Author's POV
Pagi yang cerah, langit biru dengan awan yang merekah dan matahari yang seolah tersenyum sehingga cahayanya memancar dengan sempurna hingga membuat seorang gadis remaja yang sedang bergelung didalam selimutnya terganggu akan cahaya tersebut.
Benar sekali!. Gadis remaja tersebut adalah Raina. Raina Putri Fitriana, ia sering dipanggil Raina oleh teman-temannya. Tapi saat di rumahnya ia dipanggil nana. Gadis remaja yang cantik dan terlihat anggun. Namun, sifatnya tidak seanggun wajahnya. Ia, selalu merasa tidak percaya diri hingga menyebabkan sifatnya yang terbilang tomboy dan apa adanya. Karena ia merasa bahwa dirinya tidak pantas bersikap anggun seperti yang lainnya karena ia merasa tidak cocok dengan wajahnya. Ia merasa tidak secantik teman-temannya ataupun orang disekitarnya. Padahal, tanpa ia sadari semua yang ada di dirinya membuat banyak orang lain tertarik khususnya para lelaki.
Ia sekarang baru berumur 16 tahun kurang lebih 5 bulan lagi umurnya akan genap 17 tahun. Sekarang ia, bersekolah di SMA kelas 12. Sebentar lagi ia akan lulus kuliah dan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Sekarang adalah waktu yang sangat sibuk bagi rania, karena sekarang ia harus lebih ekstra belajar untuk mengikuti ujian sekolah dan ujian untuk masuk ke perguruan tinggi.
Ia terlahir dikelurga yang harmonis dan juga sederhana. Hingga sifatnya juga sederhana dan baik terhadap orang disekitarnya, hal itu yang membuat ia banyak disukai oleh banyak orang. Rania dan keluarganya tingga di sebuah desa. Orangtuanya tidak kaya, namun ia selalu merasa cukup kehidupan nya.
Balik lagi ke keadaan semula. Hari ini adalah hari Jum'at Raina akan sekolah. Jadwalnya hanya sampai pukul 11.30 saja sebenarnya, namun ia hari ini harus mengikuti les untuk persiapan ujian 1 bulan lagi. Jadi ia akan pulang pukul 15.00.
Malamnya ia harus mengikuti undangan dari pak Rt di desanya, katanya akan ada orang baru sementara didesa. Memang desanya masih kental akan kekeluargaan, jadi jika ada suatu hal saja yang terjadi di desa seperti ada acara, ada berita-berita penting maka pasti semua warga desa akan dikumpulkan, dan diberi kabar tersebut. Apalagi ini ada orang baru yang datang didesa ini.
Sebenarnya ia malas mengikuti ini karena ia lelah. Tapi mau tidak mau ia harus mengikutinya.
Setelah pulang sekolah ia langsung ganti pakaian, lalu dilanjutkan dengan sholat setelah itu ia makan dan istirahat sebentar hingga Maghrib.
Setelah magrib ia siap-siap untuk pergi ke acara undangan pak Rt. Oh iya, acaranya dilaksanakan dikediaman pa Rt sendiri. Sesampainya di rumah pak Rt ia langsung bergabung dengan remaja desa lainnya. Setelah itu ia banyak mengobrol dengan temannya.
Akhirnya acara dimulai pak Rt memulai dengan pembukaan dan dilanjutkan sambutan. Dan akhirnya pak Rt menjelaskan alasan ia mengumpulkan para warga.
"Sebelumnya saya berterimakasih pada bapak ibu dan adik-adik yang sudah mau meluangkan waktunya untuk menghadiri undangan yang telah saya buat." Kata pak Rt.
Raina's POV
Aku memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama Apa yang pak Rt sampaikam.
"Jadi maksud saya mengumpulkan bapak ibu dan adek-adek sekalian karena saya akan memperkenalkan warga baru yang akan tingga sementara disini, namanya mas Rayyan. Sebenarnya mas rayyan ini cucu pak randi anaknya bu fani. Jadi, saudara-saudara tolong kerjasamanya agar bisa membantu mas rayyan beradaptasi di desa ini." Ucap pak RT.
Semua warga yang ada di sini hanya mengangguk dan tersenyum sama halnya denganku. Namun aku bingung dimana laki-laki yang bernama rayyan itu. Aku daritadi belum melihat batang hidungnya.
Namun tiba-tiba terdengar ada seseorang yang mengucapkan salam,
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam", jawab kami serentak, lalu menengok pada sumber suara.
Aku juga ikut melihat sumber suara itu, ternyata suara tersebut bersumber dari seorang laki-laki yang baru saja datang.
"Eh mas rayyan, oh iyaa ini adalah mas rayyan", ucap pak RT kepada kita semua.
Tatapan kami tidak lepas dari rayyan.
"Permisi, ibu, bapak, dan teman-teman perkenalkan saya rayyan, saya akan tinggal sementara di desa ini. Tolong terima saya, dan bantu saya beradaptasi di desa ini. Jika saya berbuat salah mohon diingatkan". Ucap laki-laki yang bernama rayyan tersebut.
Sebenarnya saat pertama melihat laki-laki itu aku terpesona, bagaimana tidak? Laki-laki ini memiliki wajah yang rupawan, tinggi yang semampai mungkin jika aku disampingnya tinggiku hanya sebatas dadanya, ia memiliki kulit yang putih, sudah lengkap semua yang ada didirinya. Namun, aku belum mengetahui bagaimana sifat aslinya.
Setelah, perkenalan ini dan juga bincang bincang santai bersama warga lainnya, pak RT menutup pertemuan ini. Aku pum bergegas pulang kerumah karena sudah merasa lelah.