"Hah? L-lo bilang apa barusan?"
"A-aku.. aku suka s-sama kamu, Rene.."
Cowok dengan rambut yang di highlight biru itu menatap cowok culun berkacamata di hadapannya terkejut. Matanya kemudian melirik sosok orang lain yang bersembunyi di tikungan koridor, kemudian mendecakkan lidahnya pelan.
"Gue sebenernya juga suka sama elo, Yousef." Rene tersenyum, lantas menangkup kedua pipi Yousef dan menatap matanya dalam.
Sebuah senyum mengembang di bibir mungil Yousef. Cowok itu bahagia. Lebih bahagia daripada saat orangtuanya membelikannya seekor kucing Persia berwarna abu-abu yang sangat imut.
Yousef memejamkan matanya saat Rene mendekatkan wajah mereka, semakin dekat hingga Yousef bisa merasakan terpaan nafas Rene di wajahnya yang berujung pada sebuah kecupan di bibirnya.
Kecupan itu kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan ringan yang menjadi panas seiring berjalannya waktu. Dan berhenti saat kedua Yousef dan Rene kehabisan nafas.
Yang dipikirkan Yousef saat ini hanyalah bagaimana ia akan menghabiskan waktunya dengan Rene untuk beberapa waktu ke depan. Kencan? Ciuman? Atau hal yang lebih panas?
Memikirkan semua itu saja berhasil membuat wajah Yousef memerah bagai kepiting rebus.
"Pfftt.."
Yousef terdiam, lalu mendongak menatap Rene yang meutup wajahnya dengan satu telapak tangannya.
"Rene?" Yousef menjulurkan tangannya, lalu menyentuh pipi kiri Rene yang langsung ditepis dengan kuat.
"Ternyata lo beneran gay, njir."
"Eh?" Yousef membeku, ia tak mengerti.
"Gue awalnya cuman mau main-main aja sama elo. Tapi liat muka elo yang kayaknya bahagia banget bikin gue ga bisa nahan tawa lagi! Ahahaha!"
Rene menatap sinis Yousef yang masih terdiam di sana. Kemudian mendecakkan lidahnya kesal dan menekan dahi Yousef dengan telunjuknya.
"Denger. Gue gak gay. Gue cuman mau main-main aja sama elo. Lo pikir ga sih? Apa muka gue muka-muka gay? Gue NORMAL! Gue gak menjijikkan kayak lo kaum gay!
Gue pengen tau gimana reaksi lo besok saat gue sebarin hal ini."
Lalu dengan berakhirnya kalimat itu, sosok Rene berjalan melewati Yousef dan menghilang dibalik tikungan koridor.
Tubuh Yousef melosot jatuh seiring dengan suara derap sepatu yang memudar. Air matanya mengalir.
Apa? Apa yang baru saja terjadi?
Kenapa ia terduduk di sini seperti orang bodoh yang cengeng?
Kedua tangannya menggepal.
Yang ia inginkan saat ini hanyalah membalas dendam pada Rene. Mempermalukannya di depan umum hingga ia tau rasa sakit yang Yousef alami saat ini.
Cinta tidak akan terwujud jika hanya satu orang yang memilih bertahan. Dan saat ini, dirinya juga memutuskan untuk pergi. Meninggalkan cinta itu terbengkalai.
※↔※
•Levsira•
Gue menggelengkan kepala gue saat tersadar dari lamunan akan kejadian memalukan dan menyayat hati yang terjadi sekitar 3 tahun lalu.
Meski gue selalu meyakinkan diri sendiri kalau itu semua cuma sebatas masa lalu, kenangan itu selalu aja berputar di kepala gue saat gue sedang lengah.
Dan amarah itu muncul lagi begitu aja.
"Levi?"
Gue menoleh saat pintu kamar gue dibuka, menampakkan sosok Valeria, mama gue yang keturunan Rusia-Belanda beserta Louis, papa gue yang keturunan Perancis-Indonesia.
![](https://img.wattpad.com/cover/39550953-288-k888686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After School Maid
HumorRene Jhonsons (15) adalah cowok yang dulunya dicintai oleh Levisra Yousef (15). Namun terjadi suatu peristiwa memalukan yang membuat cinta itu memudar dan dikubur oleh dendam. Levisra berniat membalas perbuatan Rene; membuat Rene merasakan sakit ha...