Pertempuran

3 0 0
                                    

BOOM!

Untungnya mereka sempat menghindar dan Rilia sempat menteleportkan mereka semua ke tempat yang lapang. Sekumpulan orang yang tidak dikenali menyerang mereka.Rilia dan Riliana yang ahli dalam seni bela diri dan mahir menggunakan pelbagai senjata(Hana:bujuk buset! Baru 9 tahun udah bisa bela diri?!Malah pintar pakai senjata apapun?! Ini dua anak ajaib atau gimana coba!? Author:Udah diam lo! Mereka itu memegang kekuatan elemen, tentu saja mereka harus bisa bela diri! Punya teman kok otaknya kayak ikan emas coba?!!)abaikan lanjut
Mereka langsung maju. Pertarungan itu nggak imbang dikarenakan mereka kalah jumlah. Walau begitu, mereka berhasil menemukan celah untuk menghabisi pasukan misterius itu.
Rilia:Kupikir ini yang terakhir.
Riliana:Ya.
Orang tua dan adik-adik mereka:Kalian hebat 😆!
Mereka berdua hanya memasang wajah datar sedatar dinding saat dipuji.Mereka pikir semuanya sudah berakhir tetapi...
???:(muncul di belakang orang tua dan adik-adik si kembar  sambil memegang pistol)
Orang tua dan adik-adik si kembar kaget dengan kehadiran sosok misterius itu. Tapi mereka mulai berkeringat dingin saat melihat sosok itu menodongkan pistol ke arah mereka. Rilia dan Riliana yang menyadari masih ada bahaya langsung menoleh ke lokasi keluarga mereka. Mata mereka membulat saat melihat pemandangan itu. Kaki mereka langsung berlari ke sana untuk melindungi keluarga mereka.
???:Ini semua gegara kalian!!! Kalian harus mati!!!

BANG!

Mata mereka membulat saat melihat sosok yang melindungi mereka.
Riliana mematung dan hal ini dimanfaatkan sosok misterius itu untuk menghujaninya dengan serangan. Riliana menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menghalau serangan itu tetapi dia langsung teleport ke area yang jauh karena serangan yang akan dia gunakan berpotensi meledakkan area rumahnya.

BRUK

Sosok itu langsung tidak sadarkan diri. Darah dari luka pertarungan semakin laju mengalir. Raisya langsung berlari dan memeluk tubuh yang bersimbah darah itu. Rizki langsung menghubungi ambulan.
Raisya:Hiks..lia bangun sayang.. Jangan tinggalkan bunda..Kumohon bertahan...

Di Rumah Sakit
Rilia langsung dimasukkan ke ruangan kecemasan.

Skip selesai operasi

Dokter:Keluarga pasien?
Raisya:Bagaimana keadaan putri kami,dok?!
Dokter:(sigh)maaf sebelumnya puan.Tetapi putri kalian koma.Peluru berjaya dikeluarkan tetapi dia kehilangan darah yang banyak dalam tempoh yang lama. Lukanya juga ada terinfeksi terutama mata kirinya karena terlalu lama tidak diobati. Kepalanya sempat mengalami pendarahan tetapi untungnya sempat dihentikan.
Rizki:P-putri kami bisa selmatkan, dok?
Dokter:Peluangnya agak tipis tergantung dirinya. Buat masa ini kalian tidak bisa melihatnya lagi karena dia harus dipantau. Jika sudah tiada apa-apa saya pamit dulu.

Seketika mereka terdiM mendengar khabar ini. Penyesalan langsung bersarang di hati mereka karena menjadikan putri mereka kritis. Kini keluar air mata darah sekalipun, belum tentu bisa memulihkan segalanya.


Yo wassup guys! Maaf lama gak update. Author punya acara di sekolah jadi gak bisa update minggu lalu. Maaf  chapter kali ini agak pendek karena author masih lelah. Author sendiri baru sembuh dari demam gegara saat acara itu tiba-tiba hujan.Kalau punya saran atau ide silahkan ditulis di komentar. Bye guys! Love you 💕

Maafkan kami Kak Lily~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang