Part 1

5 0 0
                                    


Sudah berapa kali ini aku dalam sebulan datang ke pernikahan temanku. Dalam bulan ini saja,  sudah 3 kali aku datang. Kenapa ngga sekalian aku jadi WO biar dapet cuan sekalian hhehe. Tapi ya aku senang melihat teman sekelas ku waktu SMA tersenyum lebar di pelaminan. 

"Lith, kira-kira abis ini kita mau kemana?" kata sahabatku bernama Sofy. Sofy merupakan teman baikku dari SMA hingga sekarang umurku 28 tahun. Berbeda dengan diriku yang masih single Sofy telah memiliki Tunangan yang pulang 3 bulan sekali, alias pelaut.

"Kemana ya py, kerumah gw aja deh kita nonton drakor"

"Yaelah Lith, bosen bet. suka banget sih di rumah gimana mau cari cowok. katanya lo mau liat2"

"Ya gw binggung, udah biasa sendiri juga. males tapi tambah males kalo di tanya mulu sama ortu"

Ya itulah kenyataan di umur segini 28 tahun, belum pernah sekali pun berpacaran. Pernah sih tapi lewat online ama bule itu termasuk pacaran ngga sih? ngga sih menurut gw. intinya adalah orang rumah udah nanya terus mengenai pasangan. tapi gw yang mau nyari pasangan juga males. udah biasa kemana-mana mandiri dan sendiri.

"Kita cafe aja deh yuk, sambil temenin gw lembur" kata sofy

"tetep ya lo ya, budak startup!"

"Sialan, lo juga kale"

iyah kita berdua merupakan  budak startup yang bisa di bilang sangat dynamic kerjanya. Deadline bisa kapan aja datang udah kayak tahu bulat. Walau kita tidak satu kantor untungnya kantor kita sebelahan. jadi gw yang ngga bisa bawa mobil bisa nebeng ama sahabat gw satu ini kalo pulang. kami memutuskan untuk ngopi di cafe yang satu gedung sama gedung pernikahan. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku melihatnya. aku melihat wanita itu lagi. Cantik sekali sekarang dia sudah memakai hijab. Terima kasih tuhan aku bisa melihatnya lagi. Tapi dia belum menikah kan? aku lihat dari tadi tanganya tidak ada cincin yang bertengger manis. apa aku deketin aja, ah jangan aku jadi nanti seperti playboy. 

Aku terkekeh melihatnya yang sedang berebutan lempar bucket dengan wanita lainnya. 

"Rez, kenapa? ada yang lo demen, gw liat itu mulut senyumnya ampe ke kuping?" kata temanku bernama Andra.

" Gw nemuin dia lagi  so pretty"

"Yang mana yang rambut pendek itu?yah cantik sih"

"Bukan, yang memakai kerudung pink itu"

"Yang chubby itu? hmm lumayan sih"

"Dia begitu cocok memakai baju dress itu, kerudungnya juga cantik"

"Emang lo udah tau namanya?"

"Belum sih dulu gw cuman ngikutin doang udah kayak stalker dulu gw"

"Gih samperin"

Saat aku memberanikan diri untuk mendekatinya. dia sudah keburu ditarik duluan oleh teman-temannya untuk foto bareng. Aku kembali menurunkan niatku untuk menyapanya. selam pesta ini berlangsung aku selalu menatapnya. aku sempat membuang muka malu saat temannya berambut pendek menatapku aneh. 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" Lo tau ngga sih Lith, dari tadi tuh ada satu cowok yang ngeliatin lo mulu?"

"Hah yg mana ngga sadar sih hehe, mungkin dia mikir yaampun tuh cewek udah gembrot makan mulu"

"Ih jangan pesimis, seriuh, eh! sumpah sekarang dia masuk cafe tuh! gw rasa sih dia tertarik sama lo! lumayan banget tuh tinggi, cakepnsfifwbibaobaf"

Selanjutnya aku tidak menghiraukan temanku Sofy berbicara apa, aku hanya melihat lurus ke pintu melihat lelaki itu memasuki ruangan. Woah dua kata untuk laki-laki itu, Gagah dan tampan.  Aku membuang muka saat dia melirik diriku. ahh malu. Sumpah deg degan aku langsung menundukan kepalaku. Jujur aku itu sangat memiliki self-esteem yang sangat rendah. Dulu beratku mencapat 100, walau sekarang sudah turun.

"Lith lith napa diem?"

"njir gw malunya keliatan ngga sih?"

Sofy terkekeh melihat perilaku. 

"Keliatan mah ngga, pipi tembem lo doang noh merah udah ke tomat"

shit dalam hatiku. kulitku itu putih mengikuti kulit mama yang orang sunda. kecil aku suka di bilang humairoh saking merahnya. lelaki itu dan mungkin temannya menyampiri bangku kami.

" Sorry, apa boleh duduk bareng?" kata lelaki tersebut

" kursi yang lain masih kosong kan mas?" kata diriku

"Tentu boleh!silahkan duduk" kata Sofy.

Sofy langsung meliriku tajam (bombastic side eye). aku tau pasti abis ini aku akan di ceramahi oleh sofy (gimana mau deket sama cowok kalo ada yang deketin aja dilarang)

"Terima kasih" kata teman lelaki itu

"Kita bukan cowok aneh kok, eh langsung minta duduk pasti aneh ya. hmm gini.." kata lelaku itu kikuk. aku hanya diam menatap matanya.

"Tadi mbanya dapet bunga kan? tadi yang nikah itu temen saya. mustinya mbanya dapet gift set ini tapi katanya lupa. tadi saya salah satu groomsmaid"

saat dia bilang gtu tentu aja aku seneng, siapa yang ngga mau hadiah. senyumku merekah sambil mengulurkan tanganku. aku menerimanya dengan riang.

"Thank you so much!" kataku pada lelaki itu. dia membalas senyumku.

"Jadi boleh kenalan kah Mba?" kata temen lelaki itu.

"Saya Sofy, teman saya yg ini namanya Litha" kata Sofy menerobos. dan dari sana aku mengetahui bahwa nama lelaki itu adalaha Nareza dan temanya bernama Andra. sebenernya yang lebih banyak berbicara adalah Sofy dan Andra itu. Si Narnar hanya diam dan kadang melirikku, ngga mau kepedean aku hanya abaikan dia saja. jujurli dulu aku sering banget kepedean tapi jatuhnya cape sendiri harap-harap doang.

"Sof, ngga jadi lembur? nanti makin malem?"

"Eh iya keseruan ngobrol. pulang aja deh"

aku langsung mengaguk kepadanya. jujurli aku sebenarnya introvert. aku ngga suka canggung jadi lebih baik pergi.

" Mba Litha, apakah aku boleh minta nomor telphon mba?" tiba-tiba si Narnar ini ngomong.

"Hah? " kataku diam membeku

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang