Malam ini kara mencuci semua pakaian kotor, lalu menjemurnya di belakang rumah .. tenang ada tempat jemuran yang disiapkan arka agar terhindar dari hujan
dan setelah ini angin lebat pun datang dan membuat awan seketika mendung
kara segera mengunci seluruh pintu rumah dari depan hingga belakang lalu mencabut listrik mesin cuci
ia segera mandi dan memanaskan masakan untuk makan malam
sudah pukul sepuluh namun arka belum juga pulang, ia terlalu malas mengecek handphone dan memilih untuk mengaji setelah sholat isya
setelah mengaji ia kembali mengecek jam dan sudah pukul 22.30
ia melihat handphone dan ada pesan masuk dari arka bahwa dirinya harus mengantar pasien menuju rs hingga harus pulang telat
Kara segera menuju kamar namun aktivitasnya terhenti saat suara arka berada di luar
arka memasuki rumah dan segera menuju kamar mandi
Kara menyiapkan makan malam dan menunggu arka yang hanya memakai handuk di pinggang menuju meja makan
"maaf ya mas pulang telat"
kara hanya mengangguk dan mengusap tangan besar yang berada di pipi kirinya
dingin itu yang kara rasakan di pipinya
"mas gak pake baju dulu? ntar dingin loh"
"harusnya mas yang tanya kok masih pakai baju?"
Kara tersenyum dan segera mendorong tubuh arka agar segera mengenakan pakaian
"tadi ada anggota yang ngeluh demam berhari hari terus mas swab dan ternyata positif makanya mas langsung mandi dan cuci pakaian"
"aku mikirnya mas tadi jaga ...tapi kok tumben pulangnya lama jadi aku cuci baju buat luangin waktu nunggu"
"makasih ya sudah bantu mas"
"kan udah tugas adek mas"
"malem ini hujan deres ayok ke kamar"
sudah seminggu lebih kara bekerja di rumah sakit yang dekat dengan tempat kerja arka
tentu pekerjaan yang baru lebih mudah karena sesuai dengan tugas pokoknya yaitu sebagai seorang konsultan KB
"kehamilan bisa saja terjadi walau bukan masa subur, contohnya saja ibu menunda menggunakan kontrasepsi dan yakin jika bersenggama di waktu tersebut tidak akan terjadi konsepsi
dan ternyata saat ada keluhan ibu positif hamil"
"iya bu arka saya suka menyepelekan sesuatu seperti itu makasih ya bu ternyata tindakan saya selama ini salah"
Kara tersenyum tipis saat sang pasien berlalu mengakhiri waktu konsultasi
tidak heran jika ia masih disebut bu arka karena kebanyakan pasien disini adalah anggota maupun keluarga anggota dan mereka hanya mengenal Nyonya arka bukan ibu kara
disela mencuci tangan... kara terbawa lamunan dan berpikir jika dirinya mengandung
saat mengandung nanti apakah dirinya bisa mengurus diri maupun sang bayi
karena jujur kara masih belum cukup mental menghadapi dirinya mengandung
kara masih senang dengan hidupnya dengan arka.. atau lebih tepatnya ia masih butuh waktu hanya berdua dengan arka
maklum kara tidak pernah berpacaran jadi saat menikah ia baru merasakan namanya romansa
"dedek bunda seneng kok kalau ada dedek tapi bunda minta kerjasamanya ya.. kita jalanin bersama"
Kara mengelus perutnya seakan berbicara dengan sosok yang belum hadir di sana
gadis berusia 24 tahun tersebut membawa beberapa barang keperluan arka
menurut info yang arka beri ...lelaki itu akan jaga mako untuk latihan pengamanan, jadi malam ini ia harus sendiri di rumah dinas
kara membawa baju dinas seperti pdl dan makan malam nasi goreng yang ia masak untuk arka
"sore om fer ... mau nganter barang mas arka"
" sore mbak kara ... iya mbak langsung masuk aja ke ruangan bang arka"
setelahnya kara pamit pada junior arka tersebut dan segera masuk ke dalam ruangan arka
"assalamualaikum mas"
"Waalaikumsalam eh bojoku"
kara hanya bisa merasakan pipinya memanas karena ucapan arka
"habis ada tindakan mas?"
"iya nih gp anak kld yang jatuh karena kurve mess baru"
"ya Allah"
"gapapa cuma luka kecil udah kelar kok sisa kontrol lagi"
"mas kalau kerja hati-hati ya apalagi kurve sama latihan nanti"
"InsyaAllah hati-hati dek"
"mas adek masak nasi goreng"
"makasih yaa dek.. kamu udah makan?"
"udah"
"dek sini"
kara menuruti arka dan berjalan mendekat menuju tempat arka berdiri
"duduk di situ"
kara melirik pada kasur pasien dan duduk di sana walau dengan berbagai pertanyaan di kepalanya
"dek belakangan ini ada kasus di komplek tentang isu perselingkuhan anggota
mas minta adek selalu cerita ke mas apapun yang terjadi selama adek di rumah maupun di luar rumah
jangan ada yang ditutupi antara mas dengan adek
mas sayang banget sama kamu dek, mas gak mau masalah kecil membuat rumah tangga kita terganggu
jadi mas minta sekali lagi adek harus lebih terbuka sama mas ... begitupun mas yang juga selalu terbuka sama kamu"
kara merenung saat melihat ke dalam mata arka yang menatapnya dalam
kara sadar bahwa dirinya masih belum sepenuhnya terbuka dengan arka
selama tiga bulan menjalani pernikahan hanya arka yang lebih aktif dalam rumah tangga
ia hanya merasa sebagai pelengkap saja
arka mengusap ke dua pipi kara dengan lembut dan mencium kening gadis yang sangat ia sayang menyalurkan perasaan cinta yang ia miliki
"mas sayang sama kamu dek.. jangan yinggalin mas ya?"
kara mengangguk dan merasakan dekapan hangat milik arka
"besok mas pulang pagi dek ya"
"siappp mohon ijin"
"haha kok sama suaminya manggil gitu dek?"
"kan anda pemimpin di rumah jadi saya menghormati anda"
"manggilnya biasakan sayang coba dek"
Kara sekali lagi tercenung pikirnya juga membenarkan ucapan arka karena dirinya tidak pernah memanggil arka sayang atau panggilan mesra seperti umumnya pasangan
"mas mau aku panggil sayang?"
"ya mau lah ... coba mas mau denger"
batin kara sebenarnya menolak namun ia harus terbiasa dengan permintaan arka
"sayang?"
cup
"eh mas!"
kara terkejut saat mendapat kecupan dari arka
"makanya ojo gemesin"
arka tersenyum dan segera berlalu setelah mencuri satu ciuman dari sang istri