PROLOG

14 9 17
                                    

Heyyow guys

Oke. sebelum mulai baca cerita perdanaku, kita kenalan dulu dong biar apa? Biar saling kenal atuh, btw kalian bisa panggil aku Gita, okey?

Dan ini juga cerita pertamaku, jadi kalo ada kata-kata yang salah dan banyak typo mohon dimaklumi🙏

Btw kalian tau ceritaku dari mana?

Disini ada beberapa peraturan yaa pren, gak banyak kok cuma secuil, jadi Mohon dipatuhi ya?

Enjoy guys😉

                              ****

                    ⚠️WARNING⚠️

●Dilarang plagiat dalam bentuk hal apapun!!

●Dilarang menyamakan cerita ini dengan cerita orang lain, Ini pyur hasil otak ku.

●Dilarang membahas cerita orang lain disini!!

●Dilarang screenshot terlalu banyak. Cantumkan judul dan author kalo kamu mau spoiler.

                              ****

"Lihat kan pah? Aku juga bisa jadi juara cerpen antar kelas, dan nantinya aku bakal dipilih ke lomba cerpen nasional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihat kan pah? Aku juga bisa jadi juara cerpen antar kelas, dan nantinya aku bakal dipilih ke lomba cerpen nasional. Kalau aku menang lagi semua buku-buku aku bakal jadi best seller. Walaupun aku gak jadi juara matematika kaya anak pertama kalian, seenggaknya aku jadi juara cerpen dan dipilih ke lomba cerpen nasional."

Walaupun anak keduanya itu menceritakan seluruh perjuangannya mengikuti lomba cerpen dan menang dengan senyum yang tidak pernah hilang dari wajah cantiknya. Namun papahnya sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun. Bahkan terlihat sedikit antusias atas kemenangannya itu---sama sekali tidak terlihat diwajah sang papah tercintanya.

"Percuma kamu disekolahkan kalau cuma dapat piala kecil kaya gitu. Mamah sama papah menyekolahkan kamu supaya bisa kaya kakak kamu! Dia bisa menangin kejuaran apa aja termasuk matematika Liana!!".

"Kami mau kamu kaya kakak kamu yang bisa menangin semua kejuaran tanpa terkecuali. Bukan salah satu kaya yang sekarang kamu lakuin!".

"Piala kecil itu gak ada apa-apanya dibanding piala besar milik kakak kamu. Mamah kasih kamu jangka waktu buat bisa kaya kakak kamu sampai hari kelulusan. Kalau kamu masih tetap dapetin piala kecil kaya gini---dengan terpaksa papah dan mamah akan tinggalin kamu sendiri disini."

"Tapi aku juga menangin lomba ini susah mah. Aku harus belajar mati-matian, mamah kira aku engga belajar?? Mamah kira aku engga bisa apa-apa? Aku bisa mah, tapi aku lebih tertarik ke pilihan aku sendiri."

"Kamu disekolahkan supaya bisa mengikuti jejak kakak kamu Liana. Lihat kakakmu, dia pintar dia selalu menangin semua kejuaran, Tapi kamu sama sekali gak pernah dapat juara apapun, sekali dapat itu cuma antar kelas dan gak lebih dari itu. Apa kamu ini mau terus bergantung ke mamah dan papah? Kamu harus berusaha mandiri Liana. Contohnya kaya kakak kamu. Sekarang kamu ngerti kan Liana? Jadikan kakakmu sebagai contoh terbaik untuk masa depanmu. kamu ngerti kan?", tanyanya kepada anak keduanya yang sedang menunduk tanpa mau mendongak sedikit pun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Angel's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang