Malam ini sangat indah. Cuacanya benar-benar bagus. Banyak orang yang memanfaatkan malam yang indah ini untuk makan malam bersama atau sekedar jalan-jalan menikmati suasana.
Sama halnya dengan Joy. Untuk merayakan keberhasilan dirinya mendapatkan penghargaan sebagai aktris terfavorit. Ia memutuskan untuk makan malam romantis berdua dengan Sungjae.
Joy memang tidak terlalu menyukai keramaian. Ia sangat menghargai privasi. Untuk itulah ia lebih memilih untuk makan malam berdua dengan Sungjae daripada membuat acara besar-besaran untuk merayakan keberhasilannya.
"Cheers"
Suara denting dua gelas yang saling beradu menjadi awal bagi acara makan malam itu. Setelah minum seteguk mereka mulai mengobrol ringan sambil menunggu pelayan membawa makanan mereka.
Sungjae tersenyum dan mengelus punggung tangan Joy. Ia sangat mencintai perempuan itu. Dulu sekali ia sangat sulit untuk bisa mendekati Joy. Perempuan itu memang ramah dan murah senyum. Tapi untuk benar-benar dekat dengan Joy sangatlah sulit. Joy menetapkan batas untuk setiap orang yang mau mendekatinya. Begitupun untuk Sungjae. Joy menetapkan batas untuk Sungjae adalah hanya sebagai rekan beradu akting.
Tapi waktu itu Sungjae tak menyerah. Dia sudah menyukai Joy sejak pertama kali bertemu perempuan itu. Saat Joy baru saja debut di dunia akting. Sungjae berusaha untuk selalu mendekati Joy. Pelan tapi pasti. Dengan berbagai perhatian kecilnya, perlahan hati Joy luluh. Dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih sampai saat ini.
"Malam ini sangat indah" kata Joy menatap bulan yang bulat sempurna.
"Seindah dirimu sayang"
Joy langsung saja menatap Sungjae dengan wajah datar. "Geli oppa"
Sungjae tertawa sambil menyempatkan diri untuk mencolek hidung mancung Joy. Kekasihnya ini memang menggemaskan ketika sedang sebal seperti sekarang ini.
"Kenapa kau menolak penawaran bos mu. Menurutku dia sangat baik karena ingin membuat acara makan malam besar untuk mu" kata Sungjae menatap Joy.
Joy menggeleng. "Aku lebih suka seperti ini oppa. Makan malam besar hanya akan membuat ku semakin lelah saja. Aku ingin sesuatu yang dalam dan romantis. Dan seperti ini saja cukup"
Sungjae tersenyum lembut. Dari luar Joy memang terlihat seperti perempuan yang pecicilan tapi sebenarnya Joy memiliki hati yang lembut. Pemikirannya pun sangat dewasa dan kritis. Joy juga lebih menyukai me time sendirian daripada berkumpul bersama banyak orang.
"Apa rencana mu selanjutnya? Kau sudah mewujudkan satu impian mu bukan?" Tanya Sungjae lembut.
Joy nampak berfikir. Memenangkan penghargaan sebagai aktris terfavorit memang menjadi salah satu impian Joy. Biasanya setelah satu impiannya selesai, Joy akan mencari impian baru untuk membuatnya lebih bersemangat. Membuatnya memiliki tujuan.
"Entahlah. Sekarang ini aku sedang menikmati kesusksesan ku oppa. Aku belum menemukan impian ku lagi setelah ini"
"Bagaimana dengan Blackvelvet itu? Kau sering membicarakannya" Sungjae menatap Joy dalam. "Sebenarnya Blackvelvet itu apa? Itu bukan hanya geng antar perempuan biasa kan?"
Joy mengembuskan nafas dalam. "Kita sudah membicarakan ini oppa. Ketika waktunya tepat, aku akan menceritakan segalanya tentang Blackvelvet dan juga Hermes padamu. Kau hanya perlu bersabar dan percaya padaku"
Sungjae diam. Joy menggenggam tangan Sungjae, menyakinkan kekasihnya itu.
"Aku berjanji oppa. Aku akan menceritakan segalanya. Tapi bukan sekarang. Mengertilah- kumohon"
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
AcciónSequel of Blackvelvet Agen's "Mereka kembali untuk membalas dendam."