Meant 2 Be

102 9 0
                                    

"Jangan pernah meragukan dia, dia sudah menjaga Arion sejak dulu."

.....

Diikat tapi tak mengekang, Dibebaskan tapi tak dilepas. Itu yang Kenziro lakukan kepada Arion. Itu hanya ungkapan kecil dari sebagian besar usahanya. Salah satu prinsip Zio dalam pernikahannya adalah untuk tidak membuat Arion merasakan beban dalam pernikahan ini. Dan usahanya adalah ya mendukung apapun yang Arion mau lakukan.

Zio membebaskan Arion menggunakan uangnya, membebaskan Arion menata sendiri visi misi karirnya dan juga membebaskan Arion untuk tidak melakukan pekerjaan rumah.

Aku ingin menikahimu..
Aku ingin memilikimu.. 
Selama ini aku banyak tidur ketika memikirkanmu..
Di dalam mimpiku.. kau adalah kepunyaanku, Arion...

Zio membuka matanya, remang-remang mencari kesadaran untuk melihat langit-langit kamarnya. Lengan sebelah kanannya terasa cukup berat itu karena Arion yang tertidur dan menyandarkan kepala di pundaknya Zio.

Ini sudah pagi ternyata, harusnya Zio segera bangun dan membuka jendela. Harusnya ia segera bangun dan memberi makan kucingnya, harusnya ia segera bangun dan membuat sarapan. Tapi melihat makhluk yang satunya masih tertidur dengan nyaman. Zio malas beranjak walau sesenti.

Untuk sehari mereka bangun terlambat mungkin tidak masalah kan?

"Lu jelek banget, zi."

Matanya langsung terbuka lebar dan segar mendengar penuturan tanpa rasa berdosa dari suara lembut Arion. Arion.. tidak seharusnya kamu berkata demikian pada suamimu pagi ini.

"Tidur sambil ngorok, mirip babi."

Astaga, makin pedes aja mulutnya.
Mulutnya ternganga, berpikir setan apa yang merasuki Arion pagi-pagi sehingga ia menjadi durhaka begini.

"Jahatnya.."

Arion tertawa dan memeluk Zio semakin erat dan mencium pipinya. Menindih setengah tubuh Zio, padahal kasur sebegitu luasnya.

"Itu berarti tidur lu nyenyak ya zi. Mimpi apaan sih? Gw tonjok ya kalau lu mimpiin Han seohee."

Arion terkadang manis, manis yang terselubung nada ancaman. Zio memeluk pinggang Arion dengan erat, gemas banget minta dibanting.

"Mimpi menikah sama lu, Ar."

Arion yang tadinya menyandarkan dagu di pundak Zio pun memberi jarak dan menatap Zio. "Maksud? Mimpi lu jadi kenyataan sekarang."
Pagi itu tidak ada yang bisa Zio hindari, tersenyum dengan rasa bahagia. Pagi yang begitu damai.

Ini sebulan setelah pernikahan mereka dan kepindahan mereka ke Bandung. Karena hari ini hari Kamis, Arion mendapatkan jatah liburnya. Selepas sarapan dia sudah berencana untuk merapihkan buku-bukunya yang akan ia sumbangkan nanti ke perpustakaan.

Di dalam rumah ini ada satu ruangan perpustakaan kecil khusus yang Zio siapkan untuk Arion. Karena sepertinya ada beberapa judul buku yang mau Arion sumbangkan jadilah Arion melakukannya sendiri. Zio ada di ruang kerjanya dan sepertinya akan pertemuan online.

"Anjir tinggi banget." Arion mendongak melihat kotak diatas lemari buku yang lumayan tinggi itu. Arion ga pendek-pendek amat tapi kenapa Zio taruh kotak itu di tempat paling atas sih?

Like Water Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang