Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menurut kamu darimana semua cerita panjang ini dimulai?"
Gadis didepannya hanya terdiam kaku, menegak kasar ludah yang daritadi tertahan karna sudah berdiri diujung jurang. Jelas hari seperti ini akan terjadi, tapi tidak pernah terduga kalau yang memulai pembicaraan adalah Ningning.
Kisah mereka berdua..
"Jawab Gi atau ini jadi kali pertama dan terakhir kita, selama 2,5 tahun ldr..." ucap Ningning lagi.
"Menurut kamu?"
Ningning mengernyitkan dahi tidak paham, "aku?"
Flashback on
Kaset berputar pada waktu dimana mereka masih dengan hawa yang hangat dan tenang, waktu yang sekarang menjadi kenangan baik tanpa bisa diulang kembali. Saat jemari Giselle dan Ningning masih mudah untuk saling meraih dan menggenggam, senyum yang selalu terkirim tepat diantara mereka.
"Kamu suka?"
"Apapun yang kamu kasih aku suka, anything," jawab Ningning antusias menunggu crepes rekomendasi dari pacarnya.
Sementara Giselle tidak berhenti jatuh untuk kesekian kalinya, senyum yang selalu membuat kerja jantungnya menjadi lebih cepat.
"September ini buat kamu," ucap Giselle menatap Ningning dari samping.
Tapi untuk selanjutnya Ningning berubah lesu, "iyaa, demi masa depan kamu. Walaupun kamu tau aku susah kalo kita jauh."
Giselle memilih untuk mengambil 2 crepes daripada melanjutkan topik, menarik jemari Ningning untuk mencari tempat duduk disekitar taman. Meski pacarnya itu betah menatap dan menunggu kalimat selanjutnya yang akan Giselle lontarkan.
"Disini aja yaa, yang lain penuh soalnya." Giselle mempersilahkan Ningning untuk duduk duluan.
"Aku kangen kamu," cemberut Ningning.
"Aku disini sayang, kenapa harus kangen?" Tanya Giselle ikut duduk menghadap Ningning.
"Kalo kamu nanti sibuk terus lupa aku gimana????"
"How can sayangggg." Giselle mencubit gemas kedua pipi Ningning, mengusapnya karna setelah itu pacarnya merengek sakit.
"Janjiiiii???!!!" Ningning menarik tangan Giselle untuk berjanji kelingking.
"Huum janjii," balas Giselle yang setelahnya mengecup kelingking Ningning.
Manis. Semua terlalu manis untuk berubah, meski Ningning harus mengemis dan memohon. Ia akan berusaha meski sebenarnya tidak perlu bersusah payah, sebab Giselle seperti impian yang selalu Ningning semogakan.
Dan Giselle menepatinya, 1 bulan sebelum akhirnya harus merantau dikota yang jaraknya cukup jauh. Memberikan seluruh waktu untuk Ningning, lebih dari yang gadisnya itu bayangkan. Kapanpun Ningning meminta kata hadir, meski berlari Giselle akan menapakkan kakinya tepat didepan Ningning. Sampai terlalu mustahil kalau saat itu menaruh ragu.