01

391 74 37
                                    

28 September 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28 September 2022

"Sayang, bangun."

Perlahan kubuka mataku saat suara lembut Chio membangunkanku. Mataku memindai sekitar. Ternyata aku ketiduran di kafe saat mengerjakan tugas.

"Yuk!" ajak Chio

"Kemana?" tanyaku.

"Kamu bilang mau nonton Him," sahutnya.

Aku teringat bahwa aku ingin sekali menonton private concert Him. Chio dengan ajaib bisa mendapatkan tiketnya walau sudah H-1.

"Aku pesenin kopi dulu biar kamu gak ngantuk," ujar Chio.

Aku mengangguk sembari membenahi barang-barangku yang masih tergeletak di meja kafe. Atensiku berhenti pada layar laptopku yang masih menyala.

Tak disangka aku akan bertemu lagi dengannya. Cinta pertama yang masih kucintai hingga kini. Cinta yang tak pernah kuungkapkan pada siapapun.

Chio kembali dengan dua cup americano. Kami akan langsung ke venue yang terletak tak jauh dari sini.

Perasaanku bimbang, aku takut kecewa pada kenyataan yang akan aku hadapi nanti. Bisa saja ia sudah melupakanku. Atau bahkan tak menyadari keberadaanku sama sekali di sana.

Mobil Chio memasuki lahan parkir sebuah bar di Jakarta Selatan. Acaranya memang diadakan untuk penonton terbatas, jadi itulah mengapa hanya diadakan di sebuah bar.

Rasa gugup menggerogotiku saat tahu aku masuk ke bar bersamaan dengan munculnya 5 anggota Him. Mereka sudah berdiri di atas panggung yang tingginya tak lebih dari setengah meter, membuat mereka sangat dekat dengan penonton.

Semua penggemar yang lebih dominan wanita berlari mengerumuni panggung yang tanpa pembatas. Personel Him mulai menempati posisi mereka masing-masing. Lampu bar meredup dan fokus pada lampu tembak yang menyorot ke panggung untuk Him.

"Selamat malam!!!" seru Iksan menyapa para penggemarnya, termasuk aku. Suara itu yang sangat kurindukan selama ini.

Penonton menyambutnya dengan sorak sorai. Aku hanya terpaku dan hanya memandanginya dari jauh. Tenggerokanku tercekat ternyata bisa sesakit ini saat melihatnya lagi.

"Sayang, kamu kenapa? Gak suka ya? Mau pulang aja?" tanya Chio.

"Enggak, gak apa-apa kok." jawabku mencoba mengusir rasa aneh dalam diriku.

Chio meraih tanganku untuk berjalan mendekati panggung, namun kutahan.

"Di sini aja," ujarku.

"Hmm, okay, aku tuker birnya dulu ya," pamit Chio.

Aku mengangguk kemudian kembali fokus ke panggung. Iksan masih berinteraksi dengan penggemarnya dan terlihat sangat akrab.

"Yang di belakang mana suaranya?!!!!" seru Iksan mengangkat mikrofonnya ke atas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIM | Jeongwoo MinjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang