Banyak hal yang mampu membuat kita menjadi goyah. Cara yang terbaik untuk meyakinkan diri sendiri adalah percaya bahwa kita bisa menghadapi semuanya.
- Maureen Narayana Raharja -
Song : Ragu - Rizky Febian
Bima dan guru tersebut keluar dari ruangan.
"Sudah, bukunya bisa diperbaiki. Nanti kalian berdua saling menyumbang untuk membeli atau fotokopi."
Bima sebenarnya kurang puas dengan jawaban yang diberikan guru itu. Hal ini sangat tak adil buatnya.
Ia berjalan penuh rasa kesal. Tak lama kemudian langkahnya dihadang oleh Nara yang tersenyum sinis seolah mengetahui apa yang dikatakan oleh guru.
"Udah kelar cepu ke guru?" Nara menatap Bima seolah meledek apa yang dilakukannya.
Bima menatap dengan penuh rasa kesal, "Pokoknya lo harus tanggung jawab. Suka ngga suka pokoknya harus. Bayarin semuanya!"
"Lo sadar kan kalo ini semua tuh dari lo juga?! Kalo lo ngga ngelarang gue, semua ini ngga akan terjadi. Emang cape debat sama orang individualis dan egois kayak lo!" ucap Nara tegas agar lelaki itu paham.
"Apa lo bilang, egois? Can you see yourself before you talk bout that?"
"That's true. Lo aja yang ngerasa, maklum aja kan otaknya ngga bisa dipakai membedakan yang benar dan yang salah, ups." Nara bersedikap kemudian menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut.
"Tau apa lo soal gue? Lo Tuhan yang tau segalanya? Lo presiden yang mimpin suatu negara? Atau cuma manusia halu yang kebanyakan bacot!" protes Bima tak terima.
"Cukup, lo boleh rendahin harga diri gue. Gue cuma mau kasih tau aja ke lo kalo semua orang yang lo liat itu ngga sesuai sama apa yang lo bayangin!"
"Oh iya, liat aja siapa yang beneran membuktikan ucapannya. Lo, atau gue!"
"Siapa takut, lo mau taruhan. Gue jabanin dengan senang hati!"
"Yang kalah bakal jadi budak selama sebulan, gimana?"
"Oke, gue terima tantangan lo. Gue buktiin kalo gue bisa menang," ucap Nara dengan percaya diri.
Bima berlalu meninggalkan Nara yang masih berdiri sembari bersedikap. Gadis itu memandangi punggung Bima yang kian menjauh dari pandangannya.
Nara yakin kalo Ia bisa menghadapi lelaki itu meskipun rasa ragunya jauh lebih besar. Tapi, demi mematahkan rasa gengsinya yang tinggi Nara merelakan pertimbangan itu.
* * *
Bel istirahat berbunyi dengan kencang. Suaranya memekakan telinga Nara. Kalo bisa dibilang mirip dengan suara sirine ambulance.
YOU ARE READING
COOKIES N CREAM [COMPLETED]
Romance[ Don't Copy My Story ] [ PLAGIAT HARAP MENJAUH! ] [ Alert⚠ : typo everywhere, be careful ] [ COMPLETED ] . . . Perasaan adalah sesuatu yang paling sulit ditebak. Hal itu sudah dibuktikan Maureen Narayana Raharja yang terjebak dalam l...