dari jarak beberapa meter johnny memberhentikan mobilnya untuk menjemput suaminya; taeil yang katanya akan bertemu dengan sahabatnya. pekerjaannya yang tidak baik-baik saja membuat pria itu menancap gas lebih kencang dari seharusnya. ingin ia segera sampai rumah dan memeluk suaminya sepanjang malam. setidaknya pelukan taeil menghilangkan sedikit tekanan yang ia terima di kantor.
namun semuanya buyar ketika sahabat taeil; yuta yang suaminya jumpai menggenggam tangan suaminya. mulanya mereka tertawa puas hingga pengunjung lain sedikit terganggu, yuta yang tertawa memegang lengan taeil kemudian bergerak perlahan ke tangannya. hal itu cukup membakar api cemburu johnny. lantas ia meraih ponsel di dashboard dan langsung mengirimi pesan pada taeil.
1 menit
2 menit
taeil tak kunjung membuka maupun membaca pesan johnny. dilonggarkannya dasi yang mengikat lehernya sejak pagi, atmosfer sekarang terasa semakin panas. tawa taeil dan yuta lagi-lagi menggelegar. johnny sudah tidak tahan.
pesan beruntun akhirnya menjadi opsi selanjutnya. akhirnya taeil tersadar sebab ponselnya tak ada henti bergetar. johnny menyaksikan taeil menyimpan ponselnya kembali ke saku dan berpamitan pada yuta.
kedua laki-laki itu berpelukan cukup lama sebagai tanda perpisahan. setelah itu yuta membuat johnny cemburu lagi dengan mencuri kecupan di pipi taeil. bukannya marah, justru taeil tertawa.
"mas, udah lama?" pintu mobil terbuka dan pertanyaan tadi membuka percakapan mereka.
"baru nyampe."
taeil menghadap suaminya, "aku masak makanan kesukaan kamu loh. tadi aku telepon bunda minta ajarin."
johnny hanya berdeham.
"besok temenin aku ya datang ke grand opening salon kak irene."
johnny berdeham, lagi.
taeil menghela napas pelan. sesuatu tidak beres pasti terjadi pada suaminya. jadi taeil menyandarkan punggung pada bangku mobil seraya melipat tangan di dada.
"pake." kata johnny dengan tatapan serta nada dingin. ia menyodorkan dasi nya pada taeil.
tanpa babibu taeil memakai dasi johnny. lalu ia menatap johnny heran yang sedang memarkir mobil di garasi rumah.
tak terduga, johnny menarik dasi yang taeil kenakan tadi dengan agak kuat hingga rasanya ia seperti tercekik. taeil mempercepat langkahnya menyesuaikan langkah besar johnny masuk ke dalam rumah.
"apa-apaan sih mas?!"
"diam!" sentak johnny. tatapannya menajam disertai rahang mengeras.
"bisa-bisanya kamu narik aku kayak anjing?! orang tua ku bahkan gak pernah gituin aku!" teriak taeil.
"aku bilang diam ya diam!" balas johnny teriak. kedua matanya merah seperti akan menangis.
johnny menarik taeil menuju kamar mereka. dasi yang tadi melingkar di lehernya diganti menjadi ikat pinggang johnny. kedua tangan taeil juga diikat menggunakan dasi tadi. lalu ikat pinggang yang ada di leher taeil di ikat ke ujung kasur.
"mas lepasin!!"
seakan tuli, johnny melenggang ke kamar mandi tanpa menghiraukan panggilan-panggilan taeil.
. . .
urusan johnny di kamar mandi sudah selesai pria itu pun keluar dengan bathrobe. kakinya melangkah menuju suaminya yang menunduk terisak. secara paksa johnny melepaskan ikatan dasi di pergelangan tangan taeil. baju-baju yang menempel di tubuh mungil taeil dilepas paksa hingga dirobek. kemudian baju-baju tersebut di lempar ke sembarang arah.