makin cantik" godanya.

"Yaudah ayok temenin gue ke kosan" ajak Reyna. "Iya tadi bunda juga udah kasih tau, belom aja sehari udah numpang dirumah gue" sewotnya.

"Yaallah bunda lu jaya yang nawarin gue mah mau aja"

"Lu tuh mau mau aja"

Mereka berdua melanjutkan jalan, sampai diparkiran jaya menaiki motor Scoopy nya untung saja jaya tak membawa motor ninja nya kalau iya Reyna bakal susah naik nya.

Di gerbang jaya dan juga Reyna berpapasan dengan Reyhan dkk.

"Oh ini alasan mau pulang cepet" seru Riki.

"Iya katanya disuruh bunda pulang cepet eh bonceng cewe ges" Haris ikut meledek.

Ucapan Haris diikuti gelakan, pluitan, berbagai goda an dari anak Sawan yang lain.

Tanpa menanggapi omongan yang lain yang tak berfaedah. Jaya pergi begitu saja.

"Dih sombong banget ga bilang-bilang kalo punya pacar" sinis Reyhan. "Kenapa lu cemburu, makanya cari pacar" Riki merangkul pundak Reyhan sambil bergurau dengan senyum menggoda.

Reyhan memutar bola matanya malas.

Dark Side of SAWAN [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang