Penganggum rahasia Aimesya.

51 31 19
                                    

~happy reading •'~'•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~happy reading •'~'•

Melihat Jaehan yang sudah tak terlihat lagi dari kejauhan, Aimesya pun memutuskan untuk langsung masuk melewati gerbang sekolah.

Ia menuntun sepedanya, dengan tas yang selalu di bawanya. Untung saja ia tidak terlalu terlambat masuk.

Aimesya memarkirkan sepeda nya di parkiran sepeda, ia berjalan melewati pintu masuk gedung sekolah.

Ia berjalan menaiki tangga, menuju kelasnya. Dengan beberapa murid yang juga datang pada waktu yang bersamaan dengan Aimesya.

-

Sampailah Aimesya di depan pintu masuk kelas nya, tak menunggu waktu lama ia perlahan membuka pintu masuk itu.

Seketika itu guru yang baru saja hendak mengajar melihat ke arah datangnya Aimesya.

Aimesya dengan sopan bersalaman kepada Sang guru, untungnya guru itu tidak mempersalahkannya.

Hanya menegur nya kecil, lalu menyuruhnya untuk duduk di tempat duduknya.

Pelajaran pun di mulai, tentu saja Aimesya langsung mengikuti pelajaran yang di mulai.

Sedangkan pelajaran olahraga di mulai di jam kedua, setelah pelajaran saat ini selesai.

Pelajaran pertama di mulai dengan bahasa Inggris, dengan mudahnya Aimesya menyelesaikan latihan kecil dari gurunya.

Aimesya salah satu dari beberapa murid pintar di sekolahnya, ia juga pandai dalam melukis. Hingga lukisannya itu beberapa kali di beli oleh orang-orang yang berada.

Keahlian nya juga termasuk pemasukan yang membantu bagi keluarga kecilnya, yang terdiri dari ibu, Kaka perempuan, Kaka laki-laki dan dua adik nya yang masih berada di bangku kelas 1 dan 5 SD.

Sedangkan ayah kandungnya tercinta, telah wafat saat Aimesya berada di bangku kelas 1 SMP.

Kehilangan sosok cinta pertama nya, membuat Aimesya dan keluarga nya sangat terpukul.

Namun, Aimesya dan keluarganya harus tetap terus menjalankan hidup mereka.

Meski tanpa sosok pemimpin dalam keluarganya, mereka tetap harus melanjutkan hidup yang sudah di berikan tuhan kepada setiap mahluk ciptaannya.

-

Ting nong neng!- bunyi speaker sekolah, menandakan pergantian pelajaran.

Semua murid pun berdiri dari duduknya, bersiap untuk pergi ke lapangan sekolah.

Karena hari ini pelajaran olahraga, jadi tentu saja akan pergi ke lapangan.

Aimesya membereskan buku-bukunya ke dalam tas, ia berjalan seorang diri menuju lapangan.

Sedangkan yang lain sudah pergi mendahului nya, namun ternyata ada salah seorang murid laki-laki yang ikut di belakang nya.

Murid lelaki itu menghampiri Aimesya di depannya, sampai ia berdiri tepat di samping Aimesya.

AKSARA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang