Cerita Tama dan Sara

6 1 2
                                    

Matahari masih belum tampak di belah timur. Tama mengambil tasnya dan bergegas mengeluarkan sepeda butut peninggalan Ayahnya. Dengan tergesa-gesa ia mengayuh sepedanya ke rumah Bu Nia untuk mengambil jatah kue yang ia jualkan. Tiba-tiba ia menghentikan laju sepedanya, ia lupa membangunkan Sara, adiknya. Ah, tidak apalah tidak sampai setengah jam sudah selesai, batinnya. Sara pasti belum bangun.

Tama mengayuh sepedanya lagi lebih lambat. Ia teringat ibu dan bapaknya yang telah meninggal setahun yang lalu karena tertabrak mobil. Kedua orang tuanya sedang mendorong gerobak sayur di dekat rumah saat pagi buta dan tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang hingga menabrak ibu bapaknya dan kemudian mobil itu menabrak dinding jembatan layang karena mabum katanya. Sejak itulah Tama mengurus adiknya sendiri.

Beberapa kali dinas sosial datang untuk membawa Tama dan Sara ke panti asuhan. Tetapi karena dipisahkan, Tama dan Sara melarikan diri dari kantor dinas sosial. Berhari-hari mereka tinggal di jalan, hingga akhirnya Tama dan Sara kembali kerumah dan memohon kepada warga kampung agar tidak melaporkan mereka ke dinas sosial dan warga menyetujuinya.

🍓

Setelah Mengambil kue dan menjualnya, Tama kembali ke rumah. Dilihatnya Sara sudah bangun dan telah mengenakan seragam. Tetapi Wajah Sara Terlihat Sedih.

"Wah, sudah cantik kok masih cemberut? Maafkan kakak ya tadi tidak sempat membangunkan." Kata Tama sambil menarik handuk untuk mandi.
"Kak, tahu tidak sekarang tanggal berapa?." tanya Sara pelan. Tama menatap kalender yang juga sedang dilihat oleh Sara "Tanggal 25 ya?"
"Kakak lupa ya hari ini hari apa?" tanya Sara.
Tama terdiam dan berfikir. "Sebentar ya, kakak mandi dulu."

Sebenarnya Tama ingat hari ini hari apa. Tetapi ia berpura-pura lupa. Ia tahu hari ini adalah ulang tahun Sara, hari ulang tanpa ibu dan bapak. Biasanya Sara meminta dibelikan es krim kepada ibu. Dada Tama terasa sesak. Ia belum punya uang sama sekali. Bayaran hasil jual kue akan dibayarkan 3hari lagi.

Begitu Tama keluar dari kamar mandi "Oh kakak ingat, ulang tahun sara ya? Selamat ulang tahun ya adikku sayang. Semoga sehat selalu dan tambah pintar."

"Sara ingin es krim, kak. Yang biasanya ibu belikan." kata Sara mengerek. Tama terdiam sambil mengenakan seragamnya. Otaknya berputar-putar mencari alasan.
"Hmm.. Nanti pulang sekolah kita beli es krimnya ya. Sekarang sekolah dulu."
"Sungguh ya kak?" kata Sara sambil tersenyum. Tama mengangguk pelan.

🍉

Hari ini Sara pulang lebih siang daripada Tama karena ada eskul. Tama mengayuh sepedanya ke rumah Bu Nia. Ia berkata dengan sopan kepada Bu Nia bahwa ia butuh uang itu. Dan Bu Nia memberikannya.

"Ayo beli es krim." kata Tama ketika menjemput Sara pulang sekolah.
"Maafkan Sara kak. Sara lupa kalau kakak tidak punya uang, Sara lupa kalau ibu dan bapak sudah tidak ada." kata Sara sambil menangis.
"Eh, kata siapa kakak tidak punya uang? Ayo kita beli es krim. Tapi jangan yang mahal ya. Sisa uangnya buat beli beras." kata Tama sambil memeluk adiknya.
"Terima Kasih ya, kak." kata sara sambil tersenyum.

Setelah Tama dan Sara mengobrol di depan sekolah akhirnya mereka berangkat menuju toko es krim yang biasanya Sara beli bersama ibu san bapaknya. Setelag mereka sampai akhrinya mereka memasuki toko es krim itu. Sara pun merasa senang dan dia langsung menghampiri kasir "Kakak, aku mau es krim vanilla pake cone." kata Sara. "Ayo Sara bilang sendiri ke kakak kasir." kata Tama. Akhirnya Sara memesan dan Tama membayarnya.

Setelah Sara mendapatkan es krimnya dia begitu senang "Terima Kasih, Kak!" kata Sara sambil locat kegirangan.
"Haha... Sara kamu sangat lucu. Hati-hati es krimnya jatuh." kata Tama sambil tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Tama Dan SaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang