001

685 93 35
                                    

"Junkyu-yaa, hati-hati."

Wanita berambut cokelat itu berjalan cepat mengejar sang anak yang sudah lebih dulu meluncur dengan sepatu rodanya. Di saat yang bersamaan, ponsel ditasnya berdering.

"Halo, kak?"

"Kamu sudah sampai disana?"

"Sudah kak, Junkyu bahkan sudah nyobain sepatu rodanya." Jisoo mendekati Junkyu yang bersepatu roda di sekitar patung pahlawan. Sore ini, Jisoo mengajak anaknya ke Independence Gate untuk bermain sepatu roda yang baru Haein belikan sekaligus mengenalkan salah satu tempat bersejarah di Korea yang sekarang dijadikan destinasi wisata. Awalnya mereka akan pergi bertiga dengan sang suami, tapi Haein tiba-tiba mendapat telepon dari rumah sakit kalau ada wali dari pasien kanker yang dirawat di RS miliknya ingin bertemu.

"Maaf, aku jadi gak bisa nemenin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, aku jadi gak bisa nemenin. Tapi setelah urusan disini selesai, aku akan langsung kesana."

Jisoo menepi ke dekat rumput karena ada wisatawan yang mau lewat. "Iyaa, kak. Kamu sudah lima kali bilang gitu."

Haein terkekeh disebrang, namun tak lama suaranya kembali serius.

"Sayang, kamu ingat kan sama pesan kakak."

"Ingat, aku dan Junkyu gak boleh lewatin gatenya kan---Junkyu gak usah main dekat sana!" Jisoo setengah teriak lalu berlari mendekati anaknya yang sudah lebih dulu melewati turuanan yang mengarah ke gate.

"Kak, sudah dulu ya. Nanti kutelpon lagi." Jisoo bicara setengah panik karena anaknya jatuh tepat di bawah gate. Dengan cepat dia mematikan sambungan telponnya dan mendekati Junkyu yang sudah menangis disana.

Di sisi lain, Haein yang mendengar suara panik Jisoo ingin segera pergi menyusul tapi wali pasien itu sudah lebih dulu datang. Alhasil, pria itu hanya bisa berdoa dalam hati agar tak terjadi apa-apa pada istri dan anaknya.

"Mamaa.... Huaaa~"

"Astaga, mana yang sakit sayang?" Jisoo mengecek lutut Junkyu yang berdarah karena terbentur paving. "Kita ke rumah sakit ya sekarang."

Bocah laki-laki yang masih menangis itu hanya mengangguk dan menurut ketika sang ibu menggendongnya.

"Argh!"

Jisoo yang baru berhasil menggendong Junkyu terkejut dan hampir jatuh saat sebuah sengatan listrik tiba-tiba terasa dipunggung.

"Kenapa ma?"

Jisoo tak menjawab lalu melihat ke sekelilingnya. Matanya terbelalak. Baru sadar kalau sekarang posisi mereka tepat berda di bawah gate. Tempat yang Haein larang untuk mereka lewati. Jantungnya berpacu lebih kencang saat bulu kuduknya yang tiba-tiba berdiri setelah melihat gelapnya areal di tempatnya berdiri sekarang. Padahal di luar sana, matahari sore masih bersinar cerah meski tak begitu terang. Dengan cepat ia berlari keluar dari gate tersebut dengan Junkyu digendongannya. Tujuan Jisoo hanya satu, rumah sakit tempat suaminya berada.

The House "Season II" (Liskook feat Haesoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang