Setelah liburan selama 2 Minggu akhirnya siswa-siswi SD pelita harapan sudah masuk kembali seperti hari-hari sekolah biasanya.
Di dalam mobil seorang bocah sedang mendiami ayahnya di karenakan ayahnya tidak mau mengajarinya bermain sepeda.
"Ayah kapan sih bisa ajarin Seno sepeda. Seno pengin banget naik sepeda kaya temen-temen Seno yah." Jadi, namanya Suseno. Dia hari ini sangat senang karena akan masuk sekolah setelah liburan.
Namun, dia sangat kesal kepada sang ayah karena ayahnya tidak mau mengajarinya bermain sepeda. Ralat, lebih ke tidak mempunyai waktu untuk mengajari Seno bermain sepeda.
Begitulah ayahnya. Yang ada di pikirannya hanya kerja kerja dan kerja. Hal itu membuat seno sedih tentunya.
"Iya Seno, nanti ya Minggu yang akan datang ayah luangin waktu buat Seno." Ucap Adam ayah Seno.
"Yeyy, terimakasih banyak ayah." Seno sangat bahagia. Akhirnya setelah sekian lama ayahnya bisa mengajarinya bermain sepeda.
Tak terasa sudah sampai di depan gerbang SD pelita harapan. Lalu Seno turun dan memasuki kelasnya.
Tepat saat Seno masuk kelas seorang guru perempuan juga memasuki kelasnya. Mungkin itu guru yang akan mengajarnya di kelas 2 ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi anak-anak. Bagaimana liburan kalian? Semoga menyenangkan yaa." Salam seorang guru perempuan tersebut ketika memasuki kelas.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi Bu." Jawab semua anak yang berada di kelas.
"AKU JALAN-JALAN KELUAR KOTA BU. Teriak bocah kecil yang berpipi gembul.
"AKU BERMAIN SEPEDA BERSAMA TEMAN IBU."
"OJI MAIN SAMA AKU BU."
"SALSA SAMA NANA JUGA BU."
Teriakan antusias dari teman-teman Seno membuat dia sedih. Bukan karena dia tidak suka temennya bahagia tapi, Seno sangat iri kepada teman-teman yang bisa bermain sepeda dan berjalan-jalan dengan orang tuanya.
"Oke cukup anak-anak, jadi di sini sudah bisa main sepeda semua apa ada yang belum bisa?." Tanya Bu guru kepada muridnya.
Hanya ada satu tangan mungil yang di angkat. "Seno belum bisa ibu." Ucap Seno sambil menundukkan kepalanya.
"Seno kaya anak TK deh ga bisa naik sepeda." Ucap temen perempuan Seno yang bernama kesha.
"Iya hahahaha." Sautan dari Farel membuat teman-temannya menertawakan Seno.
"Sudah-sudah, Seno nanti belajar ya nak, kamu ini anak hebat pasti bisa naik sepeda jika ada usaha." Nasihat dari guru Seno.
"Siap ibu." Ucap Seno sambil berpose Hormat.
Guru tersebut mengacungkan jempol dan tersenyum manis. "Oh iya. Perkenalkan nama ibu adalah ibu Nina zenith biasa di panggil Nina yaa."
"Salam kenal Bu Nina." Ucap semua murid di kelas 2.
Setelahnya mereka memulai belajar mengajar hingga jam istirahat.
***
Bel yang di tunggu-tunggu oleh semua anak sekolah akhirnya berbunyi dengan nyaring. Apalagi jika bukan istirahat.
"yahaha, Seno gabisa naik sepeda kasian banget." Ujar Farel teman sekelas Seno.
"Betul, masa udah gede ga keren sih." Ucap teman yang satunya.
"Terserah aku dong, nanti Minggu juga aku mau belajar dengan ayah kok. Jangan sombong dong Farel, Oji. Dosa tau." Ucap Seno dengan mata berkaca-kaca.
"Terserah deh, dasar bocah Cemen." Ucap Oji sambil menarik Farel untuk pergi dari hadapan Seno.
Tak terasa air mata Seno jatuh menetes ke pipinya dengan deras. Dia sangat sedih, menurutnya teman-temannya sangat jahat sekali. Dia kan hanya tidak bisa menaiki sepeda bukan tidak bisa menulis.
"Ayah, ajari Seno naik sepeda." Ujar Seno di tengah tangisnya.
Setelahnya Seno menidurkan kepalanya di atas meja dan berakhir tertidur pulas hingga pulang. Memang benar tertidur setelah menangis itu hal yang sangat nikmat.
***
"Seno, ayo bangun nak. Ini sudah malam dan Seno belum makan ya dari siang tadi." Ucap Adam yang berusaha membangunkan Seno.
"eung, Seno udah di kamar yah?." Tanya Seno.
"Iya sayang, Seno tadi ketiduran di kelas terus gurunya telfon ayah buat jemput Seno." Jawab sang ayah sambil menggendong Seno untuk makan malam dan mandi.
***
Hari Minggu yang di tunggu-tunggu oleh Seno akhirnya tiba. Bukan karena weekend Seno senang tetapi hari ini dia akan pergi bersama ayahnya di Taman kota.
Masih ingat kan waktu hari Senin ayah Seno mengatakan mau mengajari Seno bermain sepeda? Tentu masih ingat dong.
Hari-hari yang Seno lewati sebelum hari Minggu tidak lah semulus itu. Seno di bully dan di ejek oleh teman-teman sekelasnya.
Awalnya hanya Oji dan Farel yang mengejek. Namun, semakin hari teman-teman yang lain juga ikut mengejek
Ayahnya tidak tau jika Seno sering di bully karena tidak bisa menaiki sepeda. Seno tidak mau menjadi anak yang suka cepu kepada orang tua.
Sekarang, Seno sedang menunggu ayahnya mandi. Jangan di tanya Seno sudah mandi atau belum tentu jawabannya sudah.
Dia mandi jam 6, bayangin pagi-pagi saking excitednya Seno teriak minta mandi ke ayahnya. Padahal udaranya dingin banget.
Setelah bermenit-menit menunggu akhirnya ayah Seno keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai
"Sarapan dulu ya no." Ucap Adam.
"Siap pak polisi." Seno langsung berlari ke meja makan sambil tertawa.
"Dasar bocah." Ucap Adam.