Waktu

5 0 0
                                    

Aku bangun dari tidurku yang singkat, Melihat ponselku dan terkejut melihat jam yang menunjukkan pukul 6:13 pagi. Aku awalnya ingin sekali berdiri tapi tubuhku seakan dipeluk oleh delapan tangan lembut yang datang dari kasurku. Aku pun berbaring di salah satu gulingku dengan posisi terlengkup selama 5 detik dan kemudian bangun lagi dan tidur lagi. Setelahnya aku pun bangun betulan dan kemudian berdiri.
Aku jarang mengenakan baju dirumahku, Aku dengan posisi masih terhuyung lemas berjalan menuju kamar mandiku yang terhubung dengan dapur sambil membawa handuk di motor yang ada di ruang tamu depan kamarku. Aku pun masuk ke kamar mandiku dan membuka celanaku dan mulai menyiram air yang dingin bagaikan es dari freezer bersuhu 12°C sambil membaca dalam hati.

“Nawaitu Gusla Liraf’il hadasil Akbari Fardho Lillahi ta’ala.”

Aku kemudian mengguyur air yang ada di gayung yang berukuran sedang berwarna biru itu ke tubuhku yang sebelah kanan, dan aku mengambil lagi air itu dari ember kecil berwarna pink didepanku dan menyiram tubuh sebelah kiriku dan terakhir ke bagian kepalaku. Singkat cerita, aku pun selesai mandi. Aku bergegas mengeringkan tubuhku dan mengikatkan handukku di pinggangku. Aku berjalan keluar dan berjalan ke kamarku lagi sambil mengambil satu set pakaianku di lemari yang ada di ruang tamu dan kembali ke kamarku.
Sebelum masuk ke kamar aku melihat diriku dikaca dekat pintu masuk ke ruang tamu dan kemudian berkata.

“Weih gile! Badan gw udah ngebentuk ya, dikit lagi keliatan jelas.”

Dan kemudian aku masuk ke kamarku sambil memasang ekspresi senang, Aku pun melemparkan dengan pelan pakaianku ke kasur dan mulai melepaskan handukku dan melemparkannya ke kasur disebelah pakaianku. Mulai dari celana dalam hingga seragam, aku kenakan satu persatu dan merenungkan hal kemarin.

“Bangs*t tau gitu gua gabakal ngelakuin hal yang t*lol kek gitu kemarin, sumpah.”
“Ahh dahlah! Gua mau makan terus sekolah dah.”
Keluarlah aku dari kamar dan mencari nenekku, Aku berjalan dengan penuh percaya diri dengan mata hampaku yang udah jadi setelan pabrik pergi keluar ke kamar nenek yang terhubung ke ruang keluarga. Aku kemudian masuk ke kamar nenekku yang sedang menghitung uang dikasurnya, Ia kemudian menyodorkan uang 23k dan berkata.

“Makannya sama yang ada di meja makan.”
“Emang ada apa?”
“Liat aja.”
“Yaudah...”

Dan aku pun berjalan keluar dari kamar nenekku dan kemudian berjalan ke meja makanku, aku membuka tudung saji dan melihat apa yang ada disana. Aku menutup lagi tudung saji dan kemudian mengambil nasi di dapur. Aku membawa sendok tapi kemudian aku berpikir.

“Dih anjir ngapain gua bawa sendok... Oiya kan makannya ayam kecap.”

Seketika otakku ngelag, aku kemudian membawa lauk yang ada di meja makan tadi dan duduk ditempat tadi malam aku makan. Aku melihat jam yang sudah menunjukkan jam 6:34.

“Sialan! Aku kudu buru buru.” Aku kemudian makan dengan cepat sampai di suap ke lima aku merasa agak sesak, aku mengambil minum yang ada di depan meja itu bekas kemarin malam. Aku pun menyimpan piringku ke wastafel didapur dan bergegas berjalan ke depan pintu ruang keluarga.

Aku mengambil tas hitamku dan melihat dulu isinya sambil melihat jadwal mapel di handphoneku. Aku kemudian keluar dari dalam rumahku di teras aku mengenakan sepatuku dengan sat set sat set dan bergegas pergi sambil mengucapkan salam dan berdoa.
Aku melihat handphoneku dan dengan panik karena jam yang sudah menunjukkan jam 6:51 berlari kecil sambil panik.

“Bjir streak gua gak masuk telat! Ehh sejak kapan gua gak telat?”

Aku menyebrang dari pertigaan dan dan menunggu angkot berwarna hijau melewat. Aku melihat ada yang melewat ke arahku, aku pun langsung mengangkat tanganku dan menurunkan tanganku dari atas ke bawah. Sontak angkut itu menyalakan lampu sign ke kiri dan kemudian berhenti didepanku agak maju sedikit. Aku duduk di bagian dekat sopirnya dan kemudian melihat lagi handponeku.

“Asu! Jam 6:56 dong sialan!”

Dengan perasaan panik aku kemudian membuka handphoneku dan membuka whangsaff dan berniat melakukan chat ke temanku yang bernama Abullah Nur Husein.

“Dul, ada guru?”
“Blom cok kan masuk jam 7.”
“Oiya...”
“Kamu gak masuk sekolah?”
“Mau kok, anj gw bangun telat tadi gara gara tadi malem. Ntar gw cerita kalo dah nyampe.”
“(Emot fake smile ) Yaudah deh udah mau ngedo’a nih.”
“Okelah.”

Aku pun mengeluarkan lobby chatku dengan si Bedul, kembali melihat jam dan panik melihat waktu sudah menunjukkan jam 7 pas, dalam hati aku memaki maki diriku yang telah melakukan hal bodoh itu. Aku kemudian melihat chat mantanku si Helia yang masih ku sematkan, Dengan perasaan kesal yang kekanak-kanakan ini aku pun memblokir kontaknya. Lebih tepatnya aku report sih, ya begitulah ya. Aku mengatakan ke si tukang supir untuk melewati jalur ke SMA Dwelling Hound. Ia menurunkanku di dekat sana aku bergegas membuka jacketku sambil berlari, Melihat pak satpam yang melambai-lambaikan tangannya seolah mengisyaratkan untuk bergegas masuk, aku panik tidak melihat siapapun selain aku. Aku masuk dan melihat jam yang menunjukkan waktu pukul 07:08. Gila! Baru pertama kali aku datang setelat ini.

“Njir dah jam segini. Gimana dong?”

Yaa pada akhirnya aku tetap masuk ke dalam sekolah, aku melewati piket tapi tak lama ada yang menyaut tidak lain kepadaku.

“Hey, hey! Sini kamu?”
“(Anjir apalagi dah sumpah?) Iya pak?”
“Ini isi dulu surat izin masuknya.”
“(Owalah toooh disuruh ini doang lupa gua) Ohh iya pak!”

Aku pun mengisi surat izin masukku dengan cepat dan kemudian menyerahkannya ke si bapak yang badannya besar dan botak itu, tapi untung dia aslinya baik jadi aku tidak terlalu segan padanya, cuma aku tau batasan jadi ya aku memperlakukannya dengan hormat. Setelah itu, ia memberikan surat izin itu dan mengizinkanku masuk. Aku memohon maaf atas keterlambatanku kepadanya dan ia berkata.

“Yaudah cepet cepet sana!”
“Iya pak, Makasih pak!” Ucapku sambil berlari ke arah kelasku yang dekat ruang komite.

Berjalan kesana memang lumayan jauh aku harus melewati empat kelas dan satu ruang guru kemudian ruang trrc dan akhirnya ruang komite dan sampailah aku ke kelasku, diperjalanan setelah aku melewati ruang guru aku mendengar suara suara familiar dari arah kelasku, Saat sampai aku melihat orang orang dikelas mulai duduk. Aku menebak mereka baru aja menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aku masuk sambil mengucapkan salam.

“Eits, Why are you late?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distinctive WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang