bagian 22

26.3K 2.2K 11
                                    

happy reading 🐣

~~~

     raka mendengus kesal saat bundanya mewanti-wanti agar dia pulang kemansion segera setelah sekolah.dia dipaksa mengenakan pakaian formal seperti akan menghadiri acara pernikahan saja.

tepat pukul 7 malam keluarganya sampai disebuah restoran dan langsung digiring oleh staff menuju lantai atas,rooftop.

"ini kemana sih bun?kok raka nanya gak ada yang jawab"
perutnya kelaparan karena tidak memakan apapun saat disekolah selain roti,ditambah dia juga sempat muntah hingga sekarang badannya lemas.bagas juga tak ada menghubunginya seharian ini, tapi siapa dia yang harus dikabari setiap saat?

"nanti kamu bakalan tau,ayok kita udah telat ini"

shana menarik putranya agar berjalan lebih cepat menuju sebuah meja yang sudah terdapat beberapa orang menunggu kedatangan mereka.

langkah kakinya melambat saat matanya beradu pandang dengan pemuda tegap itu.sementara dua orang dewasa disampingnya tersenyum ramah padanya.
"ayo nak raka duduk disamping bagas,gak baik berdiri lama,nanti keram"
jordan sebagai kepala keluarga Greyson menginterupsi raka hingga mau tak mau raka segera menarik kursi disebelah bagas yang terdiam tenang.

"wah tampannya...gen keluarga Greyson memang tak main-main ya"
shana memekik kecil melihat visual bagas bak dewa Yunani,didukung postur tubuh yang... jangan teruskan fantasi gila shana.

bagas tersenyum kecil pada shana memberi kesan sopan pada calon mertuanya.

"tuan samuel,setelah menjalin kerja sama yang cukup lama, saya serta keluarga merasa terhormat bisa dinner bersama malam ini".
Jordan pandai membawa suasana hingga terasa lebih hangat.mereka makan diruangan outdoor yang berhiaskan lilin besar serta lagu romantis dari gesekan biola,tak lupa pemandangan kota dengan kerlip lampu membuat mata tak  mampu berkedip.

"kami juga merasa tersanjung dengan ajakan makan malam anda"
sesi berbasa basi berlangsung cukup lama ditemani tawa pelan saat sesekali mereka membicarakan masa kecil kedua putranya.

tak henti disana,makan malam yang damai juga menjadi salah satu inti acara pada malam ini.kedua pria yang lebih muda sesekali curi pandang diujung matanya,mereka rindu meskipun baru sehari saja tak saling tatap muka.

"ehhmmm...saya juga ingin menyampaikan sebuah kabar yang mungkin akan menjadi berita buruk bagi tuan sam dan ny.shana"
jordan diam sebentar sebelum kembali melanjutkan ucapannya yang ditunggu oleh keluarga raka dengan wajah penasaran.

'masak iya sekarang waktunya?kenapa bagas gak kasih gue dulu.gila"
raka bergerak gelisah dengan tangan bertautan menggigil.dia sangat takut jika papa dan bundanya tak bisa menerima dan malah membuangnya dijalanan,kan raka belum siap jadi pemulung batinnya meringis.

bagas meraih tangan raka karena tau apa yang dirasakannya,jujur dia juga ketakutan namun dapat ditutupinya dengan wajah datar.

"anda bisa katakan tuan jordan"
willa mengangguk mengiyakan lalu matanya beralih menatap kedua anak adam yang saling menguatkan ditempat duduknya.raka nampak sekali sangat ketakutan hingga tangan bagas tak meninggalkan mengusap punggung tangannya.

"kami sebelumnya minta maaf,namun anak saya bagas sudah melakukan kesalahan pada raka hingga raka sekarang sedang hamil"

brukkk....
shana menggebrak meja kuat lalu meringis kesakitan merasakan kulitnya perih.matanya melotot kaget serta marah dengan apa yang didengarnya barusan.jadi pemuda yang dia puji-puji ternyata seorang bajingan yang mengambil kepolosan putranya.raka sebenarnya tidak sepolos yang dipikirkan.

"kamu!kamu berani buat anak manis saya hamil?!"
shana melangkah cepat mendekati bagas yang sudah pasrah dengan kemarahannya.shana menampar pipi kanan bagas keras namun tak membuat pemuda itu meringis sedikitpun.raka segera berdiri menahan amukan bundanya,sesaat suasana yang hangat berubah kelam dengan amarah yang meledak-ledak dari ibunda raka.

"bunda udah,raka mohon"
tangannya masih mencoba menjauhkan shana dari bagas yang tenang menghadapi situasi mencekam dihadapannya.
"maafin bagas bunda,semua salah bagas,bagas janji akan bertanggung jawab sepenuhnya pada raka"

shana mendengus kesal lalu melirik kearah orangtua bagas yang duduk tenang tak terusik sedikitpun,bahkan mereka kembali berbincang santai dengan suaminya.apa-apaan itu?

"kamu jauhin anak saya!"
shana kembali membentak bagas lalu menarik raka agar berjauhan dengan pemuda brengsek itu.
"kenapa kalian berbuat secepat ini?sekolah belum tamat,kerjanya ngoleksi majalah porno,mau jadi apa kamu"
shana mengurut keningnya kesal lalu beranjak pergi meninggalkan perjamuan makan dengan kaki dihentak-hentakan,persis seperti remaja labil.

"bunda,bunda jangan marah bun..."
dirinya ingin mengejar shana namun kakinya lemas,hampir saja raka ambruk sebelum bagas memeluk pinggangnya erat.

"biarin bunda nenangin diri, gue akan berusaha lebih keras lagi buat luluhin hati bunda, percaya sama gue"
bagas mengelus pucuk kepala raka menenangkan,dia tak mau pemuda ini banyak pikiran dan mempengaruhi kesehatannya.

willa dan jordan tak ambil pusing,mereka hanya menyerahkan pada anaknya bagaimana kedepannya.jordan memang menjanjikan bantuan untuk bagas namun bukankah terlalu mudah jika dia membantu dari awal?
bagas harus mendapatkan hukumannya dari orangtua raka.

"sayang,minggu depan kamu mampir kerumah ya, kandungan kamu harus diperiksa"
willa mencubit pipi raka sekilas lalu berbalik menuju suaminya yang sudah berdiri menghantarkan papa raka.anehnya kenapa samuel tidak marah atau setidaknya ikut memberikan sebuah pukulan pada bagas?mengapa hanya willa saja.

"kami balik duluan,jagoan kamu antar raka pulang dengan selamat ya"
jordan mengamit tangan istrinya berlalu meninggalkan bagas dan raka disana.

bagas mengusap sudut bibirnya yang robek serta mengeluarkan sedikit darah,seram juga bunda raka ini pikirnya.
"mau balik sekarang?"

"hmm..gue capek banget"

dituntunnya raka menuju parkiran mobil hingga memasuki Aston Martin yang nampak sangat mewah itu, tentu untuk mendapatkannya butuh biaya yang tak sedikit.

raka terlelap dikursinya ditemani bagas yang fokus menyetir.sembari menunggu hitungan mundur dilampu merah,bagas cekatan melepas jasnya dan melampirkan pada tubuh raka.dia juga menikkan suhu mobil agar raka nyaman dalam tidurnya.

senyumnya mengembang namun pikiran bagas berkela jauh menyusun langkah awal misinya dalam meminta restu mertua.raka sudah jadi miliknya,pokoknya dia harus menghabiskan hidup bersama pria yang begitu dicintainya.

tbc...


Equanimity(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang