Kring....kringg.. kringgg,....
Suara alarm ponsel berbunyi dengan keras. Irene terbangun dari tidurnya yang lelap. Sinar matahari sudah masuk melalui jendela. Setengah sadar Irene meraih ponselnya yang ada di meja.
Hah?? Udah jam 7.30 ?? Astaga!! Kesiangan!
Secepat kilat Irene mempersiapkan diri dan pergi ke kampus.
Brum... Brum.. Suara Irene memanaskan motornya
Aduh udah telat! Ren jalan dulu, Ma. Pamit Irene, pergi dengan sepedamotornya
Iya hati-hati, jangan ngebut. Makanya kamu tuh jangan begadang terus.
* * * * * * * * * * *
Hari ini hari pertama kali Irene masuk kuliah di Kampus Unyu. Yap, kebanyakan orang-orang menyebutnya begitu. Name tag dari kardus dan tali raffia sudah cukup menjadi aksesoris untuk pagi ini. Seragam hitam putih menjadi kewajiban tersendiri bagi mahasiswa baru. Nggak ketinggalan juga ikat rambut kuncir dua dan topi dari bola plastik sudah cukup mengindentifikasi mahasiswa yang akan diospek.
Duh, gimana nih... kan udah mulai dari jam 7.30 tadi. Mana kampusnya jauh lagi! ucap Irene yang mengendari sepedamotor dengan kecepatan 40 Km/jam.
Gara-gara nonton nonton drama korea sampe malem jadi begini deh... nyesel!!
Sepanjang jalan Irene selalu berceloteh dan kesal dengan dirinya.
Belok kiri, 100 meter lagi anda akan tiba di Kampus Unyu. ucap aplikasi maps yang ada di ponselnya.
Sip, bentar lagi nyampe. Masih bisa dikebut dah sebelum jam setengah sembilan!
Tiba tiba....
TTTIIIIIINNNNNNNNN... Woi kalo jalan tuh liat-liat dong!! Pake mata! ujar cowok dengan jaket hitam yang baru saja nyaris tabrakan dengan Irene.
Cowok bermotor itu langsung membuka helm hitamnya.
Emosi aja lo! Jelas-jelas gue udah sen kiri, lo aja tuh yang nggak lihat! Balas Irene dengan kesal.
Irene perlahan menatap wajah cowok tampan yang menggunakan masker putih dan kacamata itu.
Udah lah minggir lo! Cowok itu pergi dengan kecepatan tinggi, semacam hilang ditiup angin.
Duh, cowok satu itu nyebelin banget sih! Buang-buang waktu gue aja! Dasar bodoh banget lo Ren! ujarnya
* * * * * * * * * * *
Irene sedikit panik karena kini arlojinya sudah menunjukkan pukul 8.30 pas. Masalah dengan cowok itu cukup membuang-buang waktu. Irene semakin tidak bersemangat untuk mengikuti masa ospek kali ini.
Sambil menuju basement untuk mencari parkiran motor, Irene sudah melihat gerombolan mahasiswa baru yang berada di lapangan futsal, belakang gedung C.
Irene secepat kilat berlari ke arah lapangan.
Eh? Ternyata nggak gue doang yang telat! Banyak loh! Aman.. aman... ucap Irene lega.
Irene segera memasuki barisan bersama mahasiswa lain. Namun, Irene justru menjadi pusat perhatian senior-seniornya .
AHAHAHA.. heh dek! Helm lo takut ilang ya?! Sampe nggak dilepas gitu ahahah... ujar senior cowok yang berambut sebahu.
Bentar-bentar...gue panggil sesepuh kita dulu! Tambahnya.
Helm mahal nih boss! HAHAHAH.. balas senior lainnya.
Hei! Jangan gitu! Kasihan! ucap senior cewek berhijab
Peserta ospek juga ikut meramaikan ejekan senior-senior itu. Irene hanya menahan malu. Berdiam dan menunduk atas ejekan oleh senior-senior barunya.
Kenapa harus lo, sih Ren? Kenapa??? Bodoh banget lo! ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Bro
Teen FictionIrene, mahasiswa baru di Kampus Unyu. Yap, kampus favoritnya sejak SMK. Namun, Irene harus menerima harinya yang rusak karena ulahnya sendiri. Disisi lain Irene juga harus berhadapan dengan musuh barunya di kampus dan konflik - konflik yang dihadapi...