Seorang gadis berparas cantik, dengan mengenakan jilbab diatas kepalanya menutupi rambut. Ia berjalan di koridor sekolah sambil mencari dimana kelas yang akan ia tempati.
"Ini kan ya, kayak nya bener" ia bergumam, lalu masuk ke dalam kelas. Semua murid berbisik dengan teman sebangkunya pasal kedatangan murid baru.
Gadis tersebut tidak ambil pusing ia langsung duduk ditempat yang kosong.
"Murid baru?" Tiba-tiba ada cewek yang datang kehadapanya. "Iya"
"Oo kenalin nama gue Luna, lu siapa?"
"Gue Reyna" mereka saling berjabat tangan. "Kita teman" Luna tampak terlihat senang mendapat teman baru, Reyna juga tak kalah senang.
"Oh iya sebangku bareng gue aja jangan disini, ini tempatnya Reyhan" jelas Luna, mumpung Luna juga sendiri tidak ada teman sebangku. "Reyhan? Oke lah terserah aja" Reyna iya-iya aja lagian mereka teman baru, kalo duduknya sebangku biar makin deket.
*****
"KALIAN GUE KUMPULIN DISINI KARENA KITA MAU NYERANG SMA SEBELAH, LIAT! LIAT TUH TEMEN GUE RIKI DIGEBUKIN, GA TERIMA GUE. KALIAN SIAP!?" Sorak Reyhan, para murid brengsek juga tak kalah semangat. Reyhan sengaja mengumpulkan antek-antek sekolah yang langganan ikut tawuran, ia ga terima kemarin sore tiba-tiba Riki dateng ke dorm mereka dengan wajah babak belur.
"Cok gue digebukin sama geng nya Naufal, taikk" Riki yang baru datang berjalan terseok-seok sambil memegang perutnya kesakitan. Adunya Riki kemarin.
"Woy kita bolos lagi nih?" Tanya jaya. "Iya lah orang ini mau tawuran" jawab Satya, sebenarnya Satya kasian sama temennya yang satu ini pasti sekarang lagi cemas soal nilai tapi disisi lain ia juga kasian sama Riki.
Satya memegang bahu jaya "kalo lu mau balik ke kelas engga apa-apa, lu engga usah ikut" ucap Satya meyakinkan. "Engga deh gue mau ikut"
*****
Tiba-tiba guru masuk, kelas akan dimulai, Luna langsung menyeret Reyna untuk duduk di bangkunya.
"Selamat pagi semua"
"Pagi Bu" balas semua murid serentak.
"Jadwal jam pertama akan dimulai hari ini, jadwalnya kalian sholat Dhuha semua pada bawa perlengkapan sholat?" Tanya Bu Arinda guru agama. "Sudah Bu"
"Sebelum berangkat ke mushola ibu mau perkenalkan murid baru, kamu maju kedepan" Reyna yang ditunjuk pun maju kedepan seperti perintah Bu Arinda.
"Perkenalkan diri kamu" Reyna mengangguk.
"Hai namaku Reyna, salam kenal semuanya" cukup singkat memang Reyna tidak terlalu pandai berbicara didepan umum apalagi menjadi atensi banyak orang.
"Hai Reyna"
"08 berapa mbak"
"Nama nya cantik kayak orangnya"
"Reynaa kiw" tiba-tiba kepala orang ini digaplok oleh teman sebangkunya. "Ngapain lu kaw kiw kaw kiw"
"Oke kamu boleh duduk, semuanya persiapan menuju mushola ibu tunggu disana ya" Bu Arinda pergi meninggalkan kelas.
Semua murid di kelas itu berhamburan keluar.
"Luna ini tujuh bangku kosong orangnya mana, apa emang engga ada orangnya?"
"Ada kok cuma orangnya biasalah bolos palingan lagi nyebat tuh kalo engga mungkin tawuran udah engga heran lagi sama geng sawan" jelas Luna. Reyna tertawa kecil, ada-ada saja sama nama geng nya.
"Masih ada ya tawuran-tawuran kayak gitu" ucap Reyna tidak habis pikir. "Lu engga tau aja geng sawan haduhhh mending lu engga usah berurusan sama mereka" kata-kata Luna membuat penasaran kayak apa sih geng sawan.
"Udah yuk, udah ditungguin Bu Arinda" mereka pergi menuju mushola. Kayaknya mereka yang terakhir dateng deh, kebanyakan ngomong sih.
Kegiatan sholat Dhuha sudah selesai waktunya kembali ke kelas melanjutkan pelajaran agama yang diajar oleh Bu Arinda.
"Eh nanti istirahat ke kantin yuk, gue tadi engga sarapan" ajak Luna. "Emang tiap hari engga sarapan kayak gitu ya?" Luna mengangguk
"Engga boleh gitu ntar maag loh, sarapan itu wajib engga boleh ketinggalan setidaknya lu bawa bekal"
"Iya deh kapan-kapan gue bakal sarapan makasih udah ngingetin" Keduanya tersenyum.
Tiba-tiba masuk segerombolan anak laki-laki dari gerbang terlihat seperti sehabis pulang bertempur. Dengan rambut acak-acakan, seragam yang kotor, wajah yang babak belur, tidak terlihat tampan darimana pun. Tak lupa satpam yang menggiring mereka ke lapangan dan juga diikuti guru BK.
"Eh ada apa ini?" Reyna terkejut melihat semua ini, baru saja hari pertama masuk sekolah udah melihat hal seperti ini. "Ya ini siapa lagi penyebabnya kalo bukan Sawan" Luna pun tidak habis pikir
"Mau lihat mereka dulu?" Luna menawari melihat mereka sebentar, secara tidak sadar Reyna mengangguk padahal belom waktunya jam istirahat masih ada satu jam Bu Arinda.
Luna membawa Reyna menuju lapangan.
"Udah berapa kali bapak bilang! Ngapain kayak gitu! Merasa keren kalian ikutan tawuran? Hah?!! Jadi murid yang bijak, dewasa, kalian ini udah besar masih saja bersikap kekanak-kanakan. Sekarang mau gimana manggil orang tua kalian lagi? Sampek capek bapak manggil orang tua kalian satu-satu" terlihat pak Garto sangat marah dan juga frustasi menghadapi sikap murid nya.
Para murid brengsek yang berbaris rapi di lapangan hanya bisa mendengar kan ocehan membosankan dari guru BK mereka. Bukannya merasa bersalah memang sudah tidak dapat tertolong.
"Jadi kasian sama pak Garto" Luna memanyunkan bibirnya ikut merasa sedih seakan dapat merasakan perasaan gurunya.
Sedangkan Reyna sedang fokus memerhatikan ketujuh laki-laki yang berdiri di paling depan. Cukup tampan tapi tidak dengan sikap dan perilaku mereka.
Teringat masih ada jam pelajaran Reyna menyeret Luna menuju kelas, nanti ditulis alpa lagi kalo tidak ikut pelajaran.
"Oke orang tua kalian tidak akan dipanggil ke sekolah tapi kalian semua berdiri disini sampai jam ke-tiga selesai sekalian bantu bersihin lapangan sampai bersih, kalian hanya dapat mengikuti 1 jam pelajaran" kurang adil kalo cuma dikasih hukuman seperti ini bukan, mungkin pak Garto sibuk dengan urusan lain sampai tidak mau pusing mikirin masalah murid-murid brengsek ini.
"Kalo mau panggil orang tua juga engga masalah pak" ucap Riki cukup kuat supaya dapat didengar guru. "Heh diem lu, iya lu enak engga punya orang tua lah kita" untung saja Juan tidak mengeluarkan jurus taekwondo nya.
Tanpa banyak omong pak Garto meninggalkan lapangan. "Awas kalian sampai kabur, nanti jangan keluar lapangan nunggu jam ke-tiga selesai" ucap satpam memeringatkan sebelum pergi meninggalkan lapangan.
"Nye nye nye"
tbc.
-yesikaaini
20 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side of SAWAN [Enhypen]
Novela JuvenilKetujuh pemuda urakan, tukang mabok, langganan BK, suka tawuran, pembuat onar dibalik sifat mereka ada kisah gelap masing-masing. Baca cerita ini, ketahuilah dan mengenal lebih dalam kisah ketujuh pria ini. Suatu ketika datanglah murid baru, seoran...