Orchid Kingdom
Sebuah kerajaan yang paling berjaya pada masanya. Selalu memenangkan perang, wilayah yang kian meluas setiap waktu, dan harta yang berlimpah.
Tapi itu dulu, kini hanya tertinggal reruntuhannya saja. Kerajaan besar itu jatuh karena pemimpin yang tamak. Ditahun-tahun kejatuhannya, rakyat terus menjadi miskin karena dikuras oleh kebijakan-kebijakan absurd sang pemimpin.
Sampai rakyat murka, mereka memberontak. Menghabisi raja dan kaki tangannya. Raja tamak itu dihukum bakar hidup-hidup di depan publik. Sumpah serapah bergema kala itu.
Tapi kematian raja ternyata tak membawa dampak positif apapun. Tidak ada yang berani maju memimpin negara yang akan segera jatuh. Satu-persatu rakyat memilih untuk pindah ke wilayah lain, walau masih ada yang menetap karena kecintaan pada tanah sendiri.
Bangunan megah itu kini tidak ada lagi. Yang ada hanya bekas tiang dan serpihan-serpihan yang berserakan. Tak ada harta yang tertinggal, semua sudah dibawa oleh mereka.
"Yah, kecuali pedang jelek ini."
Gadis berambut pirang sedang mengamati sebilah pedang yang ada dalam kotak kaca.
"Kenapa pula aku harus menjaga pedang rusak ini."
Jawabannya karena gadis itu adalah garis darah terakhir dari raja yang dibakar hidup-hidup.
Gadis itu tidak tahu apa itu. Tapi neneknya selalu mengatakan bahwa 'jagalah benda ini seperti nyawa mu sendiri'.
"Hah, yang benar saja. Nyawa ku ratusan kali lebih penting."
Tapi karena itu adalah permintaan terakhir sang nenek. Mau tak mau dia harus membawa pedang itu juga.
Dia bertanya-tanya. Apa yang spesial dari pedang itu sehingga neneknya sampai seperti itu. Lelucon lain pun selalu dilontarkan neneknya. Beliau selalu mengatakan bahwa mereka adalah garis darah sang raja.
"Raja apanya. Memangnya ada orang tahu tentang kerajaan itu?."
3 hari lagi dia akan masuk ke akademi. Sudah mengemasi barangnya, termasuk pedang jelek itu. Karena tak mungkin meninggalkannya di rumah yang tak tahu kapan lagi akan dikunjungi.
Dia hanya sendiri sekarang. Dari kecil hidup bersama sang nenek tanpa mengenal orang tua. Sejak neneknya meninggal, dia hidup sendirian. Jadi tak ada alasan kuat untuk pulang ke rumah ini lagi. Lebih baik dia bekerja di sekitaran akademi untuk menambah biaya hidupnya.
______
Dunia seperti apa ini?
Bisa dikatakan bahwa dunia yang penuh keajaiban. Dunia dimana sihir, spirit, aura, dan kekuatan lainnya ada. Tidak hanya makhluk berakal seperti manusia hidup di sini, tapi makhluk gelap dari dunia bawah seperti vampir pun ada.
Beribu-ribu tahun yang lalu dikatakan bahwa terjadi perang antara dua bangsa besar. Manusia dan vampir. Tidak ada yang menang ataupun kalah, kekuatan kedua belah pihak sama besarnya. Karena tidak menemukan titik temu, akhirnya kedua raja dari masing-masing bangsa membuat kesepakatan.
Kesepakatan ini yang akhirnya membuat damai. Rakyat pun dapat hidup tanpa adanya kekhawatiran apa pun.
Rahasia umum ini selalu diceritakan dari generasi ke generasi agar tidak melupakan sejarah yang ada.
Yah semua orang mengetahuinya kecuali gadis pirang yang berasal dari desa ini. Yang dia tahu hanya cerita kerajaan Orchid yang selalu diceritakan neneknya. Makanya dia bingung ketika senior di Akademi menanyakan hal seperti itu. Dia bahkan ditertawakan.
"Cattleya"
"Ya?."
"Kamar ku ada di seberang mu. Bolehkah nanti aku menginap di kamar mu?."
"Eee y-ya."
Sungguh Cattleya tidak dapat menolak tatapan maut dari gadis imut berambut coklat itu. Dia memang lemah dengan yang imut-imut.
Cattleya masuk ke akademi ini karena ini adalah yang terbaik dari 4 akademi besar di benua ini. Dengan energi sihir yang lumayan, mampu membuatnya masuk ke akademi yang terkenal mengeluarkan lulusan-lulusan hebat.
Memang bagus sih, lihat saja kamarnya. Ini bahkan lebih bagus dari kamarnya yang di desa. Untunglah dia punya warisan nenek untuk membiayai dirinya selama di sini.
"Andai saja pedang ini bisa dijual."
"Lagi pula siapa yang ingin membeli rongsokan seperti ini."
Menyimpan benda tidak berguna adalah hal yang merepotkan. Tapi bagaimana lagi, ini adalah beban yang harus dia jaga. Dia tidak mau mendengar teriakan marah neneknya dari langit.
Kamarnya ada di paling ujung. Karena katanya dia murid terakhir yang diterima di sini. Di mana pun kamar itu berada dia tidak masalah, asalkan ada kasur empuk untuk meluruskan tulang punggungnya.
______
Tak tak tak
Suara langkah sepatu berbunyi nyaring di lorong kosong itu. Lalu berhenti di salah satu pintu dan membukanya.
"Hi"
"Tak usah basa basi, katakan saja. Kau ini selalu mengganggu ku."
"Gadis Orchid ada di sini. Apa yang akan kau lakukan?."
Senyum seketika muncul di bibir pria itu. Apa yang dia tunggu akhirnya datang.
"Tentu saja...."
"Memilikinya."
_____
Hi Hi friends. 👋
Malam-malam duduk sendirian tiba-tiba kepikiran pengen nulis cerita baru.
Gimana nih menurut kalian chp pertamanya?
Komen ya.
Dan bagusnya ke depan akan seperti apa ya?. Karena jujur aku belum ada konsepnya akan bagaimana.
Kalo kalian suka, jangan lupa komen😍
Cerita ini kayaknya akan lebih lama update nya daripada dua cerita yang lain, karena aku pengen namatin cerita itu dulu.
Luv u all🥰
Kamis, 27 Oktober 2022