Mobil masuk ke garasi, seperti biasa, ada wanita yang akan berlari dengan semangat menyambutnya. Siapa lagi kalau bukan Ranti. Wanita yang paling tidak disukai oleh Aldi.
"Mas," rengeknya manja, dia bergegas mengambil tas Aldi, bergelayut manja, dan seperti biasa ditepis oleh laki-laki itu.
"Sana! Aku gerah belum mandi."
Dan seperti biasa juga, wanita itu menurut tanpa tersinggung. Aldi sengaja pulang agak terlambat, dia sempat mampir makan malam di sebuah restoran bersama Siska. Dia menawarkan diri untuk mengantar gadis manis itu, kebetulan mereka searah.
Lihatlah Ranti. Rok kembang tabrak warna, baju kaus yang pundaknya sudah robek, rambutnya yang awut-awutan. Dia membuat Aldi semakin lelah.
"Mas, ayo makan! Aku sudah masak. Kali ini Mas pasti suka." Dia bergerak lincah mengambil piring. Saat dia membuka tudung saji, Aldi mencegahnya.
"Aku sudah makan, kamu saja. Besok tak usah masak lagi, buang-buang duit beli bahan dapur, satu pun tak ada yang enak."
"Nanti aku akan belajar lagi, Mas," ucapnya semangat. Dia tak tersinggung sama sekali.
"Sampai kapan mau belajar, ini sudah enam bulan, menikah denganmu adalah takdir paling sial, minggir!" Aldi mendorong Ranti kasar. Wanita itu hampir terjengkang, tapi dia tak peduli, tudung saji kembali dibuka.
Goreng ikan Nila, sambal terasi, dia tau betul makanan ini enak kerena telah dicobanya.
Jangan. Lupa votee ya