01-09-1998

107 37 46
                                    

01 September 1998

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


01 September 1998.

Aimesya dan jaehan di pertemukan oleh takdir yang tak pernah dua insan ini bayangkan, pertemuan yang akan menjadi awal buih-buih cinta tumbuh di antara mereka.

-

Seorang gadis dengan rambut panjangnya yang terikat rapih, dengan seragam olahraga yang ia kenakan. Gadis itu terengah-engah sambil mengayuh sepedanya.

Dengan kecepatan penuh ia tergesa-gesa dengan sepedanya, hingga ia tak sadar bahwa dari arah yang berlawanan ada seorang lelaki yang juga sedang mengayuh sepedanya dengan santai.

Sampailah kedua insan itu berhadapan, sontak gadis itu membelalakkan kedua matanya bulat, karena mendapati ada seseorang yang berada di depannya.

Lelaki itu juga sama kagetnya, melihat gadis yang mengayuh sepedanya kencang dari arah depannya. CKKITTTT!- Sontak keduanya refleks mengerem mendadak.

BRUKK!- gadis dan lelaki itu jatuh dari atas sepeda mereka, "ssshhh!" Rintih keduanya kesakitan, melihat gadis itu sedang kesakitan, lelaki itu langsung menghampiri nya tanpa mempedulikan luka di lengannya.

Ia menghampiri gadis itu yang sedang merintih kesakitan, "kamu ngga papa?" Tanya lelaki itu kemudian duduk jongkok di depan si gadis, gadis itu terus memegangi lengannya yang berdarah.

Melihat itu, lelaki itu kemudian merobek sedikit bajunya, lalu melilitkan kain robekan nya itu ke lengan si gadis yang terluka. "Apakah masih sakit?" Tanyanya kembali, Gadis itu menggelengkan pelan kepalanya.

Matanya tertuju ke lengan lelaki di depannya, yang juga terluka karena kecerobohan nya. Ia memegang lengan lelaki itu. "Anu, sebaiknya kita obati dulu luka mu." Ujar si gadis dengan raut wajah khawatir. Lelaki itu tersenyum lembut menanggapi nya. "Tak apa aku baik-baik saja, ah ya, mungkin kamu sedang terburu-buru bukan?" Ujar lelaki itu tiba-tiba membuat si gadis ingat tujuannya. "Ah benar! Aku harus ke sekolah!!" Sentak si gadis yang langsung bangkit dari duduknya, ia membangunkan sepedanya, hendak si gadis menaikinya, namun lelaki itu langsung memegang tangannya menahannya.

"Biar aku Antar," selanya sambil tersenyum ramah, "emm, bagaimana dengan sepeda mu?" Tanyanya, lelaki itu pun melihat ke arah sepedanya dan dengan ramahnya lelaki itu bilang, "tak apa aku bisa menaruhnya dulu di tepi jalan, lagian juga ngga bakal ada yang tertarik dengan sepeda ku haha." Sambil tertawa kecil ia mengambil alih sepeda milik si gadis. "Naiklah." Pintanya, si gadis pun naik ke bangku di belakang sepedanya. Lelaki itu pun akhirnya membonceng si gadis.

"Ah ya, berikan tas milikmu, biar aku yang pegang." Pintanya lagi, "t-tidak usah, tidak papa biar aku saja, aku sudah cukup merepotkan mu." Ungkapnya merasa tak enak pada lelaki itu, lelaki itu menggelengkan pelan kepalanya lalu mengambil tas milik gadis itu dari genggaman nya. Lalu di pakai nya tas itu di bagian depan tubuhnya.

Usai itu ia meraih kedua tangan gadis itu dan di letakan nya di pinggang nya, "pegangan yang kuat yah!" Pesannya sambil tersenyum lembut, lelaki itu pun mengayuh perlahan sepeda milik si gadis. Sedangkan sepeda miliknya di taruh di pinggir jalan dekat dengan rumah seseorang, jadi cukup aman untuk nya menaruh sepedanya di situ.

Gadis itu selalu memandangi tubuh lelaki yang membonceng nya dari belakang, jantungnya berdegup kencang saat mengingat kembali kebaikan kecil dari lelaki di depannya. Ia juga sesekali memperhatikan luka di lengan lelaki itu, rasa bersalah menghantuinya.

Namun, apa daya lelaki itu selalu menolak untuk di obati olehnya. Seakan-akan ia tak mempedulikan dirinya sendiri di bandingkan dengan orang lain.

Angin sejuk pagi hari mengelilingi kedua insan yang sedang menikmati pemandangan di sekitar mereka di atas sepeda.

Setiap helai demi helai rambut yang tersentuh angin, wangi semerbak bunga akan tercium oleh lelaki itu. Wangi yang berasal dari helaian rambut gadis yang di bonceng nya. Entah bagiamana bisa wangi itu sampai di hidung nya. Yang pasti wangi itu yang akan mengingatkan nya pada sosok gadis itu...

-

CKKIT!- lelaki itu memberhentikan sepedanya tepat di depan gerbang sekolah.

Gadis itu langsung turun dari duduknya, "terima kasih sudah mengantarku sampai sini, dan aku akan membalas budimu." Pintanya tersenyum lembut. "Ah tidak papa, oh ya ini tas mu!" Timpalnya melepaskan tas milik si gadis dari tubuhnya, lalu memberikannya kepada gadis di depannya.

Gadis itu pun mengambil tas miliknya, kemudian lelaki itu melepaskan standard sepedanya. Ia kemudian turun dari atas sepeda.

"Ah ya sebelumnya aku ingin bertanya." Tanya nya tiba-tiba, "bertanya lah," tanggap si gadis, "siapa nama mu? Namaku jaehan dan aku tinggal di daerah A distrik 1, bagaimana dengan mu?" Tambahnya.

"Hm.. namaku Aimesya, aku juga berada di daerah A namun, aku di distrik 2." Jawabnya dengan tersenyum, "benarkah? Baguslah aku bisa bertemu denganmu," ujarnya sembari tersenyum lembut.

"Ahaha tentu saja, aku juga akan tetap membalas budimu meski kamu menolak kesekian kalinya!" Tegurnya sembari tertawa kecil, Jaehan menanggapi nya dengan tersenyum bahagia. "Baiklah, jika kamu memaksa aku akan menagih hutang mu pada ku haha!" Tertawa kecil.

"Hm!" Dehem Aimesya mengiyakannya, akhirnya mereka pun berpisah tepat di depan gerbang sekolah Aimesya.

Jaehan melambaikan tangannya ke arah Aimesya, di tanggapi juga oleh Aimesya yang melambaikan tangan nya ke arah Jaehan yang semakin menjauh dari tempatnya berada.

To be continued-

To be continued-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang