"Apa ma" Talia merenggut kala menerima telfon dari Tirta, masalahnya yang akan dibicarakan tidak akan jauh dari menyuruh Talia menikah
"Kamu pulang jam berapa?" Tanya Tirta dalam telfon
"Belum tau, abis pulang mau makan sama temen-temen kantor" bohongnya, Talia tidak akan membiarkan mamahnya merencanakan sesuatu
Talia tau, mamahnya bukan orang yang gampang menyerah. Pasti mamahnya sudah merencanakan sesuatu
"Kan bisa makan dirumah"
Kan, sudah Talia duga. Mamahnya ini gampang ditebak. Makan dirumah pasti bukan makan biasa. Mamahnya bukan pemaksa seperti ini.
"Jujur sama Talia, ada apa"
"Haha kamu tau aja, calon kamu mau dateng nanti malem" jujur Tirta pada akhirnya, Talia ini susah sekali untuk dijebak
"BIG NO. Sudah Talia bilang kan perusahaan Talia nggak bolehin nikah sebelum masa kerja lima tahun. Ayolah mamah ngertiin Talia"
Mamahnya ini kolot sekali, umur Talia bahkan baru 23 tahun dan jadi ibu rumah tangga di umur 23 tahun? Nope, terimakasih
"Dan udah mamah bilang juga calon suami kamu pemilik perusahaan tempat kamu kerja"
"- kamu tetep bisa kerja Talia" sambung Tirta tidak mau kalah
"Mamah nggak usah asal deh, udah aku tutup dulu, nggak mau makan gaji buta" Talia mengakhiri telfon secara sepihak
mamahnya tidak akan membiarkan pembicaraan ini selesai dengan cepat sebelum memenuhi keinginannya.
"Lo dipanggil ke ruang direksi" tidak lama setelah menutup telfon dari Tirta, Asti sang sekretaris menghampiri kubikelnya
Talia tertegun beberapa saat, mamahnya nggak mungkin serius kan kalo calonnya adalah Rizki-direksi tempat Talia bekerja
"Kenapa?" Tanya Talia penasaran, lebih tepatnya memastikan
Sedangkan jawaban Asti tidak membuat Talia puas, asti hanya menaikkan pundak tanda tidak mengerti juga.
Talia berjalan ke arah ruang direksi dengan perasaan campur aduk
Gak, gak mungkin
Gue dipanggil karna ada kerjaan
Mamah cuman asal ngomong biar gue mau nurutin
Talia berusaha meyakinkan dirinya sendiri selama perjalanan menuju ruang direksi
Talia mengetuk pintu
Tuk tuk tuk
"Talia?" Terdengar pertanyaan dari dalam ruangan
"Iya pak" jawab Talia
"Masuk"
Perasaan gundah menghantui Talia, berusaha meyakinkan diri bahwa mamahnya hanya asal bicara
Mamah cuman asal
"Ada apa pak memanggil saya" tanyanya setelah dipersilahkan duduk
"Emang ada makan-makan kantor? Kok aku nggak tau?"
"Ya?" Talia tertegun
Tunggu tunggu, aku? Bosnya mengucapkan 'aku' saat berbicara dengannya? Lalu apa? Makan kantor? Talia hanya berbohong pada Tirta agar dia terbebas, tapi dari mana bos nya ini mengetahui
"Kamu bilang mamah kamu katanya ada makan-makan kantorkan? Kok aku nggak tau?" Jelas Rizki seakan mengetahui isi fikiran Talia
"Bapak tidak salah bicara?" Talia pening, makin ngalor ngidul pembicaraan bosnya ini
"Bapak? Aku setua itu? Yaaa paling nggak panggil mas lah" Tutur Rizki santai sambil menyenderkan badannya
"Permisi bap-"
"Mas, panggil mas" potong Rizki
"M-mas permisi, ini ada apa sebenarnya?"
"Kamu nggak mungkin belum dibilangin mamah kamu kan? Ayolaah, pernikahan kita tinggal dua bulan lagi"
Jancooook
Mamahnya berkata serius, Talia tidak akan membiarkan masa mudanya direnggut untuk menjadi ibu rumah tangga
"Kamu bohong sama mamah kamu? Kenapa? Nggak mau nikah sama aku?"
Jujur Talia eneg, mau muntah mendengarkan Rizki mengucap aku-kamu dengannya. Talia tidak terbiasa.
"Sebelumnya saya minta maaf, bap-"
"Mas Taliaaa... Mas. Biasakan diri kamu mulai dari sekarang panggil aku 'mas', pernika-"
"Nggak ada nikah, saya tidak akan menikah" Talia ikut memotong
Oh semoga saja Talia tidak dipecat karena memotong ucapan atasannya ini
"Kenapa? Kasih aku alasan"
Talia terdiam, Rizki tidak mungkin menerima pernikahan ini juga kan? Walaupun di kantor ini ia memang pernah berbincang beberapa kali dengan Rizki, tapi mereka tidak seakrab itu.
"Jangan bilang mas nerima pernikahan ini?"
Rizki tersenyum smrik yang membuat Talia merinding melihatnya
"Kenapa aku harus nolak?" Rizki balik bertanya
Rizki berjalan menuju Talia, berdiri dibelakang Talia
Menunduk tepat disamping telinga Talia, menghirup wangi tubuh Talia seraya berbisik "harusnya aku bersyukur kan?"
Talia merinding dengan perlakuan Rizki
Rizki masih dibelakang Talia, mengendus daerah tulang selangka Talia karena Talia memang menggunakan blouse dengan potongan leher yang agak lebar
Talia dibuat tidak berkutik dengan perlakuan Rizki
"Persiapkan dirimu, pernikahan ini tetap akan berjalan"
Cup
Diakhiri dengan Rizki memberi kecupan dibelakang telinga Talia
make your day fun with my story
KAMU SEDANG MEMBACA
Talia Says
Random"kenapa blom tidur" Rizki terkejut melihat Talia tengah asik menonton tv saat dirinya baru pulang di jam satu dini hari "gak usah geer gue nunggu lo balik, gue emang lagi gak bisa tidur" Sayangnya perkataannya adalah dusta, Talia menunggu pulang R...