"Biarkan seperti ini sebentar, Tuhan"
– Akalanka Zahair Bagaskara."Kala sayang, kamu disini dulu ya sama Nenek. Sebentarr aja. Mamah sama papah harus keluar negri buat urus masalah kantor."
"Tapi Mamah, Kala mau ikut. Kala nggak mau sama Nenek."
"Kalo Kala ikut, nanti Nenek sendirian disini nggak ada yang jagain. Emang Kala tega?" Kala kecil menggeleng pelan, cengkraman tangan kecilnya tetap kokoh berada di ujung rok panjang Safira.
"Sebentar aja ya Kala. Mamah sama Papah janji enggak lama."
"Janji ya!"
"Janji"
"MAMAHHH!" Kala terbangun kaget, ia pusing karna tiba tiba mendengar suara teriakan dan pesawat jatuh, insiden yang dialami oleh kedua orang tuanya 10 tahun silam.
Kala mencoba mengatur nafasnya, ia menatap jam dinding menunjukan pukul 06.08 ia harus segera bersiap untuk pergi ke sekolah.
♬♩♪♩ ♩♪♩♬
Disekolah, Kala sama sekali tidak punya teman. Ia kerap kali didekati hanya karna penasaran, dengan kebijakan rolling kelas Kala berharap mempunyai teman dikelas barunya.
Kaki jenjang itu memasuki kelas barunya, ia menatap orang-orang yang lumayan asing di matanya, padahal ia sudah 2 tahun berada di sekolah ini.
"Eyyy kawan." Ada seseorang yang tiba-tiba merangkul Kala.
"Dah punya tempat duduk lom Lu?"
"Belum."
Anak itu tersenyum lalu memukul pundak Kala pelan, "Ayo duduk sama Gua. Gua gaada temen disini anjir!"
Kala menatap anak itu, "Boleh?"
"Kenapa engga jir? Kocak ah." Anak dengan name tag Attala Erick itu membawa Kala ke tempat duduknya yang paling belakang.
Otak Kala berputar mencari topik agar Attala tidak bosan di dekatnya, tapi disisi lain ia gengsi untuk sekedar bertanya.
"Lo dari kelas mana?"
"TKR 5 itu loh, yang kelasnya keren, kece, wangi ituu."
Kala tersenyum tipis, ke-pd an Attala sangat tinggi untuk takaran wajah yang kelihatan sangar.
"Tapi ini cuma seminggu doang ya? P5 doang kita rolling kaya gini." Kala mengangguk, apa yang harus ia katakan selanjutnya, topik apa yang harus Kala ambil.
"Kantin ah ayo." Attala menarik tangan Kala, sementara Kala hanya bisa diam menurut. Daripada dia tidak memiliki teman, lebih baik mengikuti Attala saja.
♬♩♪♩ ♩♪♩♬
Kala dan Attala mulai akrab, mereka tidak se canggung tadi bahkan sekarang mereka tengah duduk di warung belakang sekolah dengan teman teman Attala yang lain.
"Eh kal, ni Gue punya cewe cantik. Lo punya ga." Teman Attala Elgar menunjukan foto kekasihnya kepada Kala, cewek cantik dengan rambut panjang.
Kala menggeleng, "Nggak ada yang mau sama Gue kali." Kala menghisap rokoknya seraya mengangkat bahunya acuh.
"Yaudah sama Gue aja gimana?"
Semua pasang mata disana menatap Attala ngeri, atmosfer diantara mereka menjadi tegang.
"BECANDA ANJIR LAH." Attala memukul bahu teman disampingnya yang menatapnya dengan alis mengkerut.
Tawa renyah menggema saat melihat wajah Attala pucat. Kepulan asap bulat keluar dari mulut Kala, ia menatap ponselnya. Tak ada notif sama sekali. Jika ada sekalipun pasti notif dari Instagram.
"Eh Kal, kok Gue nggak pernah liat Lo si disekolah. Gue kira nggak ada manusia kaya Elu ini."
"Gue juga gapernah liat kalian."
"Unik."
Ada 5 orang disana, Kala, Attala, Elgar, Rey, dan Marvel. Semoga pertemanan mereka akrab agar Kala tidak berdiam diri di kelas saat waktu istirahat.
Dikit dulu ya guys, agak stuck ni pemikiran aku.
Anw boleh kali vote dan komen duluu.
See u next time guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA.
Teen FictionTetaplah hidup untuk hal hal kecil di dunia ini "Semesta, cukup. Jangan kehilangan lagi...." ORI KARYA SENDIRI. ⚠️Warning!!! Terdapat kata-kata kasar disini, ambil sisi baiknya buang sisi buruknya. ⚠️Budayakan follow sebelum membaca!.