sabar apa lagi dia selama enam bulan ini?
Mas,ini bekal nya"wanita itu
berlari mengejar.
" Rambut. Yg berponi bergoyang. Laki-laki tampan yang awalnya hendak menutup pintu mobil itu menatap tak semangat pada rantang bewarna hijau yang memiliki tutup bewarna kuning bahkan dia tak memasangkan rantang dan tutupnya dengan pasangan yang benar."Apa lauknya?"
"Telur ceplok," jawabnya semangat, penuh bangga. Cengiran itu tak lepas dari bibirnya. Dia tak peduli suaminya menatap bosan.
"Aku makan di kantin saja." Dia menutup pintu mobil, lalu menaikkan kaca. Tanpa pamit mobil itu berlalu
meninggalkan wanita berdaster batik cokelat itu.
Wanita itu membawa rantangnya kembali. Ia meletakkan benda itu di atas meja makan, menatap benda itu sejenak.
"Padahal ini enak," katanya sendiri. Dia membuka rantang itu, nampaklah nasi yang diatasnya terdapat telor ceplok dengan saos yang dibentuk gambar love. Tanpa banyak pikir, dia mengambil sendok, lalu memakan masakannya sendiri dengan lahap.
Namanya Aldi Putra Rahmansyah. Umur tiga puluh tahun, tampan, dan mulai mapan, kenapa mulai mapan? Karena baru saja dia menjabat sebagai kepala cabang di bank swasta di kota