“Satunya itu kayak aku.” Sunny ikut berbisik menjawab pertanyaanku, padahal dia mau teriak-teriak pun penghuni kasatmata indekos ini tak akan mendengar.
Aku memekik tertahan sampai membuat teman-teman yang tengah asyik menonton, menoleh kepadaku. Tanpa mereka bersuara, lewat ekspresi wajah yang ditampilkan senada itu aku bisa tahu apa yang ingin mereka tanyakan.
Dengan pengalaman akting pas-pasan, aku langsung mengibas-ngibaskan tangan di depan mulut sembari berdesis kepedasan. “Hah! Keripiknya pedis banget.”
Aku bangkit dari duduk dan segera berjalan ke dapur.
“Perasaan, Kak Dania yang makan level sepuluh, kepedisannya nggak segitunya.” Terdengar suara Maya, yang menurutku terlalu keras bila disebut sebagai sebuah gumaman. Bila dibandingkan dengan level sepuluh, level tiga memang tidak terlalu pedas.
“Satunya hantu?” tanyaku pada Sunny sesampainya di dapur.
Sunny menggeleng.
“Terus?”
“Manusia.”
“Tadi kamu bilang kayak kamu.”
“Sama-sama punya lupa.”
“Maksudnya?”
“Ya, aku sama Mia punya kesamaan lupa. Bedanya; aku lupa ingatan, dia lupa diri.”
Mataku terpejam rapat dengan bibir mengatup kuat. Andai Sunny kertas, ingin rasanya kuremas-remas.
“Minun susu punya gue, Ray, kalau masih kepedisan.” Mbak Mela berseru sembari melihat ke arah dapur yang hanya dipisahkan rak tanaman hias dengan ruang TV. Maksud dia bukan susu yang itu, melainkan susu kemasan bertuliskan namanya yang ada di kulkas.
Aku berakting kepedasan lagi dan segera mengambil susu dari kulkas. Di sini hanya iuran untuk membeli beras, mie instan, dan air galon. Makanan lainnya beli sendiri dan wajib diberi nama.
“Mia itu anak orang kaya, tapi milih jadi youtubers. Dia nolak jadi penerus perusahaan ortunya dan mutusin buat tinggal di sini. Youtube-nya juga sepi karena dia belum nemu konten yang benar-benar pas sama dia.” Sunny melanjutkan infonya selama aku menuang susu ke gelas, sampai kembali ke ruang TV. “Sekarang ini dia lagi naik gunung gara-gara konten itu yang lagi booming. Padahal sebelumnya, dia bikin konten mukbang gara-gara booming juga, tapi video dia selalu sepi.”
Aku hampir tersedak susu cokelat yang sedang kuminum. Perempuan bernama Mia yang sedang diceritakan oleh Sunny benar-benar lucu. Dia ingin menjadi youtubers, tetapi belum tahu konten apa yang ingin dia bawakan. Sependek yang aku tahu, sebuah konten haruslah konsisten. Meski di awal sepi, bila terus menerus menampilkan konten yang sama dan dibuat lebih menarik lagi, penikmat akan datang dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icy Ghost
Teen Fiction"Aku ingin hidup normal."-Raya "Apa selama ini kamu berjalan pakai tangan dan makan pakai kaki? Kehidupan orang itu beda-beda, begitu pun dengan versi normalnya."-Igo. Raya hanya ingin melihat dan mendengar apa yang orang-orang di sekitarnya lihat d...