kakinya menendang nendang udara,
seratus kali ia berpikir kembali, seratus kali kemudian jawaban yang muncul hanyaKau harus bertahan
ia lelah, bagaimana dunia bisa tidak menerimanya, bagaimana aturan ini menyiksanya, ia lelah, sangat
"lihat, dia adalah amethyst"
"wah, apakah dia manusia dungu?"
"seperti nya iya, karena dia amethyst, dia adalah musuh dewa"
kembali suara ricuh itu berputar di kepalanya, pusing sekali, rasanya hanya ingin menangis dan menangis hingga lelah.
cacian makian,
di setiap tapak kakinya seperti berlumur dosa, namun ia hanyalah seorang laki laki cacat yang bahkan tidak mengenal arti apa itu dewa, apa itu dunia, dan mengapa takdir merenggut segala kebahagiaannyaamethyst
bahkan ia tidak pernah ingin terlahir menjadi salah satu dari bagiannya.
seorang yang terkena kutukan, tidak memiliki kasih sayang, di beri sumpah serapah, hanya karena mereka yang tidak diberkati kekuatan.
dunia adil? mungkin itu hanya diperuntukkan oleh orang orang yang beruntung
tidak sepertinya
"halo"
siapa?
laki laki itu menaikkan pandangannya, seorang anak seumuran nya, surai nya coklat, kulitnya sangat putih, pipinya dipenuhi rona, dan mata yang menatapnya teduh
dia..... mengajaknya bicara, bukan?
"ehm, halo?"
sambil sedikit melambai kan tangannya, anak itu memasang wajah mengkerut, mungkin heran mengapa manusia di depannya yang sedang disapa tak kunjung berbicara balik.
"kau berbicara padaku?"
ah, ternyata memang sedang bingung, anak laki laki bersurai coklat itu tersenyum.
"tentu saja, hanya kau yang ada di depanku"
sautnya riang
"maafkan aku"
suasana sedikit canggung, atmosfer serasa sesak di antara mereka,
namun tiba tiba saja anak bersurai coklat itu duduk disampingnya."namaku cendric"
sambil mengulurkan tangannya, pipi miliknya mengembang, lucu sekali, matanya menyipit membentuk bulan sabit, sangat lucu hingga tak bisa di utarakan lagi.
sang amethyst kebingungan
ia tak pernah bersalaman dengan orang lain
ah bukan, ia tak pernah sekedar diajak untuk berkenalan oleh orang lain
karena ia
"amethyst sungguh menjijikan"
benar, karena ia amethyst.
"pergi"
bukannya menjawab uluran tangan cendric, sang amethyst lebih memilih diam, dan menatapnya dingin
walau dalam dirinya, ia sangat ingin berteman dengan cendric
Tapi ia tak bisa
terlalu menakutkan untuk bertemu manusia lain
ia tak bisa, sungguh
"hei, aku hanya mengajak mu berkenalan, bukan mengajak mu untuk pergi ke neraka bersama,
atas dasar apa kau menyuruh ku pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
fallen for you
Teen Fictionbukankah dari awal aturan jatuh cinta dengan seorang amethyst adalah dosa besar? jichen/chenji fan fiction bxb ©ciwauniverse