Seseorang hilang

698 58 10
                                    

Happy Reading..











-JENNIE-

..

"Ahh Sial" Gumamku sambil menaiki tangga universitas.

Kulirik jam di tanganku, ini sudah pukul 08:13. Dan kelasku dimulai pukul 8:00, jadi ya aku sudah terlambat.

Aku berharap prof. Yang masih mengijinkan aku masuk.
Kalian tau prof itu cukup keras untuk siswa yang datang terlambat.

Ketika aku sampai di lantai dua, aku berlari melewati lorong untuk sampai ke kelas pertamaku, dan coba tebak ya, pintunya sudah ditutup ahh.. Aku menghela nafas sambil melempar tasku ke lantai. Hari ini benar-benar sial.

Ketika melihat pintu kelas lebih dekat aku mengerutkan kening saat melihat selembaran kertas yang ditempel di sana.



"Tidak ada kelas untuk hari ini." - Mr Yang



Hehh? Apa?

Aku berjalan ke jendela untuk mengintip dan benar saja tidak ada satupun orang di dalam sana.

Aku mengambil tasku dan mencari ponsel untuk menelepon Lisa.

"Lisa kalian di mana?" Aku bertanya begitu aku mendengarnya mengangkat.

"Perpustakaan. Hyunsuk benar-benar menyebalkan bukan" Lisa menjawab di jalur lain.

"Benar! Aku bahkan berlari setengah mati tapi hanya untuk melihat catatan itu, benar-benar tua bangka, setidaknya dia harus memperingatkan kita sebelumnya iya kan." Aku menggerutu sambil berjalan menuju jembatan yang menghubung gedung 1 ke gedung siswa dimana perpustakaan berada.

"Aku juga sampai melewatkan sarapanku karena bajingan itu, dan kamu tahu aku tidak pernah melewatkan makananku huhu" Kata Lisa dengan kesal membuatku tertawa.

"Kalau begitu ayo pergi ke kantin saja." Kataku menyarankan ketika berhenti di tengah jembatan dan melihat kafetaria di bawah.

"Kenapa aku tidak memikirkan itu! Akan kuberitahu yang lain, sampai jumpa di sana." Dia berkata dengan
bersemangat dan menutup telepon.

Sambil menggelengkan kepala, aku berbalik dan berjalan di jalan yang ku ambil sebelumnya untuk menuruni tangga.

"Jennie!" Seseorang memanggil.

Jin yang terengah-engah berlari ke arahku.

"Hei. Aku tebak kamu pasti sudah melihat catatan itu." Aku tertawa kecil saat kami mulai berjalan berdampingan.

"Ya. Bajingan itu benar-benar membuatku kesall." Dia berkata sambil menggertakkan giginya.

"Yah, bagaimanapun juga kamu ini adalah murid favoritnya." Aku menggoda.

Semua orang tahu, Mr. Yang sangat gay untuk Jin. Kami tidak bisa menyalahkannya karena, yah... Jin memang seksi.

"Ugh berhenti menggodaku. Aku melihat mereka menuju kafetaria, apa kamu akan pergi ke sana?" Dia bertanya.

"Ya, aku belum makan apa-apa sejak tadi malam."

"Dasar gadis pesta, kamu tahu makan malam itu lebih baik daripada minum minum.. Dan wahhh kamu bahkan minum di hari sekolah? Salut!" Ucapnya sambil bercanda memberi hormat.

"Lihat siapa yang bicara! Bagaimana kamu bisa tahu kalau kamu tidak di sana juga bersamakku hah?" Tanyaku sambil menaikkan sebelah alisku.

"Hahha ya aku juga." Dia berkata sambil tertawa dan mengangkat tangannya dengan kekalahan.

"Hei Jin! Jennie! Di sini." Jimin menyapa saat kami memasuki kafetaria.

"Selamat pagi teman-teman." Aku menyapa sambil duduk bersama Jin yang hanya mengangguk pada yang lain di sampingku.

"Oh Jin juga ada di sini. Hei maaf aku tidak tahu kamu akan datang, aku tidak memesan untukmu." Lisa berkata sambil duduk di seberang kami dikuti oleh Namjoon, Taehyung dan Jungkook dengan nampan makanan di tangan mereka.

"Tidak apa-apa, aku tidak benar-benar lapar." Dia mengangkat bahu dan Lisa hanya mengangguk.

Kami hanya berbicara tentang kejadian tadi malam saat kami makan dan aku tidak bisa tidak memperhatikan bahwa seseorang hilang sekarang, Ya gadis itu tidak ada.

Kelompok kami ini terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan, dan hanya ada 7 dari kami di atas meja ini sekarang.

"Hei dimana Chaeyoung?" tanyaku sambil menggigit sandwichku.

"Chaeyoung? Siapa dia?" Jimin bertanya sambil meminum kopinya.

"Chaeyoung, Park Chaeyoung." Kataku menatapnya sambil memutar mata.

"Chaeyoung siapa?" Lisa juga bertanya yang membuatku menatapnya. Dengan serius?

Aku menatap mereka dan mereka semua menatapku dengan bingung.

"Hei apa-apaan ini, tupai kita, Park Chaeyoung." kataku dengan nada duh.

"Aku tidak pernah mendengar tentang dia." kata Namjoon.

"Apakah dia teman kita dari sesuatu tempat?" Taehyung bertanya

"Ah Aku kenal seorang gadis bernama Chaeyoung tapi dia seperti teman internetku." Lisa berkata sebenarnya dan aku melihat Jin dan Jungkook tapi mereka hanya mengangkat bahu.

Aku menatap mereka dengan tidak percaya dan menertawakan kesadaran bahwa mereka sedang mempermainkanku.

"Oh baiklah, aku mengerti apa yang kalian lakukan. Serius sekarang di mana dia? Apa dia masih di perpustakaan?" Tanyaku terkikik karena tau begitu gadis itu mengambil buku, dia tidak akan pernah melepaskannya sampai dia menyelesaikannya.

"Siapa sebenarnya yang kamu bicarakan mandu?" Lisa bertanya kebingungan, itu tertulis di seluruh wajahnya.

Orang-orang itu juga berhenti makan dan menunggu jawabanku.

"Park Chaeyoung, gadis aneh yang lucu yang kita temui bulan lalu, si pirang yang bermain gitar. Yang sangat cantik. Gadis yang kita kenal ada di kelompuk kita. Gadis yang harus kita tarik hanya untuk hang out bersama karena dia sangat pemalu." Kataku kesal karena mereka masih dalam mode yang mereka mainkan.

Ya Tuhan, terkadang mereka benar-benar bisa membuatku takut.

"Kim Jennie, kami tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Tidak ada Park Chaeyoung di kelompok kita. Dan apa maksudmu bulan lalu? Kita Baru beberapa minggu sejak kelas dimulai semester ini." Ucap Namjon sambil tertawa.

"Apa kamu yakin baik-baik saja? Apa kamu sadar? Mungkin karena alkohol yang kamu minum tadi malam." Jimin menambahkan.

"Atau karena pil sialan itu. Sialan Tae, aku sudah bilang padamu untuk tidak memberinya salah satu dari itu" Lisa memarahi Taehyung yang membuatku semakin bingung.

"Dia ada di pesta semalam." Aku berkata dengan ragu.

"Ya Tuhan, dia benar-benar kacau" Aku mendengar Lisa berkata tapi aku mengabaikannya saat memikirkan kejadian tadi malam.

Aku ingat dia duduk di sampingku saat kami bermain memutar botol. Aku ingat dia merawatku setelah aku muntah. Aku ingat dia menyanyikan lagu pengantar tidur. Aku ingat dia dengan wajah yang khawatir itu.

Itu tidak mungkin hanya halusinasiku.







Apa yang sedang terjadi?










..

Dia Tidak NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang