"Abi bercanda kan! " Gumam ustadz Farhan pelan. Kedua tangannya saling
menggenggam, mencoba meredam gejolak amarah di dadanya.Pria itu bernama lengkap Farhan Adnan. Putra satu-satunya kiai
Abdullah Adnan. Setelah menyelesaikan pendidikan dan mondok nya. Farhan mengajar di pondok milik abinya sendiri.Umik nya telah wafat lima tahun yang
lalu. Dan kiai Abdullah tidak menikah lagi setelahnya.Ustadz Farhan tinggal terpisah dengan
Abi nya, walaupun masih dalam satu
lingkup pesantren. Rumah yang ustadz
Farhan huni adalah hadiah dari sang ayah dan mendiang umik nya sebagai bekal untuk dirinya saat menikah nanti.Ustadz Farhan datang menghadap abi
nya, ingin memberi tahu perihal dirinya
yang hendak melamar salah satu ustadzah di pesantren milik abi nya tersebut. Tapi ternyata abi nya tiba-tiba mengatakan bahwa dirinya telah memiliki calon istri,Yang dipersiapkan langsung oleh abi nya.Tidak habis pikirnya lagi, bahkan abi
nya sendiri tidak yakin dengan calon
pilihannya ini, saat mengatakan tentang
calon si istri untuk nya. Beralaskan balas
budi kebaikan orang tua si gadis, abi nya
lantas menerima begitu saja, ketika istri
dari almarhum temannya tersebut
menginginkan pernikahan antara putrinya dengan ustadz Farhan."Maafkan abi nak, abi tidak ada pilihan
lain. Ayah nya sangat berjasa di pesantren ini. Lalu istrinya ingin anaknya berada di tangan yang tepat, yaitu di pesantren ini. "Jelas kiai Abdullah."Cukup menjadi santri disini saja bi,
tidak perlu Farhan nikahi. Farhan memiliki istri impian Farhan sendiri, bi. " Tolak ustadz Farhan. Nadanya hampir meradang jika tak ingat yang dihadapannya ini adalah Abi nya.Ustadz Farhan berusaha mengultimatum
hatinya untuk tetap tenang dan sabar.
Jangan sampai tujuh tahun di pesantren
berakhir sia-sia, lantaran tak mengamalkan ilmunya dengan baik."Abi tahu nak. Tapi Maya tidak hanya
menginginkan putrinya menjadi santri, tapi juga menjadi istrimu. " Kiai Abdullah mencoba memberi pengertian kepada putranya.Sebenarnya kiai Abdullah tidak
memiliki hak untuk ikut campur dalam
urusan mencari pendamping putranya.
Karena putranya tentu memiliki pndangan tersendiri. Akan tetapi kiai
Abdullah tidak tega menolak keinginan
Maya, istri almarhum sahabatnya saat
muda dulu.Yahya, ayah dari calon menantunya itu
sudah banyak membantu dirinya. Yahya
juga ikut serta mendanai pesantren yang
telah orang tuanya rintis. Dulu Yahya
adalah satu-satunya santri putra di
pesantren ini. Yahya menjadi abdi dalem
sekaligus berteman dekat dengannya. Lalu diangkat menjadi guru oleh almarhum Abah nya. Tapi setelah menikah Yahya seolah menghilang. Lalu kini muncul istrinya dan mengabarkan bahwa Yahya telah meninggal.Ustadz Farhan mengusap kasar wajahnya. Melepaskan peci hitam yang sejak tadi melekat di kepalanya. Menggasak acak rambut tebalnya. Memejamkan mata,Lantas bersandar di sandaran sofa.
"Abi saja yang menikah dengan ibunya.
Dengan begitu aku tidak perlu menikah
dengan putrinya. " Sahut ustad Farhan
terdengar putus asa."Kau lebih rela posisi ibumu yang
digantikan? Cinta bisa datang kapan saja
nak. ""Ini akan sulit, bi. " Sanggah ustadz Farhan.
Kisah lama para orang tua, kenapa
terkadang merambah terhadap
keturunannya. Bukan nya ustadz Farhan
tidak menghargai bentuk balas budi, tapi
haruskah dengan pernikahan."Tidak perlu menikah, aku sendiri
yang akan mengajarinya ilmu agama,
menjaganya, dan memenuhi semua
kebutuhannya. " Tawar ustadz Farhan
pantang menyerah."Akad nikah akan dilaksanakan besok.
Tidak perlu ada acara resepsi, itu sudah
cukup. Yang penting sah di mata hukum
dan agama. " Tandas kiai Abdullah.
Menjatuhkan pilihan sepihak yang mutlak.Lantas kiai Abdullah bangkit dari sofa dan kembali ke kamarnya. Meninggalkan
putranya yang termenung sendirian di
ruang tamu.Permintaan ini dilayangkan dua
Minggu yang lalu. Kiai juga tidak
serta-merta menyetujui sebenarnya.
Sebelum mengatakan kepada putranya, kiai Abdullah lebih dulu melakukan sholat istikharah. Hasil yang didapati cukup bagus meskipun terdapat sedikit jalan yang rusak dan berbatu. Kiai meyakinkan hatinya yang sempat meragu. Mempercayakan bahwa putranya mampu
mengaspal jalan yang rusak tadi.
Diutarakan lah kepada Zain pada akhirnya.
..
.
Tengah malam yang sunyi. Hanya ada
suara desisan angin dan gemuruh
dedaunan, mendinginkan suasana malam yang sepi.Ustadz Farhan bangun dari pembaringan.Tadi ia sudah meniatkan akan melakukan sholat istikharah. LDan sekarang akan ia tunaikan. Jika hasil nya buruk, maka sang abi tidak memaksanya.
Ustadz Zain tidak pernah tahu
bagaimana masa lalu Abi nya dan apa saja yang dilewati sebelum kehadirannya. Kenapa sampai melibatkan ikatan sakral ini. Seperti apa jasa ayah si gadis itu. Lalu bagaimana dengan nasib pujaan hatinya.Ustadz Farhan terlanjur mengatakan hendak melamar ustadzah tersebut. Atau uni hukuman untuknya karena tidak melalui proses ta'aruf secara benar. Benarkah? Lalu bagaimana? Ustadz Farhan masih bertanya-tanya.
Dita Amalia, nama ustadzah yang
menjadi tambatan hatinya itu. Ustadzah
yang diam-diam ia sukai dan ternyata juga menyukainya.Mungkin benar, ini hukuman untuk
mereka. Ustadz Farhan menyatakan
perasaannya langsung kepada ustadzah
Dita beberapa bulan lalu. Kemudian
ustadzah Dita menyambutnya dengan
ikhlas. Keduanya lebih dekat dan lebih
sering berinteraksi. Walaupun tak
melibatkan sentuhan fisik, namun tetap
saja yang keduanya lakukan adalah salah.Dan kini Allah sedang mencoba
memisahkan keduanya."Ya Allah, maafkan hamba. " Gumam
ustadz Farhan dengan gemuruh yang sangat hebat di dadanya.Setelah itu ustadz Farhan masuk ke
kamar mandi.
..
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARHAN ADNAN
RomancePesantren Baitut Ta'lim sakinah, pesantren yang telah berdiri puluhan tahun itu tidak hanya menyimpan cerita tentang tirakat para santri.tapi juga cerita cinta dari ustadz nya, Farhan Adnan. Ustadz Farhan, pemuda 27 tahun itu menjadi idola para sant...