2™ ˝Sekelas, Sebangku˝

1.9K 138 17
                                    

•Levisra•

"Rene Jhonsons."

Kemudian bayangannya menghilang seiring dengan suara derap langkah sepatu yang menjauh.

"Maksudnya.. Rene yang itu?"

Gue tetap gak bergeming, gak menanggapi pertanyaan Fian karena dia udah tau jawabannya.

"Kebruntungan memang lagi di pihak gue."

Fian menatap gue bingung. Memang gue belum sempat nyeritain tentang rencana balas dendam gue.

"Tapi kok.. dia bisa ada di sini? Seinget gue, gue ga pernah liat muka dia selama ini di sini!" Fian liatin kak Juni bingung.

"Ah, gue memang pernah denger dari guru kalo bakalan ada murid baru. Ternyata elo sama dia.."

Kemudian ga ada satupun yang buka suara sampai bel bunyi.

"Jadi ngapain lo nyuruh dia scotjump sampai ke kelas? Dianya aja ga tau kelas mana." Fian noel-noel pipi kak Juni sambil senyum jail.

Bener juga sih.

Kak Juni mutar bola matanya. "Bodo, ah. Dah, Fian lo balik kelas aja dulu. Gue yang anterin Levi ke kantor." Kak Juni kemudian dorong kami keluar dari UKS.

Fian jalan ke tangga, sedangkan gue ikutin kak Juni bawa gue ke kantor.

Selama perjalanan kepala gue dipenuhi sama bayangan Rene. Rambut dia yang dulunya dihighlight biru sekarang udah jadi sepenuhnya coklat— warna aslinya, juga mata hitamnya, kulitnya yang tambah putih, sikapnya yang tetep ga berubah.

"Heh Levi! Ngapain lo senyum-senyum?! Mikirin si Rene ya?" Kak Juni menyeringai jail.

"Gue ga senyum-senyum." Elak gue.

"Iyain aja dah." Dan ketua OSIS yang katanya paling galak sepanjang sejarah ngakak di samping gue.

Sampai di depan kantor, kak Juni ngetok pintunya yang udah kebuka. "Permisi." Dia kemudian ngasih aba-aba untuk gue ngikutin dia masuk.

"Misi, Bu Ris. Saya ngantarin murid baru, Bu. Levisra." Kak Juni agak membungkuk di depan seorang guru cewek sekitar 40-an yang lagi nulis laporan.

Guru yang dipanggil Bu Ris itu kemudian mendongak. "Ah ya, Levisra Yousef kan?" Gue ngangguk.

Dia kemudian ngambil sebuah map lalu bolak-balikin halamannya. "Kelas X-IPA 1. Harusnya kalian lebih cepat datangnya tadi. Pak Dani baru aja nganterin murid baru yang satunya lagi ke kelas kamu juga. Coba kamu kejar sekarang, mungkin dia baru di tangga sekarang."

Gue sama kak Juni sama-sama bungkuk lalu bilang terima kasih. Kami langsung lari ke tangga. "Itu Pak Dani!" Dia nunjuk ke guru yang lagi baru aja mau buka pintu kelas di lantai dua.

Pak Dani yang denger namanya disebut langsung noleh.

"Tuh naik." Kak Juni nepuk bahu gue. "Thanks ya, kak."

Gue langsung samperin Pak Dani. "Saya Lesvisra, Pak. Murid baru juga. Maaf telat."

Pak Dani geleng-geleng. "Kamu tunggu di luar bentar. Nanti kalau bapak sudah kasih aba-aba, kamu sama Rene langsung masuk ya."

Gue sebenernya udah berterima kasih banget bisa satu sekolah sama dia. Tapi sekelas? Kayaknya gue super beruntung hari ini. "Iya, Pak. Tapi dia di mana?"

"Tadi sih bilangnya ke toilet.. Ah, tuh." Beliau nunjuk ke belakang gue.

Pak Dani kemudian langsung masuk ke kelas. Ninggalin gue sama Rene yang membisu di sini.

After School MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang