Semuanya begitu hijau, bagaikan permata zamrud memenuhi pandangan mata, Dia terus berlari mengindari panggilan-panggilan yang mulai luntur terdengar, semakin kencang larinya memasuki semak-semak gemerisik dan mendengarkan kepakan burung disekitarnya semakin banyak, Gadis kecil itu tidak peduli jika dirinya mengusik hutan pada siang yang cerah dan membiarkan seluruh tubuhnya tergores beberapa ranting yang menghadang jalannya.
Bahkan fokusnya tidak teralihkan sedikitpun untuk tidak berhenti berlari tanpa arah sesuai dengan instingnya.
"Aku capek... Aku benci ibu! " Bentak Sang Gadis emosional sembari mengusap air mata di pipinya.
Hingga akhirnya alam berhasil menghentikan lari Sang Gadis, Ia tiba-tiba tersandung ranting tinggi sebetis kakinya dan membuatnya berguling kencang hingga terjembab diantara rerumputan, kesadarannya masih ada saat dirinya berhenti terhempas ditanah dimana permukaannya tidak securam saat ia terjatuh sebelumnya, bagi orang dewasa mungkin mereka hanya terguling dua kali tetapi bagi anak berumur 9 tahun sepertinya tentu akan terus membuatnya berguling, permukaan tanah terlalu curam bagi anak kecil sepertinya.
"Aww... " Gadis tersebut meringis kesakitan dan kemarahannya hilang, Ia lebih fokus merasakan sakit yang dideritanya daripada saat marah kepada Ibu, mata mungilnya mulai berkaca-kaca mengharapkan ditempat itu pula Ibunya akan menemukan dirinya lalu menepuk lembut tubuhnya hingga rasa sakitnya hilang, air matanya kembali deras turun membasahi kedua pipinya dan sebentar lagi akan meledak selayaknya.
"hallo wie is daar?"
Suara mungil mengalihkan perhatian Sang Gadis, Ia mendongak menghentikan tangisannya dan mencari sumber suara yang asing di pendengarannya, bahasa yang aneh dan tidak diketahui.
"Ik hoorde je huilen, wie is daar?" Ujarnya sekali lagi dan tepat Dia menampakkan dirinya dari balik semak-semak.
"Laki-laki? Dia sepertiku? " Bisik Sang Gadis tertarik.
"een meisje? Wat doe jij hier? je hebt veel wonden, gaat het?!! "
Gadis tersebut terkejut melihat anak lelaki seumurannya itu tiba-tiba memegangi tangannya sembari memeriksa seluruh tubuhnya, Ia tampak panik lalu melontarkan ucapan yang tak bisa dimengerti nya.
"hoe ben je zo gewond geraakt? ben je van boven gevallen? Een meisje als jij zou niet op een plek als deze moeten ronddwalen!!"
Gadis itu menatapnya bingung dan tidak mengerti seperti mendengar Anak lelaki dihadapannya mengucapkan mantra.
"Kamu bicara apa? Aku tidak mengerti! " Gadis itu memutuskan untuk bicara saat Anak lelaki itu menariknya berdiri lalu membawanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
wandering soul
Historical FictionCerita gadis cilik yang tinggal dalam desa kecilnya tanpa tahu apa itu dunia luar, suatu ketika Ia bertemu Anak laki-laki yang tampak seumuran sepertinya, keduanya saling mendekatkan diri walau memiliki banyak perbedaan,awalnya mereka begitu sulit u...