1

2 1 0
                                    

Jam-jam krusial adalah waktu yang mendekati jam istirahat. Seperti biasa, aku selalu lupa untuk sarapan meski ibu selalu mengingatkan ku tapi nacita dengan kecerobohannya selalu membawa bencana. Ibu sangat memaklumi tapi ya setiap pulang aku selalu kena semprot omelan ibu. 

"Sssh cita.." bisik leta.  Aku menoleh kearahnya.

"Ngapain sih lo bisik-bisik, orang kita duduk sebelahan." Gumamku. 

"Lah, iya juga sih. Sorry gue laper banget soalnya, mana jam istirahat masih 30 menit lagi" Gerutu leta, sambil menepuk-nepuk perutnya. 

Sekarang sedang jam pelajaran matematika dan aku mencoba fokus dengan angka-angka dipapan tulis. Jujur, aku sebenarnya sangat mudah memahami pelajaran matematika walau terkadang butuh usaha lebih untuk mengeluarkan kemampuan ku, tapi seringnya kemampuan itu sulit untuk diajak bekerja sama. Dan yang ditunggu-tunggu suara bel pertanda jam istirahat pun berbunyi, akhirnya selesai juga siksaan ini. 

"Oh yaa leta, cita. Hari ini sarah mau minta tolong sama kalian buat diskusi masalah dekorasi hari musik" Ucap sivia, teman sekelas ku. 

"Oke, dimana?" Jawab leta.

"Di kantin aja kata sarah biar gampang ketemunya" Jawab sivia. Aku melihat leta memutar kedua bola matanya, kemudia ia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya dengan cepat. Aku mengangguk paham, kemudian sivia berjalan keluar kelas.

"Takut banget gue dipanggil sama ratu. Kalo salah bisa-bisa dipenggal kepala gue" ucap leta dengan kesal. Aku berdecak dan menyenggol lengan leta dengan siku ku.

"Oke oke gue ga akan cari masalah kok" Ucap leta. kemudian aku menepuk-nepuk kepalanya. "Emang gue anjing?!" Protes leta sambil berjalan meninggalkan ku. Aku tertawa dan mengikuti leta keluar kelas. 

Benar saja, kantin benar-benar penuh padat karna bidadari sekolah yang jarang sekali ke kantin sekarang sedang duduk di meja tengah seperti nya memang ia ingin menjadi center dari segala sisi.

"Ah ini dia dua orang penting, tim acara kita. Temen-temen sambut leta dan siapa nama lo? gue lupa sorry.." Sambut sarah pada kami, dan ia menunjuk dengan jari mungilnya kearahku.

"Cita" Jawabku singkat. 

"Ah sweet cita, sorry ya gue susah hafal sama orang yang gak begitu apa ya, berkarakter" Jawab sarah sambil melemparkan senyuman manis yang menurutku sangat menyebalkan namun bagi orang-orang sangat manis. Leta menatap sarah tajam, sebelum emosinya mencapai puncak, aku berdeham. 

"Yaudah lah gausah banyak basa-basi, jadi lo mau revisi bagian mana?" Ucap leta, kemudian sarah memiringkan kepalanya. 

"Duduk dulu dong, gue ga nyaman ngomongnya kalo lo berdua berdiri kaya patung begitu" Jawab sarah. Aku dan leta bergegas duduk. 

"Nah kalau begitukan enak" Kemudian sarah menyodorkan setumpuk kertas kearah ku dan leta. "Di cek ya semuanya, gue gak mau ada yang miss karena acara ini harus hits dan pecah. Jadi bagian dekorasi pun harus pas dan bagus untuk membangun ambience" kata sarah dengan halus namun tegas. 

Aku bisa mendengar bisik-bisik yang berkomentar betapa anggun, cantik dan menggemaskan sarah. Sungguh membuat bulu kuduk ku berdiri, saking manisnya aku benar-benar tidak tahan. Mungkin untuk sarah, hal seperti itu adalah sesuatu yang membuatnya hidup.

Disaat aku dan leta sedang fokus memahami detail dan juga gambar-gambar footage serta sample design untuk dekorasi hari musik sekolah yang akan digelar kurang lebih satu bulan lagi, kerumunan yang sebelumnya memperhatikan sarah berpindah ke arah yang lain. Ternyata, askara dan teman-temannya datang. 

Detak jantungku yang sebelumnya normal, mendadak menjadi tidak normal. Tapi, menurutku itu hal yang normal setiap aku melihat askara. 

"Askara!!!" Sarah berteriak dengan girang, memanggil nama askara dengan senyum sumringah. Sementara askasra hanya membalasnya dengan tatapan datar. Ia menuju ke mejaku, ia menuju kesini. Gawat.

"Sekarang apalagi, sarah?" Ucap askara sambil menatap dingin ke arah sarah.

"Gimana sih katanya lo mau bantu gue, sebagai ketua acara hari musik lo harusnya cukup aktif dong membantu gue wakil lo yang banyak banget kerjanya dari kemarin sementara lo asyik aja sama dunia lo" Kata sarah sambil memasang wajah semanis kucing.

Aku menoleh ke arah leta, wajahnya kecut sekali. Sepertinya jika tidak tahan ia akan segera memuntahkan seluruh isi perutnya meski dari tadi aku dan leta belum sempat makan. 

"Ok, butuh bantuan apa?" Kata askara. 

"Jadi gue mau lo bantu tim dekorasi untuk menyiapkan semua keperluannya karna kreativitas lo gak ada tandingannya" Kata sarah, kemudian ia menunjuk kearah ku dan leta "Bantu dua orang yang kurang kompeten ini ya, Askara!" Tambahnya, aku dan leta saling menatap. 

"Oke" Jawab askara.

"Makasih yaaa askara" Jawab sarah. Aku mendadak emosi melihat tingkah sarah yang sok manis di depan askara, walau memang sikap sarah seperti itu. Dia menerapkan karakter sweet but psyco sepertinya, manis tapi mulut sama perilakunya busuk. Tapi banyak yang memakluminya, karena ia cantik. 

Aku mencuri-curi tatapan ke arah askara, dan dalam hitungan detik mataku dan matanya bertemu. Aku sangat terkejut setengah mati, kenapa tiba-tiba ia melirik kearah ku? mungkin ia tidak akan berfikir aku sedang curi-curi pandang tetapi aku rasanya seperti tertangkap basah. Malu banget!!

"Ada lagi yang mau lo omongin?" tanya askara pada sarah. Kemudian sarah menatap askara dan melayangkan senyuman mautnya.

"Nggak kok, tapi kalo lo mau temenin gue disini boleh banget" Jawab sarah dengan diiringi tawa manisnya.

Askara menggelengkan kepalanya, kemudian ia pergi. Sarah menghela nafas kemudian ia menatap kearah ku.

"Lo salah satu perempuan yang naksir askara juga?" Tanya sarah dengan tatapan seperti seperti seorang penyidik sedang menginterogasi tersangka. 

"Siapa? Gue? Idih." Jawab leta menyangkal pertanyaan sarah. Sarah tertawa mendengar jawaban leta.

"Sayang, bukan lo tapi temen lo tuh dari tadi curi-curi pandang mulu ke askara" Kata sarah sambil menyeringai. Deg. Jantungku rasanya seperti berhenti berdetak. 

"Gue cuman penasaran karena jarang liat askara. Kata orang-orang dia cakep banget, jadi gue cuman mau make sure omongan orang aja." Jawabku dingin. Dengan menggunakan jurus tidak berekspresi ku dan sekuat tenaga menyusun kalimat yang baik dan benar agar tidak dipermalukan sarah.

"Ya ya bener juga sih omongan lo, askara emang super cakep. And guess what? he's gonna be mine, jadi gue bangga banget calon pasangan gue di masa depan banyak yang naksir. Aprroved ya berarti dia tampan rasanya askara tuh pas banget sama gue"Jawab sarah dengan bangganya ia mengatakan bahwa askara akan menjadi miliknya. Cih. Walau memang mungkin saja askara berpasangan dengan sarah yang cantik dan juga populer dibandingkan aku perempuan biasa-biasa saja dengan penampilan yang biasa banget. Cuman, rasanya aku gak ikhlas kalo askara berpasangan dengan sarah, kasihan askara..

"Not bad" Jawabku, sarah kegirangan mendengarnya.

"Aw, pokoknya titip askara yaa dia bakalan bantu team acara untuk mengurus dekorasi, rundown dan lain-lain dan nanti bakalan ada beberapa orang tambahan juga buat bantu kalian" Kata sarah. 

"Ok, udah kan sar?" Kata leta. Sarah menganggukan kepalanya kemudian ia mempersilahkan aku dan leta pergi dengan gestur melambaikan tangan kanan nya. Setelah itu leta bergegas menarik ku. 

"Ah muak banget gue sama itu perempuan" Gumam leta, wajah nya terlihat seperti langit yang sendu dan matanya bagai menyemburkan kilat. 

"Udah, gapapa lagian kalo kita menentang sarah terang-terangan sama aja kaya cari mati" Aku mencoba memberi alasan yang masuk akal, karena leta bukanlah orang yang suka basa-basi. Ia menoleh kearah ku dengan tatapan yang ganas seperti ingin mengulitiku hidup-hidup dan aku menjawab tatapan itu dengan senyuman setengah ngeri.

"Ya lo bener, tapi gue kesel banget sama tingkahnya. Kalo bukan karna dia banyak fans nya, udah gue masukin kaleng sarden kali" Gerutu leta. Aku tertawa mendengar ucapan leta. 

Kalau sainganku adalah Sarah Alika, rasanya aku semakin tidak sanggup bersaing walau belum aku coba. Apakah ini kesempatan untuk ku mendekatkan diri dengan Askara? Aku hampir saja tidak bisa bernafas dengan tenang sejak sarah meminta askara masuk ke dalam tim acara, itu artinya aku akan sering bertemu dengan askara. Mungkinkah ini takdir? 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Cinta CitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang