{unexpected}02

416 66 13
                                    

Seorang pria cantik sekaligus imut bergerak pelan di atas tempat tidur. Terpaan sinar matahari langsung mengenai wajah rupawannya. Merenggangkan otot tangan, menguap lucu, jemari lentik mengusap pelan kedua mata dan perlahan duduk dengan wajah khas bangun tidur.

Terdiam beberapa detik untuk mengumpulkan nyawa. Seokjin perlahan turun dari tempat tidur, berjalan membuka jendela, setelahnya kembali lagi duduk di tepi tempat tidur, kakinya menjuntai sambil tangannya meraih ponsel di atas meja.

Nyawa Seokjin seakan kembali berkumpul melihat banyaknya pesan. Ah ia benar-benar lupa. Bagaimana bisa? Menghela nafas. Membalas pesan lalu kembali menaruh ponsel itu, otaknya berfikir beberapa saat, tapi terganggu aroma lezat makanan dari arah dapur.

"Apa itu Jungkook? Atau nenek Kim?" Seokjin bertanya dalam hati. Berdiri mengambil peralatan mandi.

Seokjin keluar dari kamar menuju kamar mandi yang memang berada di ruang lain, berjalan pelan. Saat sudah di dekat pintu yang terhubung dengan dapur. Aroma masakannya semakin menguat, penasaran apa itu nenek Kim atau Jungkook. Jadi memutuskan untuk mengintip dari pintu yang terbuka.

Oh itu Jungkook, dia terlihat sangat serius dengan semua masakan di depannya, sudah seperti koki profesional, di tambah lagi kadar ketampanannya meningkat berkali-kali lipat. Astaga, apa yang kamu pikirkan Seokjin, sadarlah.

Seokjin menepuk-nepuk pipinya, tidak ingin mengintip lagi, ia lanjut ke kamar mandi. Setelah selesai dan sudah rapi. Seokjin kembali lagi berdiri di pintu masuk dapur sepeda orang mengintip.

"Mau sampai kapan kamu mengintip seperti itu," ucap Jungkook Tampa mengalihkan pandangan sama sekali, tapi dapat mengetahui kalau ada yang mengintipnya, hebat sekali dia.

"Ha ha." Seokjin tertawa canggung dan berjalan mendekat, menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal.

"Pantas saja dari tadi aku merasa merinding, aku pikir hantu Ternyata ada si mesum yang diam-diam mengintip." ujar Jungkook yang kini menyandarkan tubuhnya di konter.

Seokjin memajukan bibirnya "aku tidak mengintip, hanya lewat, dan aku tidak mesum."

"Oh iya? Lalu siapa kemaren menyentuh pipiku?"

Mata Seokjin membulat, "aku tidak.... Hanya menyentuh itu tidak mesum."

Jungkook memamerkan senyum menyebalkannya, "hm?"

"Apa maksud dari senyum itu? Aku tidak aku tidak AKU TIDAK." Tanpa sadar Seokjin berteriak di akhir kalimat.

"Hahaha, oke oke aku mengerti. Mesum." Jungkook tersenyum lagi. Senyum menyebalkan.

Seokjin syok, mundur sambil berkata, "kamu kamu kamu.... Manusia paling menyebalkan yang pernah kutemui."

Mendengar hal seperti itu, senyum Jungkook semakin lebar, dan berkata, "Terimakasih atas pujiannya."

Seokjin kesal, sangat-sangat kesal hingga membuat wajahnya memerah, "kamu bajingan tidak tahu malu. Aku membencimu."

Seokjin berbalik akan pergi, tapi secara tidak sengaja tersandung kaki sendiri membuatnya kehilangan keseimbangan. Untungnya dengan sigap. Jungkook menarik tangan Seokjin membuat badanya berputar dan jatuh di pelukan Jungkook.

Jungkook diam saja, tangannya berada di pinggang Seokjin, ia juga terkejut saat Seokjin hampir jatuh sampai suara teriakan membuat Jungkook tersadar.

"Apa yang kamu lakukan?" Badan Jungkook di dorong menjauh.

Jungkook diam beberapa saat, lalu berkata. "Kamu hampir jatuh, aku menyelamatkanmu!"

"Kamu menarik tanganku." Seokjin mengelak.

You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang