"Fal, kayaknya saya cukup bawa hoodie satu aja kali ya buat company outing," ucap Mas Tristan saat dilihatnya Falisha sudah duduk tenang di mejanya.
Falisha melirik Mas Tristan sekilas, yang kini sudah bersandar di kubikelnya. "Ya nggak apa-apa, Mas," katanya. "Kalau habis outing maunya sakit, bukannya makin seger."
Mas Tristan menghela napas. "Apa aja sih sekiranya yang harus dibawa?"
"Ya pakaian secukupnya—tapi hoodie jangan satu aja. Kita kan outing ke Puncak bukan ke pantai," kata Falisha, tanpa sadar menghentikan pekerjaannya lalu menatap Mas Trista yang masih bersandar di kubikel. "Toiletries, obat-obatan—tunggu kenapa saya jadi ngurusin Mas Tristan juga?!"
Mas Tristan nyengir penuh arti.
"Cari istri gih, Mas!" kata Falisha lagi. "Biar apa-apa tuh ada yang ngurusin!"
Mas Tristan nyengir lagi. "Entar lah, saya perlu meyakinkan diri dulu—sama cewek yang mau saya jadiin istri," katanya sambil berbalik untuk menuju ruangannya.
Falisha hanya bisa geleng-geleng kepala. "Mas, laundry-nya jangan lupa diambil, tetehnya udah nge-chat saya!"
"Tolong ambilin, Fal," katanya sambil berhenti dan menatap Falisha lagi. "Nanti saya ambil di rumah kamu."
***
"Mas ..." Falisha tampak nggak bisa berkata apapun saat melihat penampilan Tristan yang baru datang di pernikahan Reni malam itu. "... topinya dicopot dulu kek."
Tristan baru sadar kalau dia masih pakai topi sampai ke dalam ballroom. "Sorry, saya nggak ada payung di dalam mobil. Payung saya kan masih dibawa kamu."
Falisha hanya bisa geleng-geleng. "Ya ampun, Mas. Ini konsepnya gimana sih?" ucap Falisha tak percaya. "Atasannya udah bener batik lengan panjang kenapa bawahnya celana jeans sobek-sobek?! Ini juga sepatunya, emangnya Mas Tristan nggak punya pantofel?!"
"Nggak sempet pulang buat ambil celana span, Fal. Masih untung saya pakai sepatu, tadinya adanya sandal jepit," kata Mas Tristan sambil nyengir minta maaf. "Lagian kamu siapinnya baju batik doang!"
"Ya Mas Tristan ngide sendiri dong," balas Falisha tak terima. "Masa apa-apa harus saya ingetin sih!"
"Ya udah, Fal. Mau gimana lagi?"
Falisha menarik napas panjang. "Makanya kalau saya ngomong buruan cari istri tuh nurut!"
Mas Tristan menatap Falisha tepat di kedua mata berwarna obsidian gadis itu—yang entah kenapa, bikin Falisha kaget. "Saya belum pede mau nembak, Fal."
***
Tristan Iswara
(btw aku mencari foto yg non fansite tapi susyahhh, yaudah seadanya aja yak)
Falisha Dinara
***
AUTHOR NOTE:
Hallo, ini ide dadakan secara aku sedang merasakan post-concert depression wkwkwk padahal concert aja enggak setelah Sehun balik ke Korea :(
Apalagi dengan event wetleb yg kemarin kacau, jadinya makin sedih dan kayak gak rela dia pulang wkwkwkwk
This is how I cope with that, so please enjoy!
PS: Cerita ini akan ditulis dengan sudut pandang Falisha
Tolong ramaikan dulu aja sementara aku merevisi ceritanya yak hehe
Terima kasih. Luv luv <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Kondangan (AN ONE SHOT)
General Fiction"Fal, kerjaan yang kemarin udah belum ya?" "Fal, temenin saya lunch sama pimred hari ini mau?" "Fal, cara hilangin noda di baju putih gimana ya?" "Fal, kondangan Shinta besok saya sama kamu ya?" "Fal, bagusan baju batik yang ini atau ini?" "Fal ..."...