Chapter 37 [S²]

201 19 46
                                    

[Marah]

[Kanglim × Leon]

Warning!! : Typo, Dll!

~•••~

“D—dia river..”
.
.
.
.
.
.
.

Brakk!

Setelah leon berbicara,tiba tiba saja kanglim memukul meja dengan kuat.

Leon sekarang takut,sangat takut. Diatidak tau harus bagaimana,kanglim sudah marah kepadanya.

“M—maaf..” satu kata yang dilontarkan leon,dia menunduk. Matanya masih menangis.

“Cih!” kanglim mendecit,dia memijit pelipis kepalanya.

“A—aku benar benar minta maaf..hiks–” lirih leon sembari terisak isak.

“I—ini salahku..maafkan aku,hiks hiks!” leon mencoba mengapus airmatanya namun tidak bisa,butiran air itu masih terus mengalir dipipinya.

Tapi bukannya menjawab permintaan maaf leon,kanglim malah pergi begitu saja. Meninggalkan leon yang masih menangis di sofa ruang tamu.

Leon melihat punggung kanglim yang mulai menjauh darinya,dia menjadi merasa bersalah.

Hiks—maafkan aku..kanglim” batin leon

~•••~

Kini sudah malam, leon sedang berada di dapur berniat untuk memasak,dan memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf kepada kanglim

“Apa Aku Buatkan makanan saja ya?” leon berbicara sendiri,leon bulak balik terus berpikir.pikirannya masih berpikir.

“Baiklah aku buatkan saja makanan kesukaan kanglim!” leon akhirnya membuatkan makanan untuk kanglim,leon menyiapkan bahan bahan untuk dia masak

Leon sudah selesai memasak, dia melihat makanan yang ia buat dimeja makan sembari tersenyum.

“Semoga Dia Suka,Dan memaafkan ku” leon menatap sebuah cincin dijari manisnya sembari dia usap

“Sudah Waktunya Makan Malam. Ayo panggil kanglim!” leon berjalan menuju kamar,dia harus menaiki tangga hati hati dengan pasti.

Leon sudah berada didepan kamar mereka, tapi sebelum itu dia harus mengetuk pintu terlebih dahulu. Namun leon ragu,dia takut kalau kanglim masih marah padanya.

“Huhh..” leon menghela napas,dan mencoba mengetuk pintu

Tok Tok Tok

Bunyi ketukan itu terdengan jelas ditelinga leon,dia menjadi takut. Dan tidak ada jawaban dari sebrang pintu. Lantas leon pun berani mengetuk lagi

Tok tok tok

“Kanglim..ayo makan..aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu..” masih tidak ada suara balasan dari ucapan leon

“Kanglim..ayo–”

“Berisik!!Pergii Sana!!” leon tersentak mendengar suara bentakan dari dalam kamar. Mata leon menjadi panas, serasa air matanya seakan ingin tumpah.

Leon menunduk, jujur baru pertama kali setelah kelulusan SMA leon tidak pernah dibentak oleh kanglim.

Badannya bergetar,air matanya turun, leon menundukan kepalanya, meremas kaos putih yang ia pakai, leon menggigit bibir bawahnya agar tangisannya tidak didengar siapapun.

Leon pun akhirnya berjalan kebawah,dia berjalan kearah meja makan. Sampai, dia sampai dimeja makan, leon hanya menatap makanan yang terlihat enak iti dengan tatapan sendu.

Leon duduk disalah satu kursi disana, masih dengan tatapan sama melihat makanan itu. “Aku Tidak akan makan sampai kanglim makan bersamaku..” lirih leon sembari tersenyum pait.

Kepala leon dia tidurkan dimeja, melipat tangannya sebagai bantal untuk kepalanya. Leon memejamkan matanya, berharap ini semua adalah mimpi.

~•••~

Pukul 21:54 kanglim keluar kamar untuk minum, namun dia melihat seseorang tertidur dimeja makan. Kanglim terus memandanginya,sampai akhirnya dia pun berjalan kearah seseorang itu.

Kanglim masig menatap seseorang itu, ya dia adalah leon. Leon tertidur dimeja makan saat menunggu kanglim, wajah leon sangat damai saat tertidur, dan tanpa kanglim sadari,tangannya membelai pipi leon. Sampai kanglim pun sadar.

Kanglim menghela napas panjang “Mungkin aku terlalu kasar kepadanya” kanglim mengelus surai pirang milik leon.

“Hmmhh..kanglim m-maafkan aku..” kanglim kaget saat mendengar suara yang berasal dari leon, apakah pemuda itu tidak tidur? Kanglim memperhatikan leon,dia masih tertidur tanpa terganggu,mungkin tadi leon mengigau.

“Aku memaafkanmu” kanglim tersenyum,dia sadar dia sudah kasar kepada leon, akhirnya kanglim pun menggendong leon, dia mengangkat tubuh leon dengan hati hati.

“Hahh..kenapa kau tidur disini” kanglim menatap leon, sepertinya leon nyaman saat kanglim menggendong dirinya. Namun sepertinya kanglim tidak sadar akan ucapannya,dan bukannya dia yang menyuruh leon pergi dari kamar?

Kanglim membawa leon keatas,dia berjalan dengan hati hati,kanglim takut membangunkan leon.sampai mereka didepan pintu kamar, tapi kanglim kesulitan untuk membuka pintu kamar dengan kondisi sedang menggendong leon, namun kanglim bisa membuka pintu kamar, kanglim berjalan kearah ranjang, dia menidurkan leon kekasur,setelah itu dia pun menutup pintu kamarnya.

Kanglim berjalan lagi kearah leon yang tertidur sangat pulas, kanglim duduk ditepi kasur sambil mengelus surai leon. “Aku Sempat lupa kalau kau sedang hamil” tangan kanglim masih setia mengelus surai leon,menatap sang surai pirang lekat.

“Maafkan aku, seharusnya dalam kondisimu seperti sekarang,aku harusnya menjagamu. Bukan membentakmu” lirih kanglim, entah bagaimana tapi kanglim merasa bersalah kepada leon. Mungkin besok mereka akan berbicara baik baik. Namun..

“Aku Begini karna aku cemburu..semoga kau mengerti leon..”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.

☆Aku Akan Selalu Menjagamu!☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang