Victoria mengangguk mengerti.
“Hm, senang mendengarnya,lalu apa yang bisa ku lakukan untuk membantumu?” tanya Victoria.“Anda tidak perlu melakukan apapun,” tolak Rain dengan ekspresi keberatan yang terukir jelas di wajahnya.
“Benarkah? Padahal aku sudah menawarkan diri untuk membantumu,” ujar Victoria dengan ekspresi kecewa.
Rain meremas tangannya seraya menatap Victoria.
“Itu...hanya saja saya tidak ingin membuat Anda merasa bahwa saya memanfaatkan Anda.”Victoria memiringkan kepalanya seraya balas menatap Rain. “Jangan khawatir,aku melakukan ini karena aku menginginkannya,jangan merasa terbebani.” Ujar Victoria menenangkan.
“Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?”
Rain membuka mulutnya untuk berbicara,namun tak ada satupun kata yang keluar.
“Lalu,bisakah Anda menyiapkan kereta agar saya bisa kembali lady Havelen?” tanya Rain ragu-ragu.“Apa kau ingin segera kembali? Mengapa tidak tinggal lebih lama?” tanya Victoria Dengan ekspresi bingung.
“Saya sudah terlalu lama berada di luar. Saya takut ayah akan cemas karena mencari keberadaan saya,” papar Rain.
Victoria tidak terlihat terkejut dengan apa yang Rain katakan,sebaliknya ia malah mengangguk pelan.
“Baiklah. Aku akan meminta seseorang untuk menyiapkan kereta untukmu.”“Terima kasih lady.” Rain tersenyum dengan ekspresi girang di matanya.
“Kau masih belum bisa kembali.”
Rain menoleh dan mendapati Azkier berjalan menuju arahnya dengan wajah datar.
“Oh,Az. Kau di sini.” Ujar Victoria.“Apa yang sedang kalian bicarakan?” tanya Azkier tanpa menghiraukan kakaknya.
Victoria mendengus seraya memangku tangannya di atas meja dan menatap Azkier dan Rain secara bergantian.
‘Sangat tidak seimbang,bagaimana bisa? Rain yang begitu sempurna bisa memiliki laki-laki seperti Az?Seandainya aku laki-laki aku pasti sudah merebutnya. ’ Bisik Victoria dalam pikirannya.
“Bukan apa-apa,” elak Rain lalu bangkit berdiri.
Azkier menatapnya dari atas ke bawah. “Bukankah sudah ku katakan untuk memakai pakaian yang lebih hangat? Mengapa kau sangat ceroboh keluar hanya dengan mengunakan mantel tipis?”
Azkier kemudian melepaskan mantel tebalnya dan menyelimutkannya pada bahu Rain.
“Aku baik-baik saja.” Ujar Rain.“Kau benar-benar...dan lagi mengapa kau tidak berada di kamarmu?” tanya Azkier datar.
“Aku mencarimu. Namun,aku tidak dapat menemukanmu di mana pun,” ucap Rain.
Azkier menyerigai lalu menyelipkan anak rambut panjang Rain yang tergerai ke belakang telinganya.
“Oh,tidak seperti biasanya kau mencariku,ada apa?”
Rain berdecak kesal, ” bukankah Anda sendiri yang menyuruhku untuk mencarimu saat keadaanku sudah lebih baik?”
Azkier mengangguk mengerti. “Lalu apa yang kau inginkan dariku?” tanya Azkier dengan alis terangkat.
“Jangan datang menemuiku tanpa janji temu,asal Anda tahu saya orang yang sibuk,” sindir Rain.
Victoria menatap keduanya bergantian,lalu mendesah pelan. ‘Aku sepenuhnya terlupakan,’ keluh Victoria dalam hati.
“Baiklah,baiklah. Aku tidak ingin menjadi seseorang yang terlupakan,” ujar Victoria dengan suara yang di keraskan membuat Azkier dan Rain menoleh ke arahnya.
“Kau di sini?” tanya Azkier pada kakaknya tanpa rasa bersalah.
Victoria memutar matanya. “Sebegitu tidak pentingnya aku di matamu. Sampai-sampai keberadaanku tidak kau hiraukan,”
Azkier melirik sekilas ke arah Rain lalu kembali ke arah kakaknya.
“Apa yang kakak inginkan?”“Hm,coba aku pikirkan,” Victoria beranjak dari duduknya lalu berjalan mengitari meja dan berdiri di belakang Rain.
“Kalau begitu aku akan meminjam Rain,” Victoria tersenyum seraya memegangi bahu Rain dari belakang.
“Anda tidak bisa melakukan itu,” Azkier kemudian menarik tangan Rain dan menjauhkannya dari Victoria.
“Padahal kau sendiri yang menawarkan,” Victoria mencibir seraya menyilangkan tangannya di dada.
“Berbeda lagi jika hal itu berkaitan dengannya,” ujar Azkier seraya menunduk dan menatap Rain sebentar.
Rain mengembuskan napas panjang, bagaimana bisa ia berada di situasi ambigu seperti ini?
Terlebih lagi Azkier berada cukup dekat dengannya,sehingga aroma maskulin pria itu bisa di hirup olehnya.‘Apa itu bau parfum?’ tanya Rain dalam pikirannya.
“Lagipula aku tidak akan memakannya,mengapa kau begitu khawatir?”
“Sudah ku katakan,ceritanya berbeda jika berkaitan dengannya,aku tidak bisa membiarkan seorang serigala bersamanya.”
“Apa kau baru saja mengumpatiku?”
“Oh,apa kakak merasa seperti itu?”
“Kau menyakiti hatiku,asal kau tahu saja.”
Azkier berdecih sinis. “Oh,begitukah?”
“Apa kalian bisa berhenti berdebat?” ketus Rain seraya memegangi kepalanya.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Azkier saat melihat Rain memegangi kepalanya.
“Ya,aku baik-baik saja.” Sahut Rain.
Ia tidak bisa memberirahu Azkier maupun Victoria jika kepalanya berdenyut dan itu sangat menyakitkan.“Sepertinya kau harus kembali ke kamarmu Rain,” ujar Victoria Dengan wajah khawatir.
Rain menggeleng, “aku harus kembali. Jika tidak ayah akan khawatir,”
Rahang Azkier mengeras,“ bagaimana bisa kau mengkhawatirkan hal lain sedangkan kondisimu belum juga membaik?”
Rain mengerang pelan, “aku sungguh baik-baik sa—”
Rain terhuyung ke depan dan dengan cepat Azkier menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
“Apa ini yang kau katakan baik-baik saja?” cibir Azkier.
“Ini hanya sakit kepala ringan,aku sudah merasa jauh lebih baik,” ujar Rain bersikeras.
“Aku akan mengantarkanmu kembali,” putus Azkier.
“Tapi Az,” Azkier mengangkat sebelah tangannya dan menatap kakaknya sebentar.
“Lagipula aku sudah berjanji.”
Victoria menggeleng tak percaya. “Bagaimana jika kondisinya semakin parah?”
“Jangan khawatir. Lagipula aku hanya terkena flu,” tutur Rain.
“Hah,baiklah. Kalau begitu jaga dirimu,aku akan meluangkan waktu untuk mengunjungimu di lain waktu,”
“Ya,”
Victoria kemudian berjalan meninggalkannya mereka. Rain lalu melepaskan diri dari tangan Azkier yang menahan tubuhnya.
“Sebaiknya Anda menepati janji Anda,” ujar Rain seraya menegadah dan menatap sinis Azkier.
Azkier tertawa hambar. “Ya,ya,tentu. Aku akan meminta seseorang untuk segera menyiapkan kereta kuda,sebaiknya kau menunggu di dalam aku akan minta pelayan untuk menyiapkan teh hangat untukmu,”
“Tidak perlu,lagipula aku akan kembali,” tolak Rain.
“Terserahmu saja,” Azkier kemudian berjalan bersisian dengan Rain meninggalkan paviliun.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Lady [END]
AksiRain Deleux gadis remaja yang di juluki sebagai 'Anak tak berguna' dari keluarga Deleux. Setelah sekian lama menyembunyikan kemampuannya ia bertekad untuk membuat orang-orang tidak memandangnya dengan rendah. Tak tanpa ia sadari identitasnya sebagai...