Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita dipertemukan dan dengan siapa kita berpisah. pertemuan dan berpisahan bukanlah perkara yang kita pilih dan bahkan terkadang bukan perkara yang kita inginkan saat kehidupan memihak untuk mempertemukan dengan yang kita inginkan maka itu merupakan satu kebaikan yang Allah anugerahkan sebagai hadiah bagi hambanya. Begitulah yang ku alami selama menjadi mahasiswa di bangku kuliah.
Menjadi orang asing diantara sesama pelajar mungkin bukan hal yang mudah kadang sering terjadi kejanggalan dan perbedaan baik dari segi tingkah ataupun perilaku belum lagi dituntut untuk menyesuakan diri dengan lingkungan sekitar ini bagiku benar-benar menantang.
Aku tahu akan resiko ini ketika memutuskan kuliah diluar negeri lebih banyak tanggung jawab kepada orang- orang yang sudah mau berkorban kepadaku hingga saat ini. Hari- hari yang kulalui sudah banyak merasakan pahit manisnya juga senang sedihnya kehidupan.
Bukan hanya masalah ekonomi bahkan aku sering di hadapkan dengan tuntutan untuk melakukan ini dan itu sementara aku tahu kalau kemampuanku tidak ada sedikitpun. Jalan keluar satu-satunya yaa terus melangkah kedepan tanpa mundur biarkan perlahan namun pasti, biar berhenti sejenak tidak untuk selesai namun untuk mengumpulkan tenaga agar bisa berlari lebih kencang.
Mimpi itu Allah kabulkan memang pada awalnya aku hanya punya modal keyakinan bisa kuliah di negerinya para nabi. Menimba ilmu Langsung dari sumbernya mungkin banyak orang diluar sana yang menginginkan posisi ini, dimana bisa kuliah di salah satu universitas ternama dan keilmuannya sudah di akui oleh dunia.
Maka tidak ada hak bagiku untuk melewatkan kesempatan ini . Tidak semua orang bisa kuliah di Al-Azhar namun Allah benar-benar membukakan jalan bagiku untuk niat Kali ini. Jadi kuputuskan untuk menjalaninya. Bisa atau tidaknya itu adalah urusan belakangan .
Sebelum memasuki bangku perkuliahan semua mahasiswa asing yang non arab harus mengikuti kelas bahasa terlebih dahulu saat itu merupakan tahun-tahun tersulit yang ku Alami selama hidup di Mesir tidak mengerti apa-apa dan tidak tahu apa- apa tentang kehidupan di negeri orang. Yang aku tahu aku punya tekad untuk menyelasaikan apa yang sudah aku mulai. Pantang mundur dari segala apa yang sudah diputuskan memulainya kesulitan dan rintangan merupakan hiasannya jika sudah sampai pada titik tujuan semua itu akan menjadi indah dan kenangan itu terasa ni'mat . Itulah yang kujadikan sebagai penyemangat dikala merasa dalam kesulitan.
Disaat kelas bahas berlagsung disinilah aku menemukan banyak kenalan dan orang-orang asing yang punya tujan sama denganku namun, diantara mereka tidak ada yang ujiannya separah diriku. Aku sadar sih perasaanku ini adalah salah, semua orang punya ujiannya masing - masing.
Tetapi kenapa aku selalu dipertemukan dengan orang yang berkecukupan dari segi finansial, hingga terkadang keadaan membuat merasa minder dari yang lainnya . Meski manusia di hadapan Allah sama namun kesulitan itu menjadikan langkah kaki terbengkalai untuk menapaki salah satu jalan menuju impian.
KAMU SEDANG MEMBACA
catatan kuliah
Short StoryBerjuang dengan segala cara saat badai kesulitan menerpa dari segala penjuru, tetap berusaha berdiri tegak padahal hati begitu terguncang karena ujian yang Allah berikan. begitulah yang ku alami saat memulai sebuah impian yaitu menimba Ilmu langs...